tirto.id - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, mengungkapkan bahwa kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian Indonesia pada kuartal III-2024 tengah menurun. Dia menyebut penyebabnya adalah permasalahan permintaan dan pasokan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Menurut perhitungan Kemenperin, kata Faisol, kondisi industri manufaktur secara umum sebenarnya masih tergolong baik, meski beberapa sektor mengalami kontraksi.
“Memang ada masalah suplai dan permintaan. Jadi, saya kira memang ekonomi global lagi tidak menentu. Namun, kalau dari hitungan kami di Kemenperin, secara umum, manufaktur tumbuh cukup baik. Mungkin, di sektor tertentu saja yang agak tertekan,” ujar Faisol saat ditemui di sela agendaIndonesia Seamless Tube Summit, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Menurut Faisol,hal tersebut sebenarnya justru dapat dilihat sebagai peluang bagi industri manufaktur, misalnya berupa smelter nikel atau pabrik pemurnian dalam negeri. Produk dari sana dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri bila terdapat perlambatan dari sisi ekspor.
Faisol juga mengatakan bahwa Indonesia selama ini sudah menyiapkan beberapa infrastruktur dalam negeri untuk menggunakan nikel sebagai bahan baku, baik untuk kendaraan listrik atauelectric vehicle(EV) maupun yang lain.
“Dan sekarang kan pelan-pelan kita udah siapkan infrastruktur untuk menggunakan nikel sebagai bahan baku baik untuk EV maupun yang lain-lain,” kata Faisol.
Faisol melihat hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk menumbuhkan industri dalam negeri, sesuai dengan keinginan Presiden Prabowo Subianto.
“Kalau memang perlambatan ini di sektor ekspor, maka kita bisa menggunakan untuk kebutuhan dalam negeri,” ujarnya.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fadrik Aziz Firdausi