Menuju konten utama

Maxim Indonesia: Kenaikan Tarif Hanya Untungkan Mitra Sementara

Faktor kemampuan membayar (ability to pay) dan harga maksimum yang bersedia dibayarkan (willingness to pay) perlu dipertimbangkan dalam kenaikan tarif.

Maxim Indonesia: Kenaikan Tarif Hanya Untungkan Mitra Sementara
Development Director Maxim Indonesia, Dirhamsyah di Kantor Pusat Maxim Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025). tirto.id/Qonita

tirto.id - Development Director Maxim Indonesia, Dirhamsyah, menilai kenaikan tarif layanan transportasi daring hanya akan menguntungkan mitra sementara.

Menurutnya, mitra-mitra pengemudi memang akan mendapatkan kenaikan pendapatan usai tarif dikerek. Namun, hal ini hanya akan berlangsung selama 1-2 bulan saja. Karena setelah itu banyak penumpang atau konsumen layanan transportasi daring alias ride hailing beralih menggunakan moda transportasi lainnya yang lebih murah.

“Karena dalam jangka biasanya ya jangka waktu 1-2 bulan, para customer atau masyarakat ini ngeliat, ‘waduh, biasanya bulan ini (pengeluaran untuk layanan transportasi online) segini doang nih keluarnya. Kok yang ini makin gede nih?’ Nah, makanya jadi ujung-ujungnya pada beralih ke moda transportasi publik lainnya,” jelas Dirhamsyah usai Seminar Keselamatan Berkendara, di Kantor Pusat Maxim Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).

Karena itu, sebelum menerapkan kebijakan penaikan tarif, baik pemerintah maupun perusahaan ride hailing perlu melihat dan memperhitungkan pula faktor kemampuan membayar (ability to pay) dan harga maksimum yang bersedia dibayarkan (willingness to pay) pengguna jasa transportasi online.

“Kalau kita melihat secara umum, ya mereka willing untuk misalnya nge-spend sekian rupiah nih untuk transportasi online. Nah, jadi ya kalau misalnya secara in general, ya pasti kan orang pengen yang masih terjangkau. Karena beberapa waktu kemarin itu untuk kenaikan harga dari yang diajukan oleh Kementerian (Perhubungan) waktu itu masih cukup tinggi sih,” imbuhnya.

Kesejahteraan para mitra pengemudi memang sangat perlu dinaikkan, namun pada saat yang sama rencana kenaikan tarif perjalanan diharapkan tidak malah menjadi berbalik dan membuat jumlah pesanan para mitra berkurang. Sebab, jika demikian yang terjadi, kenaikan tarif perjalanan justru hanya akan membuat pendapatan para mitra berkurang dan pada akhirnya menggerus kesejahteraan mereka.

“Kita masih koordinasi sih sama Kementerian (Perhubungan). Karena juga dari pihak Kementerian belakangan ini cukup aktif untuk memanggil kami, ya untuk berdiskusi bersama. Bagaimana nanti untuk masalah komposisinya dan lain-lain,” beber Dirhamsyah.

Sementara itu, dari sisi perusahaan, untuk meningkatkan kesejahteraan para mitra pengemudi, Maxim Indonesia telah berkomitmen untuk tidak menaikkan biaya potongan aplikasi. Namun sebaliknya, sampai saat ini perusahaan juga tidak melihat pengurangan potongan biaya aplikasi sebagai solusi.

“Maxim termasuk salah satu (perusahaan ride hailing dengan) potongan komisi yang paling rendah. Kita starting dari 8-15 persen. Jadi, ada beberapa di harga dasar ya, kita ngomong harga dasar yang potongannya itu 8,9 persen, baru gradually ketika nanti di harga tertentu itu baru tarifnya jadi sampai 13-15 persen,” jelas dia.

Baca juga artikel terkait TARIF OJOL atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana