tirto.id - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengklaim kecukupan stok beras beras nasional saat ini mencapai 3,4 juta ton. Stok ini bahkan disebutnya menjadi tertinggi selama puluhan tahun atau bahkan sejak Indonesia merdeka.
“Pertama, capaian stok beras kita tertinggi selama 23 tahun. Bahkan bisa jadi itu selama merdeka,” jelas Amran dalam keterangan resmi yang diterima Tirto, Jumat (2/5/2025).
Selain masalah stok, kata Amran, serapan beras yang dilakukan oleh Perum Bulog juga tercatat positif. Sampai dengan April Bulog berhasil menyerap 1,3 juta ton beras. Ini juga menjadi rekor serapan tertinggi selama tujuh tahun terakhir yang rata-rata hanya mencapai 1,2 juta ton.
Hingga 28 April 2025, Bulog juga telah menyewa gudang tambahan untuk menampung 1,15 juta ton beras. Adapun serapan harian Bulog untuk saat ini tercatat sebesar 51.530 ton per hari, sehingga stok beras nasional di gudang Bulog telah mencapai 3.256.428 ton.
Pun dari segi produksi, lanjuta Amran juga cukup baik. Berdasarkan data BPS hingga April 2025, produksi gabah nasional mencapai 13,9 juta ton. "Kedua adalah produksi kita lompatannya tertinggi juga sesuai BPS, bukan kata saya,” imbuh Amran.
Capaian positif ini, kata Amran, tak lepas dari reformasi regulasi pupuk yang telah memangkas 145 aturan dan persetujuan lintas kementerian hingga kepala daerah. Kini, kebijakan baru yang dirumuskan dalam bentuk Perpres dan Inpres, memangkas birokrasi menjadi hanya melibatkan Kementan, PT Pupuk Indonesia, dan Gapoktan atau pengecer.
“Hasilnya, tanggal 1 Januari pukul 00.00 lewat 2 detik, petani sudah tebus pupuk. Volume distribusi Januari yang biasanya 300 ribu ton, naik dua kali lipat jadi 630 ribu ton,” ungkapnya.
Kebijakan percepatan dan penyederhanaan subsidi pupuk ini dinilai berhasil menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara paling produktif di dunia dalam sektor pangan.
Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan kinerja sektor pertanian beberapa tahun terakhir terus mengalami kemajuan. Bahkan dalam kurun waktu 2024-2025, peningkatan produksi beras dalam negeri mengalami lompatan yang cukup tinggi.
“Kinerja sektor agriculture kita lagi bagus, terutama sesudah kita mengalami el Nino beberapa tahun terakhir. Itu prestasi di saat dunia goncang kalau sektor pangan tenang maka itu adalah modal yang kuat,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi April 2025, di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Sri Mulyani mengatakan, tahun ini pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan langkah cepat dengan menambah subsidi pupuk sehingga bisa terdistribusikan kepada jutaan petani secara baik dan berdampak besar pada peningkatan produktivitas.
“Tahun ini musim tanam berjalan baik, subsidi pupuk dilakukan secara sangat dini, bahkan APBN memberikan subsidi pupuk sehingga bisa terbagikan kepada petani dan dengan reform (pembaruan) di sektor distribusi pupuk yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian sehingga petani bisa mendapat pupuk. Ini yang menyebabkan kenapa banyak panen sangat bagus,” katanya.
Sri Mulyani menambahkan, kinerja serapan gabah yang dilakukan Bulog dan dorongan langsung Kementerian/Lembaga telah memberi dampak besar terutama pada stabilitas hasil panen petani.
“Kita menginjeksi Bulog sebesar Rp16,6 triliun sehingga pada saat panen Bulog bisa melakukan stabilisasi. Jadi waktu tanamnya pas, pupuknya pas, dan waktu panennya distabilkan, karena harga gabahnya sesuai instruksi bapak Presiden, dibeli sebesar Rp6.500,” kata Sri Mulyani.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































