tirto.id - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis temuan terbaru ihwal preferensi warga Nahdlatul Ulama (NU) dan dinamika elektoral di Jawa Timur. Menurut survei ini, elektabilitas Partai Gerindra mengalami kenaikan, sedangkan PDIP cenderung menurun meski tetap unggul.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan dalam survei terbaru, elektabilitas Gerindra mencapai angka 22,2 persen. Sedangkan PDIP hanya 18,3 persen dan PKB mencapai 18 persen. Burhanuddin mengatakan survei ini menggunakan simulasi 18 nama dan lambang partai.
Padahal, kata Burhanuddin, selama ini Jawa Timur didominasi oleh dua partai politik, yakni PDIP dan PKB. Suara dua parpol ini di Pemilu 2019 sangat dominan, yakni sama-sama di atas 4 juta suara, sedangkan Gerindra finis di posisi ketiga dengan suara hanya sekitar 2,4 juta suara.
“Awalnya Gerindra tak mengancam, tapi belakangan mulai mengancam elektoral PDIP dan PKB,” kata Burhanuddin dalam siaran YouTube di akun Indikator Politik Indoensia dikutip Tirto, Kamis (1/2/2024).
Menurut Burhanuddin, kenaikan suara Gerindra seiring dengan makin mendekatnya Pemilu 2024. Dalam rilis survei yang dilakukan lembaga ini sebelumnya, Jawa Timur masih didominasi PDIP dan PKB.
Misalnya, survei pada 21-31 Desember 2023, elektabilitas Gerindra hanya 14,3 persen, sedangkan PDIP 22,2 persen dan PKB 17,8 persen.
“Ternyata ada indikasi dominasi PDIP dan PKB itu ditantang oleh Partai Gerindra,” ucap Burhanuddin.
Menurut Burhanuddin, kenaikan elektabilitas Gerindra terjadi karena dinamika pilpres.
“Pilpres punya efek elektoral terhadap partai yang terasosiasi dengan capres yang diusung," tutur Burhanuddin.
Survei Indikator Politik ini dilakukan pada 14-19 Januari 2024. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Jatim yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah.
Kemudian, penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 810 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 810 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±3.5% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur yang terdistribusi secara proporsional. Lalu, responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Abdul Aziz