tirto.id - Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasul Paulus, baptisan adalah tanda pertobatan manusia yang ingin masuk ke dalam hidup baru bersama Kristus.
Salah satu arti baptisan menurut alkitab, ada pada kitab Roma 6:1-6 yang secara garis besar baptisan dipahami sebagai mati dan bangkit bersama Kristus.
Dilansir dari Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, kata "baptis" diambil dari bahasa Yunani, yaitu Baptizo yang artinya menyelamkan atau mencelupkan.
Kendati begitu, arti tersebut sifatnya tidak baku sebab kata "baptis" bisa juga diartikan sebagai membasuh atau membersihkan dengan air. Sementara itu, berdasarkan kitab Perjanjian lama baptisan dikenal dengan istilah TEVILÂH.
Arti dari TEVILÂH adalah pembersihan atau pencucian. Maka itu, dalam agama Yunani upacara baptis dikenal dengan nama Tevilah. Upacara ini juga wajib dijalankan oleh mereka yang ingin menjadi pengikut agama Yahudi.
Macam-macam baptis
Dikutip dari bukuPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, di zaman perjanjian lama, baptisan adalah tindakan membenamkan diri seseorang ke dalam air. Pada masa purba, pelaksanaannya dilakukan di sungai.
Di era berikutnya, orang Yahudi menggunakan kolam khusus yang disebut dengan Miqveh. Lantas, apa saja macam-macam baptisan dalam agama Yahudi?
1. Baptisan Yohanes
Baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan yang dilakukan di Sungai Yordan. Kendati demikian, orang yang hidup jauh sebelum zaman Yohanes telah mengenal adanya baptisan dengan adanya adat "pembasuhan" seperti yang dilakukan oleh Nabi Elisa terhadap Naaman.
Sementara itu, dalam perjanjian lama adat "pembasuhan" memiliki arti sebagai penyucian diri. Berbeda dengan baptisan Yohanes yang bersifat ekologis dan menuju kepada Kristus yang akan dibaptis dengan Roh Kudus.
Artinya, bermakna "penyucian diri dari dosa" dan sifatnya melambangkan pertobatan dan pengharapan akan kebangkitan Kristus.
2. Baptisan anak-anak
Baptis anak dari usia bayi hingga dewasa diakui oleh gereja. Namun, ada beberapa gereja yang hanya mengakui baptis orang dewasa.
Dalam Injil Lukas 18:16a, Matius 19:14a; Markus 10:14a, dinyatakan bahwa Yesus memarahi murid-murid-Nya yang ingin menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Nya.
Lantas, kataNya: “biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka”. Kemudian, Yesus memberkati anak-anak.
Oleh karena itu, baptisan anak-anak memiliki dasar dalam Alkitab bahwa Yesus sendiri menyambut anak-anak dan memberkati mereka. Jadi, baptisan anak-anak memiliki dasar dalam Alkitab, begitu pula baptisan orang dewasa (Injil Matius 28:19-20).
3. Baptisan merupakan Perintah Yesus
Seperti yang disampaikan dari Injil Matius 28:19-20, Yesus meminta murid-murid-Nya untuk pergi ke seluruh penjuru bumi, mengaabarkan Injil Kerajaan Allah, dan membaptis orang-orang percaya.
Pembaptisan ini dilakukan dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tujuan dari pembaptisan atas perintah Yesus adalah Ia ingin agar keselamatan diperluas meliputi seluruh bangsa.
Lantas, Keselamatan yang pada mulanya dipahami hanya milik bangsa Israel sebagai umat pilihan, kini diperluas oleh Yesus menjadi milik semua bangsa.
Kemudian, setiap orang dari berbagai bangsa yang percaya kepada-Nya menjadi murid-Nya. Tandanya adalah
melalui baptisan dan mereka pun menerima anugerah keselamatan.
4. Baptis percik atau selam?
Kedua jenis baptisan tersebut seringkali menjadi perdebatan mengenai cara mana yang lebih alkitabiah. Kendati begitu, Alkitab tidak pernah menyebutkan cara mana yang paling sesuai.
Alkitab hanya memberikan penekanan pada arti baptisan. Hal terpenting ialah makna dari baptisan itu sendiri.
Makna baptis menurut Alkitab
Alkitab menuliskan dua makna baptis dari dua injil berikut.
1. Roma 6:1-6
Berdasarkan Roma 6:1-6, dibaptis berarti mati dan bangkit bersama Kristus. Sebagaimana Kristus telah bangkit dari antara orang mati, demikian pula umat Kristen yang memiliki iman sejati di dalam Dia akan hidup dalam hidup yang baru (Roma 6:5).
Adapun istilah manusia lama dalam kitab perjanjian baru ini, yang berarti menunjuk kepada manusia yang belum diperbarui, keadaan seseorang sebelumnya, ataupun kehidupan yang di dalam dosa.
Kendati begitu, manusia lama ini sudah disalibkan (yaitu, dimatikan) dengan Kristus disalib supaya orang percaya dapat menerima hidup baru dalam Kristus dan menjadi orang yang baru (bd. Galatia 2:20).
Istilah “tubuh dosa,” menunjuk kepada tubuh manusia yang dikuasai oleh berbagai keinginan untuk melakukan dosa. Kini perbudakannya kepada dosa sudah dipatahkan (bd. 2 Korintus 5:17; Efesus 4:22; Kolose 3:9-10).
Saat ini, orang yang percaya tidak boleh membiarkan cara hidup yang lama menguasai hidup dan tubuh mereka lagi (2 Korintus 5:17; Efesus 4:22; Kolose 3:9-10).
2. Kisah Para Rasul 19:4
Dalam Kisah Para Rasul 19:4 dinyatakan bahwa murid-murid belum mendengar tentang Pentakosta.
Mereka hanya mengenal pemberitaan Yohanes Pembaptis yang menyatakan bahwa orang harus menerima baptisan pertobatan untuk menantikan Dia yang akan datang, yaitu Yesus.
Bab perjanjian baru ini ingin menegaskan bahwa baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan sementara baptisan dalam nama Yesus adalah baptisan oleh Roh Kudus.
Kendati begitu, penjelasan ini cenderung diartikan bahwa ada dua macam praktik baptisan yang membuat seseorang melakukan praktik baptisan ulang.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yandri Daniel Damaledo