tirto.id - “Hati-hati di jalan”
“Kabarin kalau sudah sampai ya”
Sebuah pesan yang terlihat agak sederhana, tapi sebenarnya ada kekhawatiran di balik itu dari sang pemberi pesan. Seraya ingin memastikan kepergiannya selamat sampai akhir tujuan, yakni kampung halaman.
Perayaan mudik telah menjadi tradisi tahunan saat Idulfitri. Sejumlah kementerian hingga perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seakan berlomba menghadirkan program mudik gratis bagi masyarakat.
Mudik bersama BUMN memang telah menjadi agenda rutin dari tahun ke tahun. Pada Lebaran 2024, setidaknya sebanyak 84 perusahaan BUMN dan anak perusahaan siap menyambut dan melayani sebanyak lebih dari 80.215 pemudik.
Jumlah tersebut terbagi ke dalam tiga moda transportasi. Khusus untuk bus, disiapkan sebanyak 1.225 unit. Kemudian 60 unit kereta api, dan 15 unit kapal laut dengan tujuan lebih dari 200 kota yang tersebar di seluruh Indonesia.
Namun, di tengah euforia pelaksanaan mudik gratis, perlu diingat juga bahwa faktor keamanan dan keselamatan penumpang tidak boleh dikesampingkan dalam hal ini. Ini mutlak menjadi tanggung jawab penyelenggara mudik gratis dan pemerintah untuk memastikan keselamatan penumpang.
“Keberhasilan mudik adalah bukan sukses telah berhasil menghantarkan pemudik ke semua tujuan. Namun sukses karena berhasil balik [kembali] dari mudik dengan selamat,” ujar Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN), Deddy Herlambang, kepada Tirto, Selasa (27/3/2024).
Deddy mengingatkan bahwa faktor keamanan dan keselamatan tidak boleh dianggap sepele. Sebab angka kecelakaan selama mudik Lebaran masih cukup tinggi, meskipun secara trennya mulai mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mencatat, ada sekitar 1.457 kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) selama arus mudik Lebaran 2023 pada periode 18-23 April 2023. Jumlah tersebut turun 18,6 persen dibandingkan pada arus mudik Lebaran 2022 yang mencapai 1.789 kasus.
Secara rinci, sebanyak 1.436 kasus kecelakaan pada arus mudik Lebaran 2023 terjadi di jalur non-tol. Jumlahnya mengalami penurunan hingga 19,19 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 1.777 kasus.
Sedangkan, kecelakaan yang terjadi di jalur tol sebanyak 21 kasus. Angkanya melonjak hingga 75 persen dibandingkan pada arus mudik Lebaran 2022 yang sebanyak 12 kasus.
Korlantas Polri juga melaporkan, korban meninggal dunia akibat kecelakaan dalam arus mudik Lebaran 2023 sebanyak 189 orang. Jumlah itu juga menurun dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 310 orang.
Selain itu, 2.199 orang yang mengalami kecelakaan pada arus mudik Lebaran 2023 mengalami luka-luka. Ini terdiri dari 186 orang mengalami luka berat dan 2.013 orang lainnya luka ringan.
Bus Pariwisata Rawan Kecelakaan
Deddy melihat, tingkat kecelakaan umumnya terjadi terhadap bus-bus pariwisata. Karena menurut dia, kebanyakan bus pariwisata secara fisik atau tampilannya memang bagus, tapi kesehatan mesinnya patut dipertanyakan.
"Yang menjadi masalah itu bila mereka (BUMN) menggunakan bus pariwisata," imbuh dia.
Selama ini, Deddy tidak menutup mata bahwa masih banyak BUMN yang menggunakan armada bus pariwisata untuk mengangkut pemudik gratis.
Oleh karena itu, ia mendesak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) agar melakukan pengecekan ulang terhadap bus-bus akan diberangkatkan. Terutama, armada bus pariwisata.
“Khusunya kalau di Kementerian Perhubungan prioritas untuk di ramp check bus pariwisata itu. Karena di samping memang bus pariwisata isinya beda, terus mereka masuk di trayek beda juga," ujar dia.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, tidak menampik bahwa bus wisata akan banyak digunakan untuk program mudik gratis. Maka pemerintah perlu mewaspadai sejumlah bus wisata yang belum mendaftar di SPIONAM (Sistem Perizinan Online Angkutan Darat dan Multimoda) dan tidak uji kir.
Mengutip data dari Direktorat Lalu Lintas Ditjenhubdat Kemenhub, hingga November 2023, jumlah kendaraan pariwisata 16.297 unit. Baru 10.147 bus (62,26 persen) yang terdaftar di SPIONAM, sisanya 6.150 bus (37,74 persen) adalah angkutan liar alias tidak terdaftar.
“Masyarakat perlu mewaspadai juga dengan tawaran-tawaran murah dari penyelenggara,” ujar Djoko yang juga merupakan Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata kepada Tirto Rabu (27/3/2024).
Di samping itu, pemerintah diminta harus jujur pada publik mengenai kapasitas infrastruktur transportasi tidak direncanakan untuk kondisi mudik lebaran. Ia mendorong agar pemerintah memberikan informasi pada publik, jika musim lebaran, perjalanan tidak selancar hari biasa.
“Infrastruktur transportasi (prasarana dan sarana) yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pemudik yang akan kembali ke kampung halaman, sehingga pemerintah harus menjelaskan jika perjalanan tidak selancar seperti hari biasa,” ujar dia.
Namun, harapannya tentu mudik aman berkesan dapat memberikan warna baru musim mudik Lebaran tahun ini. Tentunya, keselamatan pemudik harus menjadi prioritas utama diperhatikan oleh penyelenggara maupun pemerintah.
Armada Mudik Gratis Sudah Dilakukan Ramp Chek
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Hendro Sugiatno, menjamin bahwa seluruh bus yang digunakan pada mudik gratis baik yang diselenggarakan pemerintah dan BUMN sudah melalui tahapan ramp chek. Tahapan tersebut, menjadi persyaratan utama bagi bus.
“Bus yang digunakan mudik gratis sudah melalui tahapan ramp check,: kata Hendro kepada Tirto, Rabu (27/3/2024).
Hendro menuturkan tahapan ramp check jelang angkutan lebaran ini dilakukan mulai 21 Februari hingga 31 Maret 2024. Maka apabila ditemukan kekurangan pada kendaraan bus dapat diperbaiki sebelum periode angkutan lebaran yang akan dimulai 3 April 2024.
“Hingga kemarin Senin, pukul 10 pagi sedikitnya telah dilakukan pemeriksaan kelaikan pada 20.173 bus," ungkap dia.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.752 armada diizinkan operasional, 3.661 armada mendapat peringatan perbaikan, dan sisanya dilarang operasional karena tidak memenuhi aspek keselamatan jalan.
Seluruh rangkaian ramp check, lanjut dia, dilaksanakan di tiap Terminal Tipe A, Terminal Tipe B, Terminal Tipe C dan Pool Bus Pariwisata oleh masing-masing instansi terkait sesuai dengan kewenangannya.
“Kami imbau agar seluruh PO Bus baik AKAP maupun pariwisata agar seluruh armada memenuhi kelaikan sehingga dapat mengakomodir kebutuhan layanan pada angkutan lebaran,” kata dia.
Selain itu, Hendro mengingatkan pelaksanaan mudik gratis jarak jauh wajib menggunakan dua sopir. Dan minimal setiap 4 jam berhenti untuk istirahat 30 menit.
“Dan yang tidak kalah penting adalah, penumpang harus berani mengingatkan pengemudi apabila kecepatan tinggi, ugal-ugalan dan untuk istirahat. Semua ini diingatkan pada saat pemberangkatan,” pungkas dia.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz