tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) baru di Leuwikeris, Ciamis, pada tahun depan untuk menangani persoalan sampah yang kian mendesak di Jawa Barat.
Kepala Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan Jawa Barat, Kementerian PU, Muhammad Reva mengatakan, pembangunan ini akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Yang akan menggunakan APBN tahun depan itu adalah di Ciamis, Leuwikeris, kapasitasnya kurang lebih 65-70 ton," katanya di Cimahi, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025).
Reva menambahkan, pembangunan di Ciamis akan berjalan paralel dengan proyek-proyek serupa di kota lainnya yang menggunakan skema pendanaan berbeda. Langkah ini merupakan upaya percepatan dalam memfasilitasi pelayanan sampah di tingkat regional.
"Nantinya ke depan Insyaallah tahun depan itu minimal kita bisa mulai dari APBN Ciamis, sambil menunggu secara paralel kesepakatan loannya sudah berjalan," ujarnya.
Selain proyek di Ciamis, Kementerian PU juga telah merencanakan pembangunan sejumlah TPST berkapasitas besar di lokasi strategis. Rencana ini mencakup Kota Bandung, Indramayu, dan Depok.
"Untuk Kota Bandung dan Indramayu, sama Depok ada tiga. Itu kapasitasnya juga besar-besar, 300 ton bahkan," paparnya.
Ia menekankan bahwa Kota Bandung menjadi salah satu prioritas mengingat volume sampahnya yang sangat tinggi, didorong oleh aktivitas wisata dan kuliner.
"Kota Bandung itu sumber sampahnya besar banget. Wisatanya, kuliner. Dari ujung ke ujung isinya kuliner kan," tandas Reva.
Saat ini, Kementerian PU telah mengoperasikan beberapa TPST di Bandung Raya, antara lain TPST Tegallega dengan pengolahan 30 ton per hari, TPST Nyengseret 20 ton per hari, TPST Cicukang Holis 50 ton per hari, dan TPST Oxbow 20 ton per hari.
Keberadaan fasilitas-fasilitas ini diharapkan dapat membantu mengurangi beban timbunan sampah di wilayah Jawa Barat.
Mengutip data Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, produksi sampah harian di provinsi itu mencapai 35.000 ton. Komposisinya, 60 persen sampah organik dan 40 persennya sampah non organik.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































