Menuju konten utama

Isi Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji dan Artinya Lengkap

Berikut isi 12 pasal Gurindam Dua Belas yang ditulis oleh Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad dan artinya.

Isi Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji dan Artinya Lengkap
Ilustrasi Gurindam. wikimedia commons/domain publik

tirto.id - Gurindam Dua Belas merupakan karya sastra terkenal yang ditulis oleh tokoh cendekiawan Melayu sekaligus pahlawan nasional Indonesia, Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad.

Disebut sebagai Gurindam Dua Belas karena gurindam tersebut terdiri dari 12 pasal yang berisi pesan-pesan nasihat keagamaan. Selain pesan-pesan nasihat, isi Gurindam Dua Belas juga memuat petunjuk hidup yang diridai Allah.

Dikutip dari Antara, Raja Ali Haji sendiri merupakan tokoh nasional kelahiran Pulau Penyengat, sebuah pulau kecil di dekat Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Ia lahir pada 1809 dari pasangan putri Selangor bernama Hamidah dan Raja Ahmad.

Sebelum ia diangkat sebagai pahlawan nasional, sang kakek, Raja Haji Fisabilillah sudah lebih dulu ditetapkan sebagai pahlawan Indonesia.

Raja Haji sendiri merupakan Putra Mahkota Kesultanan Johor Riau yang terlibat pertempuran dengan penjajah Belanda di Teluk Ketapang. Ia gugur pada tahun 1748 dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 1997.

Raja Ali Haji memang dikenal mencintai dunia sastra. Ia disebut sebagai pujangga kerajaan yang gemar menulis dan mengajar. Raja Ali Haji diangkat sebagai pahlawan nasional pada 2004 berkat jasanya di bidang sastra Indonesia.

Ia diketahui menjadi tokoh pertama yang melakukan pencatatan pedoman bahasa Melayu baku yang kini dikenal sebagai bahasa Indonesia.

Isi Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji

Gurindam Dua Belas ditulis sejak abad ke-19 tertanggal 23 Rajab 1263 Hijriyah. Berdasarkan penanggalan Masehi, maka gurindam tersebut ditulis pada tahun 1847 saat Raja Ali Haji berusia 38 tahun.

Raja Ali Haji mendefinisikan gurindam sebagai perkataan yang bersajak pada akhir pasangannya, tetapi sempurna perkataannya dengan satu pasangannya.

Melansir Rajaalihaji.com Gurindam Dua Belas diterbitkan secara resmi dalam Tijdscrft van het Bataviaasch Genootschap No. II, Batavia dalam huruf Arab dan bahasa Belanda yang diterjemahkan oleh Elisa Netscher.

Berikut isi Gurindam Dua Belas yang ditulis oleh Raja Ali Haji seperti yang dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau:

Gurindam 1

Barang siapa tiada memegang agama,

sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,

maka ia itulah orang yang ma'rifat

Barang siapa mengenal Allah

suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

Barang siapa mengenal diri,

maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.

Barang siapa mengenal dunia,

tahulah ia barang yang teperdaya.

Barang siapa mengenal akhirat,

tahulah ia dunia mudarat.

Gurindam 2

Barang siapa mengenal yang tersebut

tahulah ia makna takut.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,

seperti rumah tiada bertiang.

Barang siapa meninggalkan puasa,

tidaklah mendapat dua termasa.

Barang siapa meninggalkan zakat,

tiadalah hartanya beroleh berkat.

Barang siapa meninggalkan haji,

tiadalah ia menyempurnakan janji.

Gurindam 3

Apabila terpelihara mata,

sedikitlah cita-cita.

Apabila terpelihara kuping,

khabar yang jahat tiadalah damping.

Apabila terpelihara lidah,

nescaya dapat daripadanya faedah.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,

daripada segala berat dan ringan.

Apabila perut terlalu penuh,

keluarlah fi’il yang tiada senonoh.

Anggota tengah hendaklah ingat,

di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki,

daripada berjalan yang membawa rugi.

Gurindam 4

Hati kerajaan di dalam tubuh,

jikalau zalim segala anggota pun roboh.

Apabila dengki sudah bertanah,

datanglah daripadanya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,

di situlah banyak orang yang tergelincir.

Pekerjaan marah jangan dibela,

nanti hilang akal di kepala.

Jika sedikitpun berbuat bohong,

boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.

Tanda orang yang amat celaka,

aib dirinya tiada ia sangka.

Bakhil jangan diberi singgah,

itupun perampok yang amat gagah.

Barang siapa yang sudah besar,

janganlah kelakuannya membuat kasar.

Barang siapa perkataan kotor,

mulutnya itu umpama ketur.

Di mana tahu salah diri,

jika tidak orang lain yang berperi.

Gurindam 5

Jika hendak mengenal orang berbangsa,

lihat kepada budi dan bahasa,

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,

sangat memeliharakan yang sia-sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,

lihatlah kepada kelakuan dia.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,

bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,

di dalam dunia mengambil bekal.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,

lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Gurindam 6

Cahari olehmu akan sahabat,

yang boleh dijadikan obat.

Cahari olehmu akan guru,

yang boleh tahukan tiap seteru.

Cahari olehmu akan isteri,

yang boleh menyerahkan diri.

Cahari olehmu akan kawan,

pilih segala orang yang setiawan.

Cahari olehmu akan abdi,

yang ada baik sedikit budi.

Gurindam 7

Apabila banyak berkata-kata,

di situlah jalan masuk dusta.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,

itulah tanda hampir duka.

Apabila kita kurang siasat,

itulah tanda pekerjaan hendak sesat.

Apabila anak tidak dilatih,

jika besar bapanya letih.

Apabila banyak mencela orang,

itulah tanda dirinya kurang.

Apabila orang yang banyak tidur,

sia-sia sahajalah umur.

Apabila mendengar akan khabar,

menerimanya itu hendaklah sabar.

Apabila menengar akan aduan,

membicarakannya itu hendaklah cemburuan.

Apabila perkataan yang lemah-lembut,

lekaslah segala orang mengikut.

Apabila perkataan yang amat kasar,

lekaslah orang sekalian gusar.

Apabila pekerjaan yang amat benar,

tidak boleh orang berbuat onar.

Gurindam 8

Barang siapa khianat akan dirinya,

apalagi kepada lainnya.

Kepada dirinya ia aniaya,

orang itu jangan engkau percaya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,

daripada yang lain dapat kesalahannya.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,

biar pada orang datangnya khabar.

Orang yang suka menampakkan jasa,

setengah daripada syirik mengaku kuasa.

Kejahatan diri sembunyikan,

kebaikan diri diamkan.

Keaiban orang jangan dibuka,

keaiban diri hendaklah sangka.

Gurindam 9

Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,

bukannya manusia yaituiah syaitan.

Kejahatan seorang perempuan tua,

itulah iblis punya penggawa.

Kepada segaia hamba-hamba raja,

di situlah syaitan tempatnya manja.

Kebanyakan orang yang muda-muda,

di situlah syaitan tempat berkuda.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,

di situlah syaitan punya jamuan.

Adapun orang tua yang hemat,

syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru,

dengan syaitan jadi berseteru.

Gurindam 10

Dengan bapak jangan durhaka

supaya Allah tidak murka.

Dengan ibu hendaklah hormat

supaya badan dapat selamat.

Dengan anak janganlah lalai

supaya dapat naik ke tengah balai.

Dengan istri dan gundik janganlah alpa

supaya kemaluan jangan menerpa.

Dengan kawan hendaklah adil

supaya tangannya jadi kapil.

Gurindam 11

Hendaklah berjasa,

kepada yang sebangsa.

Hendaklah jadi kepala,

buang perangai yang cela.

Hendaklah memegang amanat,

buanglah khianat.

Hendak marah,

dahulukan hujjah.

Hendak dimalui,

jangan memalui.

Hendak ramai,

murahkan perangai.

Gurindam 12

Raja mufakat dengan menteri,

seperti kebun berpagarkan duri.

Betul hati kepada raja,

tanda jadi sebarang kerja.

Hukum adil atas rakyat,

tanda raja beroleh inayat.

Kasihkan orang yang berilmu,

tanda rahmat atas dirimu.

Hormat akan orang yang pandai,

tanda mengenal kasa dan cindai.

Ingatkan dirinya mati,

itulah asal berbuat bakti.

Akhirat itu terlalu nyata,

kepada hati yang tidak buta.

Arti Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji

Menurut Dirjen Kebudayaan arti atau makna Gurindam Dua Belas cenderung sulit dipahami. Hal ini karena kalimat-kalimatnya diwarnai kiasan, metafora, serta istilah tasawuf yang sulit diidentifikasi dengan makna sastra Melayu yang dikenal saat ini.

Banyak ahli yang percaya bahwa gurindam ini dibuat sesuai dengan situasi masyarakat Melayu di Kepulauan Riau kala itu. Saat itu, Kerajaan Riau-Lingga tengah menghadapi konflik internal kerajaan dan tekanan pengaruh penjajah Belanda.

Oleh karena itu, Raja Ali Haji menuliskan pesan-pesan nasihat dalam bentuk gurindam agar nilai-nilai keislaman tidak terkikis di kalangan masyarakat Melayu.

Secara umum pesan-pesan Gurindam Dua Belas disampaikan untuk:

  • ajakan dan anjuran beribadah;
  • menegaskan kewajiban raja;
  • mengajarkan kewajiban anak terhadap orang tua;
  • menegaskan tugas orang tua kepada anak;
  • mengajarkan budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

Ulul Azmi dan Rusi Zainal dalam studinya yang terbit di Jurnal Ilmu Budaya (2016) mengungkapkan bahwa Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji memiliki nilai-nilai religius yang penuh makna.

Ini tertuang dalam pesan-pesan dalam gurindam yang menekankan cara berperilaku sesuai dengan ajaran agama Islam. Menurut Azmi dan Zainal, setidaknya ada lima pesan religius yang tertuang pada Gurindam Dua Belas, yaitu:

  • ajakan untuk mengenal agama;
  • pesan untuk mengenal Allah;
  • nasihat untuk mengenal diri sendiri;
  • petunjuk untuk mengetahui dunia yang memperdayai manusia;
  • mengenal akhirat sebagai nilai-nilai dalam akidah Islam.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya