Menuju konten utama

Masih Dibayangi Demo, BI Pede Rupiah Bisa Menguat ke Rp16.000

BI terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, OJK dan LPS untuk menjaga agar pasar keuangan dan ekonomi nasional tetap stabil.

Masih Dibayangi Demo, BI Pede Rupiah Bisa Menguat ke Rp16.000
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (17/1/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan ditutup menguat 14 poin menjadi Rp16.362 per dolar AS. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) optimistis nilai tukar rupiah akan semakin menguat hingga mendekati level Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS), kendati pascademo mata uang Garuda sempat melemah ke posisi Rp16.560 per dolar AS.

Optimisme ini disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam rapat kerja bersama Komisi IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI secara daring, Selasa (2/9/2025).

"Kami terus menjaga stabilitas rupiah. Kemarin pagi sempat di Rp16.560, Alhamdulillah hari ini stabil di Rp16.400. Target kami bisa turun ke Rp16.300, bahkan lebih kuat lagi," katanya.

Perlu diketahui, kurs acuan (Jisdor) jual pada pembukaan perdagangan Senin (1/9/2025) tercatat di level Rp16.543,31 per dolar AS, sedangkan untuk kurs beli berada di posisi Rp16.378,69 per dolar AS. Rupiah lantas menguat di akhir perdagangan Senin dengan ditutup di level Rp16.463 per dolar AS.

Sementara itu, di tengah kondisi sosial dan politik dalam negeri yang masih dinamis, Perry mengaku terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk menjaga agar pasar keuangan dan ekonomi nasional tetap stabil.

Tak hanya itu, likuiditas yang makin tebal, didorong oleh surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut, aliran modal asing yang kembali ke Indonesia, serta kecukupan cadangan devisa yang memadai, juga berhasil membuat pasar keuangan domestik berjalan baik.

"Dan juga langkah-langkah kami yang terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah, baik intervensi di non-delivery forward di pasar luar negeri maupun di dalam negeri sejak secara tunai maupun secara forward. Komitmen kami untuk menjaga nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan dengan kecenderungan menguat demgan fundamental pertumbuhan ekonomi kita yang membaik," jelas Perry.

Di sisi lain, untuk mendukung program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita, bank sentral telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp197,7 triliun. Adapun program yang dibiayai melalui surat utang tersebut antara lain program pembangunan 3 juta rumah rakyat dan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.

"Kami sinergi dengan Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani) sebagian dana SBN ini untuk pendanaan program-program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita seperti perumahan rakyat, Kopdes Merah Putih, dan burden sharing dengan pembagian beban bunga bersama BI dan Kemenkeu karenanya akan kurangi beban pembiayaan program-program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita ini," papar Perry.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana