Menuju konten utama

Ziarah Kubur Sebelum Ramadhan: Hukum, Tata Cara, & Bacaan Doa

Apa hukum ziarah kubur, bagaimana pelaksanaannya sebelum ramadhan, apa saja tata cara ziarah kubur, dan doa apa yang dibacakan kepada mayit.

Ziarah Kubur Sebelum Ramadhan: Hukum, Tata Cara, & Bacaan Doa
Umat Islam berdoa di depan makam keluarga dan kerabat dekat di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta, Sabtu (10/4/2021). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

tirto.id - Ziarah kubur sebelum Ramadhan lumrah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Apa hukum ziarah kubur, tata cara, dan bacaan doa yang disampaikan dalam bahasa Arab, latin, hingga terjemahan bahasa Indonesia?

Ziarah kubur pernah dilarang oleh Nabi Muhammad saw. pada masa-masa asal Islam. Ini tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat Arab ketika itu yang condong berbuat syirik ketika mendatangi kuburan.

Namun, kemudian Rasulullah memperbolehkan ziarah dengan sabda, "Aku telah melarang kalian dari ziarah kuburan, sekarang berziarahlah. Karena ia dapat menjadikan zuhud di dunia dan ingat dengan akhirat." (H.R. Ibnu Majah).

Dari riwayat tersebut, setidaknya terdapat 2 hikmah ziarah kubur, yaitu membuat seseorang untuk tetap hidup sederhana di dunia tanpa terjebak hasrat-harat duniawi, juga sekaligus terus mengingat akhirat, karena tidak ada yang tahu kapan seseorang akan meninggal.

Dalam riwayat lain yang senada, Nabi saw. bersabda, "Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, meneteskan air mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah),” (H.R. Hakim).

Imam Abu Hamid Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin menyebutkan, ziarah kubur "disunnahkan secara umum dengan tujuan untuk mengingat kematian dan mengambil pelajaran. Melakukan ziarah ke kuburan orang-orang saleh disunnahkan dengan tujuan untuk tabarruk (mendapatkan barakah) juga pelajaran."

Tata Cara Ziarah Kubur

Terdapat beberapa tuntunan bagi umat islam yang hendak melakukan ziarah kubur.

Yang pertama, berziarah kubur dapat dilakukan pada hari Jumat. Imam Abu Hamid al-Ghazali menyebutkan dalam Ihya' Ulumuddin bahwa sebaiknya ziarah dilakukan pada hari Jumat atau Sabtu sebelum matahari terbit.

Dikutip dari "Waktu yang Baik untuk Ziarah" oleh Alhafiz Kurniawan (NU Online) terdapat rujukan dalam At-Tajrid li Naf‘il ‘Abid ala Syarhil Manhaj oleh Sulaiman bin Umar bin Muhammad Al-Bujairimi.

Disebutkan, "Roh mayit itu memiliki tambatan pada kuburnya. Ia takkan pernah berpisah selamanya. Tetapi, roh itu lebih erat bertambat pada kubur sejak turun waktu ashar pada Kamis hingga fajar menyingsing pada Sabtu. Karenanya, banyak orang melazimkan ziarah kubur pada Jumat dan waktu ashar pada Kamis."

Yang kedua, mengucapkan salam kepada penghuni makam. Diriwayatkan dari jalur Ibnu Abbas, saat Rasulullah saw. melewati pemakaman di kota Madinah, beliau menghadapkan wajah ke pemakaman tersebut, lalu mengucapkan "Semoga salam sejahtera senantiasa tercurah atas kalian wahai penghuni perkuburan ini, semoga Allah berkenan memberi ampun bagi kami dan bagi kalian. Kalian telah mendahului kami dan kami akan menyusul kalian”. (H.R. Tirmidzi)

Diriwayatkan dari jalur Aisyah, Nabi saw. pada tiap malam giliran Aisyah, bila tiba tengah malam, keluar ke kuburan Baqi'. Beliau bersabda, "Sejahtera pada kamu tempat kaum mukminin dan nanti pada waktu yang telah ditentukan, kamu akan menemui apa yang dijanjikan. Dan insyaAllah kami akan menyusulmu di belakang. Ya Allah ampunkan bagi penduduk Baqi’ yang berbahagia ini". (H.R. Muslim).

Yang ketiga, mengisahkan kebaikan-kebaikan mayit, memujinya, sekaligus tidak menceritakan keburukannya.

Dalam Kitab Al-Adzkar oleh Syekh Nawawi Al-Bantani, Anas mengisahkan orang-orang melewati jenazah, lalu memuji dengan pujian baik. Mereka kemudian melewati jenazah lain, lalu mengucapkan hal yang buruk.

Nabi bersabda, "orang pertama, kalian memujinya dengan baik, maka pasti baginya surga. sedangkan orang yang kedua, kalian mengatakannya dengan keburukan, maka pasti baginya neraka. Kalian adalah saksi-saksi Allah di bumi."

Doa Ziarah Kubur

Berikut ini urutan yang dibacakan dalam ziarah kubur.

Membaca Doa untuk Semua Mayit di Kuburan

Doa untuk semua mayit di pemakaman yang didatangi adalah sebagai berikut.

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Bacaan latinnya: "Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn"

Artinya: "Assalamu’alaikum [semoga keselamatan dilimpahkan kepada kalian], tempat bersemayam orang-orang beriman kepada Allah. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami Insya Allah [atas izin Allah] akan menyusul kalian."

Membaca Surah Al-Fatihah

Berikutnya adalah membaca Surah al-Fatihah sebagai berikut.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ - ١

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ - ٢

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ - ٣

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ - ٤

Pemilik hari pembalasan.

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ - ٥

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ - ٦

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ - ٧

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Membaca Surah Al-Ikhlas

Berikutnya adalah membaca Surah al-Ikhlas (3 kali) sebagai berikut.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ - ١

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢

Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ - ٤

Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

Membaca Surah Al-Falaq

Berikutnya adalah membaca Surah al-Falaq sebagai berikut.

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ - ١

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ - ٢

dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ - ٣

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ - ٤

dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ - ٥

dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

Membaca Surah An-Nas

Berikutnya adalah membaca Surah an-Nas sebagai berikut.

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ - ١

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,

مَلِكِ النَّاسِۙ - ٢

Raja manusia,

اِلٰهِ النَّاسِۙ - ٣

sembahan manusia,

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ - ٤

dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ - ٥

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ - ٦

dari (golongan) jin dan manusia.”

Setelah membaca Surah An-Nas, kita dapat kembali membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan pembacaa Surah Al-Baqarah 1-7, ayat kursi (Surah Al-Baqarah 255), diikuti zikir dan salawat Nabi.

Pada akhir bacaan, dapat membaca doa di bawah ini

اللهم اوصل ثواب ما قُأناه الى فالن او اليهم

"Allahumma aushil tsawaba maa qara'naahu ilaa [menyebut nama yang diziarahi] au ilaihim."

Artinya: "Ya Allah, sampaikanlah pahala apa yang telah kami baca kepada [menyebut nama yang diziarahi] atau kepada mereka."

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya