Menuju konten utama

Neraca Dagang Indonesia Catat Surplus Selama 48 Bulan Beruntun

Surplus perdagangan pada April 2024 ini didorong oleh nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.

Neraca Dagang Indonesia Catat Surplus Selama 48 Bulan Beruntun
Pudji Ismartini. foto/Dok. BPS

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia berhasil surplus selama 48 bulan beruntun atau sudah 4 tahun. Surplus pada April 2024 tercatat sebesar 3,56 miliar dolar AS.

"Meskipun demikian surplus April 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Dia mengungkap, surplus perdagangan pada April 2024 ini didorong oleh nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor. Tercatat, nilai ekspor Indonesia mencapai 19,62 miliar dolar AS, sedangkan kinerja impor sebesar 16,06 miliar dolar AS.

Pudji menyampaikan, surplus neraca perdagangan April 2024 ini ditopang oleh komoditas nonmigas yaitu sebesar 5,17 miliar dolar AS. Sementara itu, komoditas utama penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral HS27, lemak dan minyak hewan atau nabati HS15, lalu besi dan baja HS72.

"Surplus neraca perdagangan nonmigas April 2024 ini lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan lalu dan juga bulan yang sama pada tahun lalu," ujar Pudji.

Di samping itu, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar 1,61 miliar dolar AS. Pudji menyampaikan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

Dia encatat, neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 Indonesia mengalami surplus terbesar dengan tiga negara mitra, yakni dengan India sebesar 1,461 miliar dolar AS, Amerika Serikat 1,09 miliar dolar AS, dan Filipina 699 miliar dolar AS.

"Surplus terbesar yang dialami dengan India ini didorong oleh komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, logam mulia dan perhiasan atau permata," bebernya.

Sementara itu, Indonesia mengalami defisit perdagangan terdalam dengan tiga negara mitra dagang, yakni Australia defisit 0,44 miliar dolar AS, Brazil defisit 0,39 miliar dolar AS, dan Thailand defisit 0,16 miliar dolar AS.

"Defisit terdalam yang dialami dengan Australia ini didorong oleh komoditas bahan bakar mineral, biji logam terak dan abu, dan serelia," pungkas Pudji.

Baca juga artikel terkait NERACA DAGANG atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang