tirto.id - Perayaan Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu momen penting dalam ajaran Islam yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, yakni bulan terakhir dalam kalender Hijriyah. Setelah umat Muslim merayakan Idul Fitri di bulan Syawal dengan menjalankan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan, ada pula amalan puasa sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan menjelang Idul Adha, yaitu puasa sebelum Idul Adha.
Dalam agama Islam, Idul Adha juga dikenal pula sebagai lebaran haji karena bertepatan dengan waktu pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Menyambut hari raya ini, umat Muslim dianjurkan menjalankan sejumlah puasa sebelum Idul Adha yang bersifat sunnah, namun sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, khususnya bagi umat Islam yang sedang tidak melaksanakan haji ke Tanah Suci.
Lantas, puasa sebelum Idul Adha berapa hari? Apa saja jenisnya? Dan puasa sebelum Idul Adha namanya apa? Mari kita bahas lebih lanjut dengan saksama keutamaan puasa Dzulhijjah berikut ini.
Apakah Puasa Sebelum Idul Adha Wajib atau Sunnah?

Apakah wajib puasa sebelum Idul Adha? Puasa sebelum Idul Adha wajib atau sunnah? Tidak seperti puasa di bulan Ramadhan yang hukumnya wajib dan harus dijalankan selama satu bulan penuh, puasa sebelum Idul Adha bersifat sunnah muakkadah. Artinya, puasa ini tidak diwajibkan dan tidak berdosa jika ditinggalkan, namun sangat dianjurkan untuk dilaksanakan karena memiliki banyak keutamaan.
Puasa sunnah sebelum Idul Adha mencakup beberapa hari penting di bulan Dzulhijjah, seperti puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah. Pelaksanaan dari ketiga jenis puasa ini merupakan amalan sunnah Idul Adha yang sangat dicintai oleh Allah SWT, terlebih lagi jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda:
"Rasulullah SAW dahulu berpuasa sembilan hari bulan Dzulhijjah, hari Asyura, tiga hari pada setiap bulan, serta hari Senin pertama dan Kamis pertama dari bulan tersebut." (HR. Abu Dawud)
Hadits ini menunjukkan betapa Nabi Muhammad SAW sangat memuliakan hari-hari awal bulan Dzulhijjah dengan memperbanyak ibadah, termasuk puasa sebelum Idul Adha.
Tidak hanya itu, dalam riwayat lain dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada hari-hari yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah)." Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya, lalu tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhari).
Tiga Jenis Puasa Sebelum Hari Raya Idul Adha

Ada tiga jenis utama puasa sebelum Idul Adha yang dikenal luas di kalangan umat Islam, yaitu puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah. Dalam hadits, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa amal saleh yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sangat dicintai oleh Allah SWT.
Berikut penjelasan lengkap mengenai masing-masing puasa, termasuk waktu pelaksanaan, jumlah hari, dan niat puasa sebelum Idul Adha.
1. Puasa Dzulhijjah
Puasa Dzulhijjah adalah ibadah sunnah yang dilakukan oleh umat Muslim mulai dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah. Selama sembilan hari pertama bulan ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan, termasuk berpuasa.
Meskipun puasa Dzulhijjah dapat dilakukan selama sembilan hari, sebagian ulama menyebutkan pelaksanaan yang lebih umum dimulai dari tanggal 1 hingga 7 Dzulhijjah, karena tanggal 8 dan 9 memiliki nama dan keutamaan tersendiri (Tarwiyah dan Arafah).
Niat puasa sunnah Dzulhijjah dapat dilafalkan mulai dari malam hari hingga sebelum terbit fajar. Berikut lafaz niatnya:
“Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta‘ala.”
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta‘ala.”
Jika lupa melafalkan niat di malam hari, niat masih bisa diucapkan di siang hari selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
“Nawaitu shauma hâdzal yaumi an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta‘ala.”
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah Ta‘ala.”
2. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, tepat satu hari sebelum Hari Arafah. Dalam konteks ibadah haji, hari ini dikenal sebagai saat para jamaah mulai mempersiapkan diri menuju wukuf di Padang Arafah, termasuk menyiapkan air dan logistik. Hari Tarwiyah termasuk waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk puasa.
Niat puasa sunnah Tarwiyah dapat diucapkan dari malam hari hingga sebelum fajar.
“Nawaitu shauma ghadin an adâ’i sunnati yaumi at-Tarwiyah lillahi ta‘ala.”
Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah Ta‘ala.”
Jika lupa berniat di malam hari, niat masih dapat diucapkan di siang hari:
“Nawaitu shauma hâdzal yaumi an adâ’i Tarwiyata sunnatan lillahi ta‘ala.”
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah Ta‘ala.”
3. Puasa Arafah

Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah dan merupakan puncak dari rangkaian puasa sebelum Idul Adha. Puasa ini sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Keutamaannya luar biasa, karena Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang (HR. Muslim).
Seperti puasa lainnya, niat puasa Arafah bisa diucapkan mulai malam hari hingga sebelum terbit fajar.
“Nawaitu shauma ghadin an adâ’i sunnati Arafah lillahi ta‘ala.”
Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah Arafah esok hari karena Allah Ta‘ala.”
Jika tidak sempat berniat di malam hari, niat dapat dilafalkan di siang hari:
“Nawaitu shauma hâdzal yaumi an adâ’i Arafata sunnatan lillahi ta‘ala.”
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah Ta‘ala.”
Keutamaan Puasa Sebelum Idul Adha

Puasa sebelum Idul Adha memiliki beberapa keutamaan, meliputi:
1. Penghapus Dosa Dua Tahun
Salah satu keutamaan terbesar dari puasa Arafah adalah kemampuannya menghapus dosa selama dua tahun. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan kesempatan yang sangat besar bagi umat-Nya untuk bertaubat dan memperbarui diri.2. Amal Paling Dicintai Allah SWT
Amalan ibadah pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, termasuk berpuasa, disebut sebagai amal yang paling dicintai Allah. Berpuasa di waktu tersebut menjadi simbol ketakwaan dan bentuk ketaatan yang sangat bernilai.3. Tabungan Pahala Berlipat Ganda
Setiap amal yang dilakukan dalam sepuluh hari Dzulhijjah akan dilipatgandakan pahalanya. Maka dari itu, puasa sebelum Idul Adha menjadi amalan istimewa untuk memperbanyak pahala menjelang hari raya kurban.4. Persiapan Spiritual Menyambut Hari Raya
Puasa di awal Dzulhijjah membantu menyiapkan hati dan jiwa dalam menyambut hari besar. Selain mendekatkan diri kepada Allah, puasa ini juga mengasah kepekaan sosial dan spiritual.Meskipun bukan merupakan kewajiban, ibadah ini menawarkan berbagai keutamaan besar dan bagi para umat Muslim yang melaksanakan ibadah puasa sebelum Idul Adha sangat dicintai oleh Allah SWT.
Penulis: Marhamah Ika Putri
Editor: Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id







































