tirto.id - Sebagian orang masih ingin mengerjakan salat tahajud di bulan Ramadhan sekalipun sudah menyelesaikan tarawih sebelumnya. Apakah boleh sholat tahajud di bulan Ramadhan sebagai bentuk qiyamul lail?
Qiyamul lail adalah ibadah salat sunah yang pelaksanaannya dilakukan malam hari. Bentuk ibadah ini yang cukup dikenal yaitu salat tahajud, witir, hingga ba'diyah isya. Khusus pada bulan Ramadan, qiyamul lail bertambah dengan adanya salat tarawih.
Salat tahajud lebih diutamakan didirikan pada sepertiga malam terakhir setelah seseorang tidur dan. Adapun salat tarawih diutamakan di awal malam setelah salat isya. Ada kalanya orang yang sudah mengerjakan salat tarawih, masih ingin melanjutkan salat tahajud di sekitar waktu sahur pada bulan Ramadan.
Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan Jam Berapa, Boleh Setelah Tarawih?
Hukum sholat tahajud di bulan Ramadhan boleh dilakukan setelah mengerjakan shalat tarawih atau witir. Hadis yang mengatakan shalat witir sebagai penutup salat malam adalah bersifat anjuran bukan kewajiban.
Sekalipun saat melakukan tarawih sudah ditutup dengan salat witir, tahajud masih boleh dilakukan. Salat tahajud adalah bagian salat malam yang dikerjakan usai bangun tidur.
Imam Nawawi dalam Syarh Al-Muhaddzab berpendapat hal tersebut tidak ada pertentangan antara niat salat malam dengan salat tahajud. Orang yang melakukan salat malam usai bangun tidur, ia disebut melakukan tahajud dan dinilai pula sebagai salat malam.
Pendapat ini juga didukung para ulama dari Mazhab Syafi’i dan Hanbali, bahwa pelaksanaan salat witir, terkhusus pada Ramadan, dianjurkan dikerjakan setelah tarawih secara berjemaah.
Akan tetapi, kemudian muncul pertanyaan mengenai pelaksanaan salat tahajud setelah witir. Pasalnya, ada pula hadis yang mengatakan salat witir adalah ibadah penutup salat-salat malam.
Hadis yang dimaksud riwayat Nafi’ dan Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Jadikanlah salat witir sebagai akhir salatmu di malam hari,” (HR. Muslim)
Para ulama berpendapat isi hadis ini bersifat anjuran dan bukan suatu kewajiban. Dengan demikian, seorang muslim tetap dapat melaksanakan salat tahajud meski telah menjalankan salat witir.
Sholat tahajud di bulan Ramadhan jam berapa? Jika dilihat waktu pelaksanaannya, salat tahajud setelah tarawih tetap mengacu pada waktu seperti biasanya.
Waktu paling utama ada di sepertiga malam terakhir atau kurang lebih pukul 01.00 dini hari sampai sebelum subuh. Meski demikian, salat ini juga bisa dilakukan setelah awal dan pertengahan malam.
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan, “Sesungguhnya waktu shalat malam dan tidur yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbeda-beda setiap malamnya. Beliau tidak menetapkan waktu tertentu untuk shalat. Namun beliau mengerjakannya sesuai keadaan yang mudah bagi beliau.”
Syarat sebelum salat tahajud adalah sudah tidur terlebih dahulu. Adapun pelaksanaannya paling sedikitnya dua rakaat dan maksimal tidak terbatas selama memenuhi persyaratan.
Tata Cara Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan
Salat tahajud merupakan salat sunah yang memiliki keutamaan besar. Ibadah ini memberikan pelakunya untuk memperoleh derajat lebih baik di sisi Allah. Allah berfirman dalam surah Al-Isra ayat 79:
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji,” (QS. Al-Isra [17]: 79)
Cara sholat tahajud di bulan Ramadhan setelah tarawih sama seperti pada hari-hari lainnya. Bedanya, saat melakukannya tidak perlu mengakhiri dengan salat witir karena sudah dijalankan sewaktu tarawih. Alasan tidak salat witir lagi karena hadis berikut:
Dari Thalq bin ‘Ali, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak boleh ada dua witir dalam satu malam.” (HR. Tirmidzi no. 470, Abu Daud no. 1439, An Nasa-i no. 1679. Syekh Al Albani berkata hadis ini sahih)
Seorang muslim bisa menjalankan tahajud dengan panduan melaksanakannya dalam jumlah 2, 4, 6, 8, 12 rakaat dan seterusnya sesuai kemampuan. Tidak ada batasan rakaat.
Setiap kali melakukan salat tahajud, dikerjakan dua rakaat satu salam atau bisa pula empat rakaat satu salam. Hadis yang mendukung tata cara ini salah satunya diriwayatkan Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu.
Ada seseorang berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana salat malam?" Beliau bersabda "Dua-dua, apabila engkau khawatir tiba waktu subuh, maka shalat witirlah satu rakaat." (Muttafaq alaih)
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi
Penyelaras: Ibnu Azis