Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Nilai-nilai yang Terkandung dalam Hikayat dan Penjelasannya

Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah hikayat, mulai dari nilai moral hingga nilai budaya.

Nilai-nilai yang Terkandung dalam Hikayat dan Penjelasannya
Ilustrasi Hikayat. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Hikayat merupakan karya sastra lama berupa karangan berbahasa Melayu. Biasanya, jenis karya ini mendeskripsikan kisah perjuangan seseorang dengan berbagai keajaiban yang menyertainya.

Berdasarkan kurun waktu pembuatannya, hikayat ditulis oleh orang-orang Melayu terdahulu. Kemudian, orang-orang mempelajari isinya dengan cara menerjemahkan bahasa Melayu tersebut.

Pada dasarnya, hikayat yang berbahasa Melayu merupakan induk dari bahasa Indonesia. Dengan begitu, mempelajarinya sama saja dengan mengenal sejarah perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri.

Kusinwati dalam Mengenal Karya Sastra Lama Indonesia (2020, hlm. 48), hikayat diklaim berasal dari bahasa Arab, Hikayah. Arti kata tersebut adalah cerita, kisah, dongeng, atau sebuah riwayat. Untuk contohnya, terdapat Hikayat Hang Tuah, Hikayat si Miskin, Hikayat Bayan Budiman, dan lain-lain.

Di dalam karya-karya ini, biasanya diselipkan unsur kesaktian dan mukjizat yang dimiliki oleh tokoh utama. Unsur ini merupakan salah satu ciri khusus yang ada dalam hikayat.

Lantas, nilai-nilai apa saja yang terkandung di dalam hikayat?

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Hikayat

Kini, hikayat sudah banyak yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia demi mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Kendati tak diterima secara logika, hikayat ternyata dibuat demi menghibur pembaca dengan tetap memperhatikan beberapa nilai tertentu.

Di dalam hikayat, terdapat sejumlah nilai meliputi nilai moral, agama, sosial, hingga budaya.

Lalu, bagaimana penjelasan semua nilai tersebut?

1. Nilai Moral

Mengutip pendapat Ouska dan Whellan yang ditulis Kurnia dalam Pengembangan Kemampuan Nilai-nilai Agama dan Moral di TK (2015), moral adalah prinsip baik atau buruknya sesuatu yang ada di kepala seorang individu.

Dengan mengetahui nilai moral, maka seseorang bisa mempertimbangkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak.

Jika dikaitkan dengan hikayat, berarti hikayat mengandung nilai pertimbangan baik dan buruk suatu hal. Sebut contohnya di Hikayat Bayan Budiman, terdapat sosok burung yang sering menasehati tuannya.

Burung tersebut berperan dalam hikayat sebagai pemberi petuah mengenai apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang yang memeliharanya.

Bukan terkait bagaimana cara merawat, tapi bagaimana cara hidup sebagai seorang lelaki dan juga seorang istri.

2. Nilai Agama

Selain moral, nilai agama juga terkandung di dalam hikayat. Artinya, terdapat ajaran-ajaran agama yang diselipkan lewat hikayat tersebut.

Contohnya di Hikayat Bayan Budiman, seorang istri dianggap tak boleh menerima tamu lantaran suaminya sedang pergi jauh mencari nafkah.

Tokoh burung mengingatkan istri pemiliknya agar tak menerima tamu yang bukan muhrimnya.

Nyatanya, burung ini memang diceritakan ajaib dan bisa berbicara. Oleh karena itu, ia memberitahu istri tuannya melalui ujarannya.

3. Nilai Sosial

Dalam nilai sosial, hikayat berfungsi menerangkan perilaku sosial seseorang agar bisa sesuai dengan lingkungan di sekitarnya. Misalnya, ada sebuah cerita tentang masyarakat yang kerja bakti membangun negeri.

Mereka yang sama-sama bekerja akan menikmati hasil pembangunan dengan riang gembira. Setelah pembangunan negeri, masyarakat yang ikut kerja diundang oleh raja.

Sementara itu, mereka yang diketahui tidak ikut akan diberikan sanksi berupa penyerahan uang demi keperluan pesta.

Jadi, cerita tersebut menggambarkan nilai kehidupan sosial yang seharusnya dilakukan orang-orang dalam sebuah lingkungan tertentu. Jika tidak, maka ada konsekuensi yang harus diterima.

4. Nilai Budaya

Selain menyelipkan unsur-unsur perilaku di atas, budaya yang termasuk bagian kehidupan manusia juga kadang dicantumkan dalam hikayat.

Budaya berarti segala sesuatu hasil peradaban manusia. Sebut contohnya keris yang merupakan peninggalan masyarakat Nusantara.

Di dalam Hikayat Hang Tuah, keris digunakan oleh tokoh utama bersama teman-temannya ketika berperang. Kemudian, dalam hikayat tersebut juga diungkapkan adanya kesaktian yang diujarkan lewat budaya berupa mantra.

Baca juga artikel terkait HIKAYAT atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno