Menuju konten utama

Cegah Banjir Susulan, BMKG Modifikasi Cuaca Langit Sumatra Barat

BMKG bakal melakukan operasi TMC sebagai upaya percepatan penanganan darurat banjir lahar dingin di Sumatra Barat.

Cegah Banjir Susulan, BMKG Modifikasi Cuaca Langit Sumatra Barat
Petugas SAR melakukan pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Manunggal, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (13/5/2024). ANTARA FOTO/Givo Alputra/Lmo/tom.

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bakal melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) sebagai upaya percepatan penanganan darurat banjir lahar dingin di Sumatra Barat. TMC akan disiapkan bersama antara BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan pihaknya kini tengah menyiapkan dan memperhitungkan jumlah sortie yang akan dilakukan dengan melihat dinamika cuaca di Sumatera Barat. Persiapan dilakukan untuk operasi selama tujuh hari ke depan.

"Untuk TMC masih kami hitung (berapa sortie), tapi kami akan siapkan kurang lebih untuk periode sekitar enam sampai tujuh hari," katanya dalam keterangan yang diterima, Rabu (15/5/2024).

Ia menyebutkan, jumlah sortie yang dilakukan tergantung pertumbuhan awan di sekitar lokasi. Agar modifikasi cuaca berhasil, sortie pernah dilakukan sebanyak 4 hingga 11 kali.

"Bisa sampai 4 [kali], bahkan 11 sortie pernah kami lakukan, tapi tidak selalu tergantung pertumbuhan awan tadi," tutur Dwikorita.

Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto menyebutkan operasi TKC dilakukan untuk mengevakuasi warga serta memperbaiki sarana dan prasarana di daerah terdampak.

"Kami tidak ingin dalam usaha pada tahap tanggap darurat ini terhambat lagi prosesnya karena adanya turun hujan dan cuaca buruk sehingga adanya bencana susulan, maka hari ini sudah bergerak pesawat untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca besok kita lanjutkan lagi di wilayah Sumatra Barat diharapkan seminggu ke depan tidak ada hujan," urai Suharyanto.

Ia mengungkapkan, BNPB tengah berupaya untuk merelokasi warga yang kediamannya rusak atau berada di dekat aliran sungai. Selain direlokasi, warga yang rumahnya mengalami kerusakan akan diberikan bantuan Rp60 juta untuk rusak berat, Rp30 juta untuk rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan.

"Kalau ada relokasi maka pemerintah daerah menyiapkan lahan dan pemerintah pusat yang akan bangun. Bila tidak direlokasi, maka kami akan siapkan opsi lain seperti perbaikan," urai Suharyanto.

Baca juga artikel terkait BANJIR atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Anggun P Situmorang