tirto.id - Memilih tempat tinggal di luar negeri bukan hanya soal budaya dan gaya hidup, tetapi juga biaya hidup yang harus diperhitungkan. Beberapa negara di dunia dikenal memiliki biaya hidup yang sangat tinggi, mulai dari harga sewa tempat tinggal, kebutuhan pokok, hingga transportasi dan layanan kesehatan.
Faktor seperti pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah, dan tingkat permintaan properti turut memengaruhi mahalnya biaya hidup di negara-negara ini. Lalu, negara mana saja yang termasuk dalam daftar 15 negara dengan biaya hidup termahal di dunia?
Ketika membahas tentang menimba ilmu atau bekerja di luar negeri, biaya hidup menjadi salah satu faktor penting yang menentukan seseorang dalam memilih negara tujuan. Negara dengan biaya hidup termahal di dunia umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.
Beberapa penyebab umum yang membuat biaya hidup di suatu negara menjadi sangat tinggi antara lain adalah tingkat pendapatan yang tinggi, yang umumnya sejalan dengan mahalnya harga barang dan jasa. Selain itu, besarnya pajak serta regulasi yang ketat pada sektor-sektor penting, seperti perumahan, transportasi, dan kesehatan, turut mendorong naiknya biaya hidup.
Faktor lainnya termasuk ketergantungan pada impor untuk kebutuhan pokok, keterbatasan lahan, dan stabilitas ekonomi yang kuat yang mendorong permintaan tinggi terhadap layanan berkualitas. Sehingga, meskipun mahal, masih banyak orang yang tertarik untuk mencoba hidup di negara-negara dengan biaya termahal di dunia.
Negara Mana yang Memiliki Biaya Hidup Paling Mahal?
Memahami faktor-faktor yang menentukan tingginya biaya hidup di suatu negara sangat penting, terutama bagi kamu yang berencana untuk bepergian, bekerja, atau menetap di luar negeri. Persiapan finansial yang matang akan membantu dalam menghadapi tantangan ekonomi di negara tujuan.
Dengan riset yang tepat dan perencanaan yang baik, pindah ke negara dengan biaya hidup termahal di dunia bukanlah hal yang mustahil.
1. Switzerland

Keindahan alam yang menakjubkan dan standar hidup yang menjadi panutan banyak negara menjadikan Switzerland dikenal sebagai salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia.
Negara ini tak hanya menawarkan pemandangan pegunungan Alpen yang memukau, tetapi juga kualitas hidup yang luar biasa, termasuk dalam hal pendidikan dan layanan kesehatan.
Stabilitas ekonomi dan politik yang kuat turut berkontribusi pada tingginya biaya hidup di Switzerland. Negara termahal di dunia ini memiliki sistem transportasi umum yang efisien, infrastruktur kelas dunia, serta tingkat keamanan yang sangat baik.
Selain itu, tingkat upah yang tinggi diiringi dengan harga barang dan jasa yang mahal, mulai dari kebutuhan pokok, perumahan, hingga hiburan.
Rata-rata biaya hidup di Switzerland untuk satu orang diperkirakan sekitar CHF 1.539 atau sekitar Rp 27,8 juta per bulan. Sementara itu, untuk keluarga dengan empat anggota, pengeluaran bulanan dapat mencapai sekitar CHF 5.638 atau Rp 101,9 juta. Indeks biaya hidup di negara ini berada pada kisaran 130–140, jauh di atas rata-rata global.
2. Norwegia
Negara dengan biaya hidup termahal berikutnya adalah Norwegia, yang terkenal sebagai destinasi wisata unggulan berkat keindahan alamnya seperti fjord, pegunungan, dan fenomena aurora borealis.
Beberapa faktor yang menjadikan Norwegia sebagai negara biaya hidup termahal di dunia antara lain ekonomi yang stabil, sistem kesejahteraan yang baik, serta tingkat keamanan yang sangat tinggi. Negara ini juga dikenal dengan fasilitas kesehatan berkualitas tinggi, transportasi umum yang efisien, dan lingkungan yang bersih.
Norwegia juga menerapkan pajak tinggi untuk mendukung layanan publik yang prima, namun harga kebutuhan pokok, makan di restoran, dan biaya sewa tempat tinggal tetap tergolong mahal. Terlebih lagi, ketergantungan pada impor untuk beberapa produk turut menaikkan harga barang di pasar domestik.
Rata-rata biaya hidup di Norwegia untuk satu orang berada di angka sekitar NOK 20.000 atau sekitar Rp 29,3 juta per bulan. Sedangkan untuk keluarga dengan empat anggota, biaya bulanan bisa mencapai NOK 40.000 atau sekitar Rp 58,7 juta. Indeks biaya hidupnya berkisar antara 110–120.
3. Islandia

Islandia terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau, mulai dari air terjun megah dengan panorama menakjubkan hingga gletser berwarna putih salju.
Keindahan alam ini menjadikan Islandia sebagai destinasi impian banyak orang, meskipun negara ini juga dikenal sebagai salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan tingginya biaya hidup di Islandia adalah ketergantungan pada impor, biaya energi, dan tingginya pajak barang dan jasa.
Sebagian besar kebutuhan pokok, seperti makanan dan barang konsumsi, diimpor karena kondisi iklim yang kurang mendukung pertanian. Selain itu, biaya untuk kebutuhan sehari-hari, seperti sewa tempat tinggal, belanja bahan makanan, serta layanan kesehatan, juga tergolong mahal.
Rata-rata perkiraan biaya hidup di Islandia untuk satu orang per bulan adalah sekitar ISK 280,710 atau sekitar Rp 32,6 juta, sedangkan untuk keluarga dengan empat anggota mencapai ISK 631,552 atau sekitar Rp 73,5 juta. Islandia memiliki indeks biaya hidup yang cukup tinggi, berada di kisaran 130–140.
4. Denmark

Denmark dikenal sebagai salah satu negara paling mahal di dunia dengan kualitas hidup tinggi, didukung oleh sistem kesejahteraan yang kuat dan kualitas hidup yang sangat baik.
Warga Denmark menikmati layanan kesehatan dan pendidikan publik yang berkualitas, serta lingkungan yang aman dan bersih.
Meskipun sistem kesehatan di Denmark dibiayai oleh pemerintah, beberapa warga tetap memilih asuransi kesehatan swasta untuk layanan yang lebih cepat, meskipun biayanya cukup mahal.
Selain itu, harga bahan makanan di Denmark termasuk yang tertinggi di Eropa karena tingginya pajak dan biaya produksi. Biaya transportasi, baik umum maupun pribadi, juga relatif mahal, meski sejalan dengan kualitas layanan yang ditawarkan.
Untuk biaya hidup, rata-rata pengeluaran satu orang per bulan di Denmark adalah sekitar EUR 1,000 atau sekitar Rp 17 juta, sedangkan keluarga dengan empat anggota memerlukan sekitar EUR 5,000 atau sekitar Rp 82,2 juta. Indeks biaya hidup di Denmark berada pada kisaran 120–130.
5. Singapura

Singapura merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam kategori negara termewah di dunia.
Negara ini dikenal memiliki infrastruktur kelas dunia serta fasilitas pendidikan dan layanan kesehatan terbaik. Dengan sistem transportasi yang efisien, keamanan yang tinggi, dan lingkungan yang bersih, Singapura menjadi destinasi populer bagi ekspatriat dan wisatawan, meskipun biaya hidupnya tergolong mahal.
Komponen biaya hidup yang paling membebani di Singapura adalah sewa tempat tinggal, harga bahan makanan, dan fasilitas kesehatan.
Harga sewa apartemen, terutama di area pusat seperti Orchard Road atau Marina Bay, bisa sangat tinggi. Selain itu, meskipun terdapat pusat jajanan murah (hawker centres), makan di restoran, terutama di kawasan bisnis, dapat menguras kantong.
Rata-rata biaya hidup untuk satu orang di Singapura berada di kisaran SGD 1,500 atau sekitar Rp18,2 juta per bulan. Sementara itu, keluarga dengan empat anggota memerlukan sekitar SGD 5,000 atau Rp60,9 juta per bulan. Berdasarkan indeks biaya hidup global, Singapura memiliki skor antara 90 hingga 100.
6. Luksemburg
Luksemburg merupakan sebuah negara kecil yang terletak di Eropa Barat, memiliki perekonomian yang kuat, didukung oleh sektor keuangan, teknologi, serta ekspor besi dan baja.
Negara ini juga menjadi markas berbagai institusi Uni Eropa, yang berkontribusi pada tingginya standar hidup di sana, yang menjadikannya sebagai salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia.
Tingginya biaya hidup di Luksemburg sebagian besar dipengaruhi oleh harga perumahan yang mahal. Baik untuk pembayaran hipotek maupun sewa, biaya tempat tinggal dapat menghabiskan hingga setengah dari anggaran rumah tangga.
Selain itu, pengeluaran untuk makanan dan kebutuhan sehari-hari juga tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, meskipun untuk transportasi umum di Luksemburg hampir semuanya gratis.
Biaya hidup untuk satu orang di Luksemburg diperkirakan sekitar EUR 950 atau Rp16,1 juta per bulan. Sementara itu, keluarga dengan empat anggota memerlukan sekitar EUR 3,300 atau Rp56,2 juta per bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Indeks biaya hidup di negara ini berada pada angka 120 hingga 130.
7. Hong Kong

Hong Kong termasuk salah satu wilayah di Asia yang menjadi negara paling mahal di dunia. Salah satu penyebab utamanya adalah harga properti yang sangat tinggi, menjadikannya salah satu pasar perumahan termahal secara global.
Selain itu, harga barang dan jasa di Hong Kong juga tergolong mahal, mulai dari makanan, transportasi, hingga kebutuhan sehari-hari.
Faktor lain yang turut berkontribusi adalah sistem layanan kesehatan. Meskipun pemerintah menyediakan layanan kesehatan bersubsidi, asuransi kesehatan swasta di Hong Kong sangat mahal, sehingga menambah beban pengeluaran masyarakat.
Selain itu, meskipun transportasi umum di Hong Kong efisien, biayanya tetap menjadi salah satu yang tertinggi di Asia. Harga bahan makanan juga relatif mahal, terutama untuk produk impor yang banyak dikonsumsi di kota ini.
Untuk biaya hidup, pengeluaran bulanan rata-rata di Hong Kong untuk satu orang mencapai sekitar HKD 20.000 atau sekitar Rp42 jutaan, sedangkan untuk keluarga dengan empat anggota bisa mencapai HKD 69.000 atau sekitar Rp144,9 jutaan. Indeks biaya hidup di Hong Kong berada pada kisaran 130–140.
8. Australia

Australia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia, terutama di kota-kota besar seperti Sydney dan Melbourne.
Kedua kota ini terkenal dengan kualitas hidup yang tinggi dan infrastruktur modern, tetapi di balik itu terdapat biaya hidup yang cukup mahal. Faktor lain yang menonjol adalah kaya akan budaya lokal yang masih kental meskipun modernisasi terus berkembang.
Biaya perumahan di kota-kota besar Australia cenderung tinggi, begitu juga dengan harga bahan makanan yang sering kali lebih mahal dibanding negara lain, terutama untuk produk segar dan impor.
Transportasi umum, meskipun berkualitas baik, tetap memakan biaya yang tidak sedikit bagi para komuter. Di sektor kesehatan, meskipun ada sistem subsidi melalui Medicare, asuransi kesehatan swasta di Australia tetap mahal dan bervariasi tergantung cakupan layanan.
Untuk biaya hidup bulanan, satu orang di Australia menghabiskan sekitar AUD 2.500 atau sekitar Rp26 jutaan, sedangkan keluarga dengan empat anggota memerlukan sekitar AUD 8.500 atau sekitar Rp88,4 jutaan. Indeks biaya hidup Australia berada pada kisaran 100–110.
9. Swedia

Swedia termasuk salah satu negara biaya hidup termahal di dunia. Salah satu penyebab utamanya adalah tingkat pajak yang tinggi dan sistem kesejahteraan sosial yang kuat, yang menjadikan standar hidup warganya sangat berkualitas.
Warga Swedia menikmati layanan pendidikan dan kesehatan yang sebagian besar dibiayai oleh negara, meskipun penggunaan asuransi kesehatan swasta tetap umum dan dapat menambah pengeluaran.
Selain itu, biaya sewa bulanan di Swedia tergolong tinggi karena banyak lingkungan perumahan yang menawarkan fasilitas premium dan standar hunian yang ketat. Harga kebutuhan pokok seperti bahan makanan juga relatif mahal, terutama di kota-kota besar seperti Stockholm dan Gothenburg.
Rata-rata biaya hidup untuk satu orang di Swedia berkisar SEK 20.000 atau sekitar Rp30,5 juta per bulan. Sementara itu, untuk keluarga dengan empat anggota, biaya hidup dapat mencapai SEK 35.000 atau sekitar Rp53,4 juta per bulan. Indeks biaya hidup di Swedia berada pada kisaran 110-120.
10. Belanda

Belanda yang dikenal dengan julukan Negeri Kincir Angin, juga termasuk dalam daftar negara dengan biaya hidup tertinggi.
Hal ini disebabkan oleh standar hidup yang tinggi, pajak yang besar, dan biaya sewa tempat tinggal yang mahal, terutama di kota-kota besar seperti Amsterdam, Rotterdam, dan Utrecht. Permintaan perumahan yang tinggi, ditambah dengan keterbatasan lahan, membuat harga properti dan sewa apartemen melonjak.
Di sektor kesehatan, meskipun layanan kesehatan dasar di Belanda dibiayai publik, setiap penduduk diwajibkan memiliki asuransi kesehatan yang premi bulanannya cukup mahal.
Selain itu, harga kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan dan transportasi umum juga relatif tinggi, meskipun kualitas layanan yang ditawarkan sangat baik. Transportasi di Belanda terkenal efisien, terutama sepeda dan jaringan kereta, tetapi tetap membutuhkan biaya langganan yang tidak sedikit.
Biaya hidup untuk satu orang di Belanda diperkirakan sekitar EUR 1.000 atau sekitar Rp17 juta per bulan. Sementara itu, keluarga dengan empat anggota memerlukan sekitar EUR 4.000 atau sekitar Rp68,1 juta per bulan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Indeks biaya hidup di Belanda juga berada pada kisaran 110-120.
11. Finlandia

Finlandia termasuk salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia. Sewa tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari di negara ini cukup tinggi, meskipun layanan kesehatan publik sebagian besar dibiayai oleh pemerintah.
Namun, asuransi kesehatan swasta di Finlandia tergolong mahal bagi mereka yang menginginkan layanan medis tambahan.
Selain itu, gaya hidup masyarakat Finlandia yang mengutamakan kualitas makanan terbaik, kegiatan keluarga yang berkualitas, serta apresiasi terhadap arsitektur yang indah dan pemandangan alam yang menakjubkan turut berkontribusi terhadap tingginya biaya hidup di negara ini.
Finlandia juga memiliki sistem pendidikan dan kesejahteraan sosial yang sangat baik, yang berdampak pada tingginya pajak dan harga barang serta jasa.
Rata-rata biaya hidup di Finlandia untuk satu orang berkisar antara EUR 1.700 atau sekitar Rp 28,9 juta, sedangkan untuk keluarga dengan empat anggota mencapai EUR 4.000 atau sekitar Rp 68,1 juta. Indeks biaya hidup di Finlandia berada di kisaran 110-120.
12. Prancis

Siapa yang tak kenal dengan Prancis, negara yang terkenal dengan keindahan arsitekturnya, budaya seni yang kaya, dan nuansa romantisnya? Tak hanya menjadi destinasi wisata impian, Prancis juga termasuk salah satu negara dengan biaya hidup tertinggi di dunia.
Salah satu faktor utama yang membuat biaya hidup di Prancis mahal adalah harga sewa tempat tinggal, terutama di kota-kota besar seperti Paris, yang menjadi pusat ekonomi dan budaya. Selain itu, harga makanan di restoran juga cukup tinggi, dan biaya bahan bakar di Prancis termasuk salah satu yang paling mahal di Eropa.
Sebagai pusat mode dunia, Prancis menawarkan berbagai produk fesyen mewah yang menjadi daya tarik bagi penduduk lokal maupun wisatawan. Hal ini semakin memperkuat citra negara ini sebagai salah satu tempat dengan standar hidup yang tinggi.
Rata-rata biaya hidup di Prancis untuk satu orang berkisar sekitar EUR 1.630 atau sekitar Rp 27,7 juta, sedangkan untuk keluarga dengan empat anggota mencapai EUR 4.630 atau sekitar Rp 78,9 juta. Indeks biaya hidup di Prancis berada di angka 100-110.
13. Amerika Serikat
Amerika Serikat termasuk salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia. Faktor utamanya berasal dari biaya tempat tinggal yang sangat tinggi, terutama di kota-kota besar seperti New York, San Francisco, dan Los Angeles.
Selain itu, layanan kesehatan di Amerika Serikat terkenal mahal, bahkan untuk penduduk lokal yang memiliki asuransi. Biaya pendidikan di negara ini juga sangat tinggi, ditambah dengan pengeluaran harian seperti makanan, transportasi, dan pajak yang turut memperbesar beban biaya hidup.
Rata-rata biaya hidup untuk satu orang di Amerika Serikat berkisar antara USD 2,500–4,500 atau sekitar Rp 40–73 juta per bulan, yang sudah mencakup makanan, sewa tempat tinggal, transportasi, layanan kesehatan, dan pajak. Sementara itu, indeks biaya hidup di Amerika Serikat berada dalam kisaran 90–100.
14. Jepang

Sebagai salah satu negara maju di Asia, Jepang juga masuk dalam daftar negara dengan biaya hidup termahal.
Faktor utama yang menyebabkan tingginya biaya hidup di Jepang adalah terbatasnya lahan, terutama di kota besar seperti Tokyo dan Osaka, yang membuat harga sewa tempat tinggal melonjak.
Selain itu, meskipun transportasi umum di Jepang terkenal efisien, biaya langganan transportasi tetap cukup tinggi bagi penduduk lokal dan pendatang. Kualitas layanan publik, barang, dan jasa yang sangat baik turut berkontribusi pada tingginya pengeluaran sehari-hari.
Untuk biaya hidup satu orang di Jepang, rata-rata berada di kisaran JPY 166,000 atau sekitar Rp 18 juta per bulan. Sementara itu, keluarga dengan empat anggota membutuhkan sekitar JPY 318,999 atau Rp 34 juta per bulan. Indeks biaya hidup di Jepang diperkirakan berada pada angka 90–100.
15. Inggris

Terakhir, Inggris juga termasuk dalam daftar negara dengan biaya hidup termahal di dunia. Penyebab utamanya adalah tingginya permintaan akan sewa tempat tinggal, terutama di kota-kota besar seperti London, Manchester, dan Birmingham.
Selain itu, pajak yang tinggi dan harga barang serta jasa yang mahal turut memperberat pengeluaran harian. Meski sistem layanan kesehatan nasional (NHS) menyediakan layanan gratis untuk warganya, pengeluaran lain seperti makanan, transportasi, dan hiburan tetap tergolong tinggi.
Biaya hidup untuk satu orang di Inggris rata-rata mencapai EUR 1,800 atau sekitar Rp 30,6 juta per bulan. Untuk keluarga dengan empat anggota, biaya hidup dapat mencapai EUR 4,500 atau sekitar Rp 76,6 juta per bulan. Indeks biaya hidup di Inggris berada dalam rentang 100–110.
Tertarik untuk tinggal di salah satu negara dengan biaya hidup termahal di atas? Selain membutuhkan persiapan finansial yang matang, perlu perencanaan bijak sebelum berencana melanjutkan studi atau bekerja di negeri lain.
Dengan perencanaan yang tepat, tantangan menghadapi tingginya biaya hidup dapat diatasi, sehingga pengalaman tinggal di luar negeri tetap nyaman dan bermanfaat.
Penulis: Marhamah Ika Putri
Editor: Yulaika Ramadhani