tirto.id - Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan doa ziarah kubur sesuai sunnah. Bagaimana lafal doa tersebut di dalam hadis?
Dulunya ziarah kubur pernah diharamkan dalam Islam. Sampai akhirnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan kebolehan untuk melakukannya. Salah satu hikmahnya yaitu bisa melembutkan hati serta mengingatkan setiap orang terhadap kematian dan kehidupan abadi di akhirat.
Beliau berpesan mengenai urusan ziarah kubur ini. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku pernah melarang kalian untuk ziarah kubur, sekarang ziarahilah kubur karena ziarah kubur dapat melembutkan hati, meneteskan air mata, mengingatkan negeri Akhirat dan janganlah kalian mengucapkan kata-kata kotor (di dalamnya).” (HR. Al Hakim (I/376), dari Anas bin Malik dengan sanad hasan)
Bacaan Doa Ziarah Kubur yang Sesuai Sunah
Umat Islam diajarkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menjaga adab dan doa ziarah kubur sesuai sunnah. Pentingnya mengikuti sunnah yaitu memastikan setiap ibadah, termasuk berziarah, tetap dalam koridor yang dituntunkan syariat.
Adapun terkait bacaan doa ziarah kubur sesuai sunnah rasul, dapat merujuk pada hadis dari Sulaiman bin Buraidah. Dalam hadis tersebut, doa yang dibaca sewaktu mendatangi kuburan sebagai berikut:
السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ، مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا، إِنْ شَاءَ اللهُ لَلَاحِقُونَ، أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
As-salaamu ‘ala ahlid diyaar minal mukminiin wal muslimiin wa innaa insyaa`allahu bikum lalaahiquun. asalullaha lanaa walakumul ‘aafiyah
Artinya: “Semoga keselamatan tercurah bagi penghuni (kubur) dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim dan kami insya Allah akan menyusul kalian semua. Saya memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian al-‘afiyah (keselamatan).”
Selanjutnya, peziarah dapat melantunkan doa yang ditujukan bagi ahli kubur yang diziarahinya atau secara keseluruhan. Dalam hadis shahih, doa yang dituntunkan terkait permohonan ampun. Doa ini tidak ada lafal khusus, sehingga peziarah bisa berdoa memohonkan ampun seperti membaca doa ziarah kubur orang tua sesuai sunnah.
Tuntunan doa memohonkan ampun bagi ahli kubur diterangkan dalam hadis riwayat Muslim berikut:
"Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada suatu malam ke Baqi’, beliau lama berdoa, memohon ampun bagi mereka tiga kali, dengan mengangkat kedua tangannya.” (HR. Muslim)
Apa yang Dilakukan Ketika Ziarah Kubur?
Berziarah kubur juga memiliki berbagai adab yang harus diperhatikan. Mengutip artikel Hukum dan Tuntunan Ziarah Kubur di laman Muhammadiyah, berikut adab dan perilaku saat melakukan ziarah kubur sesuai tuntunan sunah:
1. Meluruskan niat saat melakukan ziarah kubur
Ziarah kubur tidak boleh diniati dengan urusan lain selain berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti untuk mengingatkan pada kematian, akhirat, dan mendoakan ahli kubur. Tidak boleh berniat untuk hal-hal syirik seperti meminta pada ahli kubur dan semisalnya.2. Mengucap salam dan mendoakan ahli kubur
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengicapkan salam keselamatan bagi ahli kubur mendatangi kuburan. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam hadis berikut:“Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tiap malam gilirannya, pergi ke Baqi’ pada akhir malam, dengan ucapannya: 'Assalamu’alaikum dara qaumin mukminin wa atakum ma tu‘aduna ghadan muajjalun, wa inna insya Allahu bikum lahiqun. Allahummaghfirli ahli Baqi’il Gharqad' ('Semoga keselamatan bagi kamu sekalian wahai negeri kaum yang beriman, dan akan datang apa yang dijanjikan kepada kamu sekalian dengan segera. Dan sesungguhnya kami, dengan izin Allah akan menyusul kamu sekalian. Yaa Allah ampunilah penghuni Baqi’ al-Gharqad (nama kuburan)'.” (HR. Muslim)
3. Melepas sandal atau sepatu yang dikenakan selama di area kuburan
Adab melepas kaki saat berziarah kubur disebutkan dalam hadis berikut:"Diriwayatkan dari Basyir bin al-Khasasiyyah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seseorang yang berjalan di antara kuburan dengan memakai kedua sandalnya, kemudian beliau bersabda; 'Wahai pemakai dua sandal, lepaslah sandalmu'.” (HR. al-Bukhari, Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, dan Ibnu Majah)
4. Menghadap kiblat saat ada di kuburan seseorang dan tidak duduk di atasnya
Islam tetap menghormati seseorang sekalipun sudah meninggal. Bagi orang Islam, ia tidak boleh duduk di atas kubur seseorang. Saat berada di tempat itu pula, dituntunkan menghadap kiblat.Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh seseorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya hingga tembus ke kulitnya, itu lebih baik baginya dari pada duduk di atas kuburan.” [HR. Muslim]
5. Mendoakan ahli kubur baik sebagian atau keseluruhan
Adab ziarah kubur selanjutnya yaitu mendoakan ahli kubur sebagian, atau keseluruhannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan umatnya untuk menyampaikan doa permohonan ampun bagi mereka.“Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada suatu malam ke Baqi’, beliau lama berdoa, memohon ampun bagi mereka tiga kali, dengan mengangkat kedua tangannya.” (HR. Muslim)
6. Tidak melakukan perbuatan syirik
Selama memanjatkan doa ziarah kubur sesuai sunnah, tidak diperkenankan menyelipkannya dengan permintaan kepada ahli kubur. Mengajukan permintaan pada orang yang telah mati sebagai perantaraan doa adalah pantangan ketika ziarah kubur.Segala permintaan hanya dilakukan kepada Allah melalui jalan-jalan yang disyariatkan. Misalnya berdoa selepas salat, atau pada momen yang diperbolehkan. Contohnya seperti saat menunggu saat azan dan iqamah, sepanjang siang hari ketika berpuasa, pada sepertiga malam setelah salat tahajud, usai salat sunah, dan sebagainya.
Allah melarang perbuatan syirik melalui firman-Nya berikut:
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ. [يونس(10): ۱۰٦]
Artinya: “Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah. Sebab jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang zalim.” (QS. Yunus: 106)
… وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى … [الزمر (39): ۳]
Artinya: “… dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya …” (QS. az-Zumar: 3)
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar