Menuju konten utama

Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah Arab, Latin, serta Artinya

Puasa tarwiyah dan arafah adalah amalan sunah bulan Dzulhijjah. Berikut bacaan niat puasa tarwiyah dan arafah arab-latin beserta jadwalnya tahun ini.

Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah Arab, Latin, serta Artinya
Ilustrasi poster Idul Adha. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Dzulhijjah termasuk bulan yang memiliki keutamaan tinggi dalam Islam. Selain jadi bulan puncak haji dan perayaan Idul Adha, Dzulhijjah termasuk asyhurul hurum, yakni sejumlah bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Adapun bulan asyhurul hurum adalah Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Selama bulan-bulan asyhurul hurum, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal ibadah. Pada Dzulhijjah, di antara amalan sunnah yang dapat dikerjakan ialah puasa tarwiyah dan arafah. Waktu puasa tarwiyah dan arafah adalah pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah.

Jadwal Puasa Tarwiyah dan Arafah 2024

Sidang isbat Idul Adha 2024 yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI sudah memutuskan tanggal 1 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024. Maka itu, Idul Adha 1445 H di Indonesia dirayakan pada tanggal 17 Juni 2024 atau hari Senin.

Hasil sidang isbat Idul Adha 2024 yang digelar Kemenag RI itu sama dengan keputusan PP Muhammadiyah maupun PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama). Dengan demikian, mayoritas umat Islam di Indonesia bakal merayakan Idul Adha 2024 secara bersamaan.

Jelang Idul Adha, umat Islam bisa mengamalkan puasa sunah tarwiyah dan arafah. Puasa tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Sementara itu waktu puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Mengingat awal Dzulhijjah 1445 H jatuh pada tanggal 8 Juni 2024, jadwal puasa tarwiyah dan arafah 2024 di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Jadwal puasa tarwiyah: Sabtu, 15 Juni 2024 (8 Dzulhijjah 1445 H)
  • Jadwal puasa Arafah: Minggu, 16 Juni 2024 (9 Dzulhijjah 1445 H).

Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah Arab-Latin

Bacaan niat puasa tarwiyah dan arafah dapat diucapkan dalam hati maupun lisan. Seperti dalam puasa sunnah lainnya, waktu membaca niat puasa tarwiyah dan arafah adalah saat malam hari hingga jelang fajar.

Apabila lupa membacanya saat malam hari sampai terbit matahari, niat puasa arafah atau tarwiyah boleh dilafalkan siang hari, yakni setelah subuh hingga jelang waktu dzuhur.

1. Niat Puasa Tarwiyah Lengkap dengan Artinya

Berikut bacaan niat puasa Tarwiyah arab, latin, dan artinya:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta‘ala.

Artinya: "Saya berniat puasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala."

Bacaan niat puasa tarwiyah di atas bisa dibaca di malam hari hingga jelang fajar (waktu sahur), atau jika lupa, pada siang hari antara setelah subuh sampai mendekati dzuhur.

Dalam redaksi lainnya, khususnya apabila dilafalkan pada malam hari hingga jelang fajar terbit, bacaan niat puasa tarwiyah juga bisa dengan lafal sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”

2. Niat Puasa Arafah Lengkap dengan Artinya

Berikut bacaan niat puasa Arafah arab, latin, dan artinya:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: "Saya berniat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’ala."

Bacaan niat puasa Arafah itu bisa dibaca malam hari hingga jelang fajar ataupun pada siang hari antara setelah subuh sampai mendekati dzuhur.

Dalam redaksi lain, bila dilafalkan malam hari hingga jelang fajar terbit, niat puasa Arafah juga bisa menggunakan bacaan berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adaai sunnati yaumi arofah lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah ta’ala."

Niat Puasa Sunnah Idul Adha atau Puasa Dzulhijjah

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah sunnah pada bulan Dzulhijjah, terutama 10 hari pertama. Pada tanggal 1-10 Dzulhijjah, umat Islam dapat melaksanakan berbagai amalan sunah, baik salat, sedekah, baca al-Quran, puasa, dan lain sebagainya.

Khusus puasa sunnah, mayoritas ulama berpendapat bisa dilaksanakan pada tanggal 1-9 Dzulhijjah, termasuk dengan puasa tarwiyah dan arafah.

Maka dari itu, sering kali kaum awam menyebutnya puasa Idul Adha dan yang dimaksud adalah puasa pada 9 hari pertama bulan Dzulhijjah atau menjelang Idul Qurban.

Istilah puasa Idul Adha sebenarnya kurang tepat karena pada hari raya Idul Qurban atau pada 10 Dzulhijjah dan hari tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah), umat Islam justru diharamkan untuk berpuasa. Pada 10-13 Dzulhijjah, umat Islam malah disunnahkan memakan daging kurban.

Selama 9 hari pertama bulan Dzulhijjah, umat Islam bisa mengerjakan puasa sunah pada tanggal 1-7 Dzulhijjah, kemudian disambung dengan puasa tarwiyah dan arafah.

Bacaan niat doa puasa sunnah Idul Adha atau puasa tanggal 1-7 Dzulhijjah ialah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘aalaa.

Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’ala.

Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah

Banyak dalil menunjukkan keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Sejumlah ulama Mazhab Syafii berpendapat, 10 hari pertama Dzulhijjah mempunyai keistimewaan karena pada momen itu terkumpul berbagai ibadah utama, termasuk sholat, haji, puasa, qurban, hingga sedekah. Hal ini tidak ditemukan di bulan lain, demikian dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-'Asqalani dalam kitab Fath al-Bârî.

Keistimewaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah juga tersirat di firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam surah Al Fajr ayat 2, yang artinya: "Demi malam yang sepuluh." Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, kata "sepuluh" yang dimaksudkan di ayat tersebut ialah 10 hari pertama bulan Zulhijah.

Pada 10 hari pertama Zulhijah inilah, kaum muslimin dianjurkan memperbanyak amalan ibadah. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW juga pernah bersabda:

مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: Tak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan 1 tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar (HR At-Tirmidzi).

Oleh karena itu, puasa 1-9 Dzulhijjah termasuk amalan sunnah yang bisa diamalkan oleh umat Islam. Abdullah bin Umar adalah salah satu sahabat Rasulullah yang mempraktikkan puasa 9 hari di awal Dzulhijjah.

Sabda Rasulullah SAW dalam hadis yang lain juga menekankan keutamaan puasa Arafah, sebagai berikut:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ

Artinya: Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu (HR Muslim).

Terdapat pula hadist lain yang menerangkan tentang keutamaan puasa Tarwiyah. Dalam sebuah hadist dari Ibnu An-Najjar dan Abdullah bin Abbas, bahwa Rasulullah bersabda:"Puasa di hari Tarwiyah [tanggal 8 Dzulhijjah] akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah [9 Dzulhijjah] akan mengampuni dosa dua tahun," (HR. Tirmidzi).

Meski hadis di atas dinilai kurang kuat riwayatnya (dhaif), sejumlah ulama berpendapat, dalil tersebut masih bisa dipakai atas dasar fadhailul 'amal atau keutamaan amal. Apalagi puasa sunnah pada 9 hari pertama Dzulhijah didasari dalil hadis sahih.

Baca juga artikel terkait PUASA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Edusains
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Addi M Idhom