Menuju konten utama

Apa Tujuan Cap Go Meh, Pulau Kemaro, dan Tradisi Perayaannya?

Apa tujuan Cap Go Meh? Bagaimana acara Cap Go Meh di Pulau Kemaro? Apa saja tradisi perayaannya?

Apa Tujuan Cap Go Meh, Pulau Kemaro, dan Tradisi Perayaannya?
Penari Barongsai beraksi pada tonggak saat Festival Cap Go Meh di Buddhist Center Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (9/2/2025). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Apa tujuan Cap Go Meh pada malam ke-15 perayaan Imlek? Bagaimana acara Cap Go Meh di Pulau Kemaro dan tradisi perayaannya? Simak ulasan lengkap melalui artikel ini.

Kata Cap Go Meh berasal dari dialek Tiociu atau Hokkien. Istilah ini terdiri dari kata “Cap Go” yang artinya “lima belas” dan “Meh” artinya malam.

Seperti namanya, perayaan itu secara harfiah berarti "malam kelima belas" sejak Tahun Baru Imlek. Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur terpenting bagi orang Tionghoa.

Festival Cap Go Meh di Samarinda

Pengunjung berjalan di depan dekorasi Tionghoa saat berlangsungnya Festival Cap Go Meh di Buddhist Center Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (9/2/2025). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Tujuan Peringatan Tujuan Cap Go Meh

Pada saat Imlek, salah satu yang dinantikan ialah Cap Go Meh pada tanggal ke-15 bulan pertama penanggalan China. Cap Go Meh dalam bahasa Hokkien berarti “malam kelimabelas”.

Selain itu, Cap Go Meh juga menjadi akhir dari rangkaian perayaan Imlek yang digelar pada tanggal 15 pada bulan pertama menurut penanggalan Cina.

Dalam perayaan Cap Go Meh, pertunjukan barongsai dan lampion menjadi salah satu yang paling dinantikan selama Imlek.

Pada tahun ini, Cap Go Meh akan dirayakan hari Rabu, 12 Februari 2025. Perhitungan berdasarkan Tahun Baru Imlek yang dimulai sejak Rabu, 29 Januari 2025.

Pada saat Cap Go Meh, masyarakat Tionghoa berkumpul dan mengucap kata-kata positif. Misalnya Thiam Hok Thiam Siu. Artinya adalah tambah kaya, tambah sejahtera, makmur dan bahagia.

Cap Go Meh merupakan ucapan syukur atas berkah yang diterima. Tak hanya itu, Cap Go Meh juga menjadi momen pengharapan agar tahun depan lebih baik dan diberikan kesejahteraan serta keselamatan.

Peringatan Cap Go Meh juga dikenal dengan nama Festival Lentera atau Lampion. Orang-orang akan pergi keluar untuk melihat bulan, menerbangkan lampion, hingga makan bersama keluarga dan kerabat dekat.

Cap Go Meh di Pulau Kemaro

Cap Go Meh di Pulau Kemaro diselenggarakan lebih awal dari jadwal biasanya. Cap Go Meh memang bertepatan dengan 12 Februari 2025. Namun, masyarakat yang ingin merayakan Cap Go Meh di Pulau Kemaro bisa datang lebih awal sejak 10 Februari 2025.

Perayaan Cap Go Meh dirayakan dua hari lebih awal karena kondisi pasang surut Sungai Musi. Tepat pada Cap Go Meh 2025, kondisi sedang surut sehingga perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro dipercepat agar kapal yang membawa warga Tionghoa dari Palembang dan berbagai daerah lain dapat bersandar di Pulau Kemaro.

Salah satu yang dipersiapkan untuk menyambut masyarakat di Pulau Kemaro adalah menata dermaga dan membuat jembatan terapung dari samping pabrik PT Pusri ke Pulau Kemaro.

Setidaknya ada dua alternatif bagi masyarakat umum agar bisa menuju Pulau Kemaro. Pertama, berjalan kaki menyeberang menggunakan jembatan apung. Kedua, menggunakan kapal tongkang gratis.

Kapal tongkang gratis disediakan panitia dari kawasan Pasar 16 Ilir pada 10 Februari 2025 mulai pukul 18.00 WIB dan 11 Februari mulai pukul 16.00 WIB.

Selain merayakan Cap Go Meh, masyarakat yang datang ke Pulau Kemaro juga dapat berwisata melihat pagoda berlantai sembilan, Klenteng Hok Tjing Rio, dan peninggalan sejarah makam putri Sriwijaya Siti Fatimah.

LOMBA BARONGSAI

pemain barongsai beratraksi saat perlombaan barongsai di klenteng poncowinatan, di yogyakarta, senin (22/2). perlombaan yang diikuti oleh sejumlah kelompok barongsai itu menjadi bentuk apresiasi kepada para penggiat kesenian barongsai serta guna mengenalkanya kepada masyarakat umum. antara foto/andreas fitri atmoko/aww/16.

Tradisi Perayaan Cap Go Meh

Sebagai perayaan penutup Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh selalu digelar dengan meriah oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia. Perayaan ini sarat makna dan tradisi unik karena memadukan budaya Tionghoa dan lokal.

Misalnya Lontong Cap Go Meh. Ini merupakan simbol kebersamaan dan keberuntungan. Masyarakat juga akrab dengan sajian tang yuan (bola tepung beras), nian gao (kue keranjang), dan yuanxiao (ronde).

Selain makanan, lampion-lampion berwarna merah dan emas juga menghiasi rumah, klenteng, hingga jalan raya. Ini melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.

Yang paling banyak dinanti ialah atraksi barongsai. Tarian singa yang lincah dan penuh semangat dipercaya mampu mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.

Baca juga artikel terkait CAP GO MEH atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo & Fitra Firdaus