Menuju konten utama

Kenapa IHSG Turun Hari Ini, Dampak Reshuffle Menteri Prabowo?

IHSG turun di tengah isu reshuffle Menteri Keuangan dan sentimen The Fed. Investor waspada arah rupiah serta stabilitas ekonomi.

Kenapa IHSG Turun Hari Ini, Dampak Reshuffle Menteri Prabowo?
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada senin pagi dibuka melemah 210,39 poin atau 2,69 persen ke posisi 7.620,10. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/wpa.

tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (9/9) pagi dibuka melemah 21,16 poin atau 0,27 persen ke posisi 7.745,69.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,10 poin atau 0,40 persen ke posisi 780,49. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab IHSG turun. Simak penjelasan di bawah ini.

Kenapa IHSG Turun Hari Ini?

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pergantian Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.

“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS oleh penggantian Menkeu ibu Sri Mulyani yang direspons negatif oleh investor,” ucap Lukman, dikutip AntaraNews, Selasa (9/9).

Pengganti Sri Mulyani adalah Purbaya Yudhi Sadewa yang sebelumnya menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

“Sentimen domestik ini sangat kuat, tercermin dari IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang berbalik turun besar pasca konfirmasi berita ini,” ujar Lukman.

Di samping itu, indeks dolar AS masih tertekan sentimen peningkatan prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.350-Rp16.550 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa di Jakarta melemah sebesar 185 poin atau 1,13 persen menjadi Rp16.495 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.310 per dolar AS.

IHSG Menurun di Tengah Isu Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Dari mancanegara, pelaku pasar optimistis The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 4-4,25 persen pekan depan, menyusul data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang melandai, seperti data tenaga kerja (NFP) yang mencerminkan inflasi dapat terkendali.

The Fed akan menyelenggarakan pertemuan The Federal Open Market Committee (FMOC) pada 16-17 September 2025, untuk menentukan kebijakan suku bunga acuannya.

Dari dalam negeri, sorotan utama pelaku pasar terhadap pergantian jabatan Menteri Keuangan menjadi Purbaya Yudhi Sadewa selaku mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dari sebelumnya Sri Mulyani Indrawati.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan, postur fiskal harus tetap dijaga, misalnya utang negara harus tetap terkendali, defisit anggaran tidak boleh melebar, serta kebijakan belanja publik perlu diarahkan pada sektor produktif agar tidak mengganggu stabilitas makroekonomi.

Pada perdagangan Senin (8/9), bursa saham Eropa ditutup menguat, di antaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,81 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,50 persen, indeks DAX Jerman naik 0,89 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 0,78 persen.

Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Senin (8/9), di antaranya indeks Dow Jones Industrial Average turun 220,43 poin atau 0,48 persen menjadi 45.400, indeks S&P 500 turun 20,58 poin atau 0,32 persen ke 6.481, dan indeks Nasdaq Composite melemah 7,31 poin atau 0,03 persen ke 21.700.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 131,19 poin atau 0,31 persen ke 43.783,00, indeks Shanghai menguat 3,55 poin atau 0,08 persen ke 3.830,01, indeks Hang Seng menguat 321,09 poin atau 1,27 persen ke 25.960,55, dan indeks Strait Times melemah 7,39 poin atau 0,19 persen ke 4.299,21.

Baca juga artikel terkait IHSG atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya