tirto.id - Terdapat banyak ibadah yang dapat dikerjakan umat Islam dalam mencari lailatul qadar dalam 10 malam terakhir Ramadhan, salah satunya adalah sholat tahajud. Bagaimana bacaan niat sholat tahajud, jumlah rakaat, dan tata cara melaksanakannya, terutama bagi seseorang yang sudah melakukan shalat tarawih dan witir pada awal malam?
Kata tahajud dalam sholat tahajud berasal dari kata tahajjada yang berarti terjaga, sengaja bangun, atau sengaja tidak tidur. Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam hari dan dikerjakan setelah tidur, meskipun tidurnya hanya sebentar.
Anjuran mengerjakan shalat tahajud tercantum dalam Surah Al-Isra' ayat 79 sebagai berikut.
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
Tahajud pada 10 Malam Terakhir Ramadhan
Rasulullah saw. mengajak umat Islam untuk mencari lailatul qadar dalam 10 malam terakhir Ramadhan. Diriwayatkan dari Aisyah, Nabi senantiasa ber'itikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan dan beliau bersabda, 'Raihlah malam lailatul Qodar pada sepuluh hari terakhir." (H.R. Tirmidzi).
Malam lailatul qadar adalah malam yang lebih baik daripada malam 1.000 bulan. Seseorang yang beribadah pada malam tersebut atas dasar keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.
Karena tidak dapat dipastikan kapan lailatul qadar terjadi, maka umumnya umat Islam memperbanyak ibadah sejak malam tanggal 21 Ramadhan hingga akhir bulan, terutama pada tanggal-tanggal ganjil. Salah satunya dengan menegakkan shalat tahajud.
Keutamaan Shalat Tahajud
Shalat tahajud yang tergolong shalat malam memiliki banyak keutamaan. Shalat tersebut adalah sebaik-baiknya shalat sunnah setelah shalat fardu, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad saw. bersaba “sebaik-baik puasa setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat Fardhu adalah shalat malam."
Selain itu, dalam kesempatan lain, Rasulullah saw. menekankan bahwa 2 rakaat shalat yang dilakukan seorang hamba pada tengah malam adalah lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Nabi bahkan menambahkan, "Kalau saja tidak akan memberatkan umatku, niscaya aku wajibkan kepada mereka. (untuk mengerjakan shalat malam).”
Nabi saw. juga menyiratkan bahwa seorang muslim yang rajin mengerjakan shalat tahajud berarti termasuk hamba yang bersyukur. Ini disampaikan beliau ketika Aisyah bertanya, "mengapa engkau beribadah sedemikan rupa? Bukankan Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang?" Nabi menjawab, "tiada patutkah aku berbuat sebagai hamba yang pandai bersyukur?".
Berapa Jumlah Rakaat Sholat Tahajud?
Waktu mengerjakan shalat tahajud adalah pada malam hari, diutamakan pada setengah atau sepertiga malam yang terakhir. Ini merujuk pada Surah Al-Muzammil 1-4, yang artinya sebagai berikut.
"Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan."
Tidak ada batas maksimal jumlah rakaat sholat tahajud, dengan jumlah genap. Sementara itu, batas minimalnya adalah 2 rakaat.
Dalam konteks mencari malam lailatul qadar, tidak ada salahnya seseorang yang terbiasa sholat tahajud 2 rakaat menambah jadi 4 rakaat, atau yang biasanya 4 rakaat menjadi 8 rakaat, dan seterusnya.
Bacaan Niat Sholat Tahajud
Mengutip "Tata Cara Shalat Tahajud: Niat, Rakaat, Bacaan Surat, dan Doanya" oleh Ahmad Muntaha AM (NU Online), bacaan niat sholat tahajud adalah sebagai berikut.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Shalat tahajud dapat dikerjakan dua rakaat demi dua rakaat hingga selesai.
Tata Cara Sholat Tahajud
Dalam mengerjakan shalat tahajud dua rakaat, tata caranya adalah sebagai berikut,
- Membaca niat salat tahajud, jika dilafalkan dalam bahasa Arab berupa "Ushalli sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillāhi ta‘ālā".
- Membaca takbiratul ihram.
- Membaca surat al-Fatihah, dilanjutkan membaca salah satu surah dalam Al-Qur'an
- Rukuk.
- iktidal.
- Sujud pertama.
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua rakaat pertama.
- Berdiri dan mengulang urutan sejak membaca Surah al-Fatihah hingga sujud kedua.
- duduk tasyahud.
- Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri.
- Jika shalat tahajud lebih dari 2 rakaat, maka lakukan sesuai urutan di atas.
Imam Nawawi dalam Al-Majmu Syarah Al-Muhadzdzab mengutip Asy-Syirazi, menuliskan, "Bagi orang yang biasa shalat tahajud, lebih baik mengakhirkan witir supaya dikerjakan setelah tahajud. Sementara bagi yang tidak biasa shalat tahajud, lebih baik shalat witir dilakukan setelah shalat isya'."
Ini merujuk riwayat Jabir ra., bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, "Barang siapa khawatir tidak bangun pada akhir malam, hendaklah ia shalat witir di awal malam, dan barangsiapa ingin bangkit di akhir malam, hendaklah ia shalat witir pada akhir malam."
Editor: Iswara N Raditya