Menuju konten utama
Materi Ilmu Tajwid

Hukum Bacaan Tafkhim & Tarqiq Beserta Contohnya dalam Ilmu Tajwid

Tafkhim artinya hukum bacaan tajwid untuk huruf yang dilafalkan dengan tebal, sedangkan tarqiq dibaca tipis. Berikut contoh bacaan tafkhim dan tarqiq.

Hukum Bacaan Tafkhim & Tarqiq Beserta Contohnya dalam Ilmu Tajwid
Ilustrasi Alquran. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Tafkhim dan tarqiq adalah 2 hukum tajwid al-Quran tentang bacaan tipis atau tebal untuk huruf tertentu. Tafkhim artinya melafalkan huruf tertentu memakai bacaan tebal. Adapun tarqiq artinya membunyikan huruf tertentu dengan bacaan tipis atau suara tipis.

Bagaimana cara membedakan tafkhim dan tarqiq? Untuk membedakannya, pembaca ayat al-Quran perlu mengetahui huruf-huruf tafkhim dan tarqiq beserta ketentuan bacaannya.

Perbedaan tarqiq dan tafkhim juga terdapat pada cara melafalkan bacaannya. Dua hukum tajwid ini penting diterapkan karena penempatan bacaan tipis dan tebal yang tidak tepat bisa mengubah makna ayat Al-Quran yang dibaca.

Bacaan tafkhim dilafalkan dengan cara menjorokkan bibir atau mulut ke depan (mencucu) ketika bertemu huruf-huruf tafkhim.

Sementara itu, bacaan tarqiq dilafalkan dengan cara bibir atau mulut agak dimundurkan, sehingga tampak sedikit meringis.

Sebagian besar penjelasan mengenai bacaan tafkhim dan tarqiq membahas mengenai cara membaca huruf lam (ل) dan ra (ر) dengan pelafalan tebal dan tipis. Padahal, bahasan tafkhim dan tarqiq lebih luas daripada sekadar dua huruf tersebut.

Hukum Bacaan Tafkhim dan 7 Huruf Tafkhim

Dalam bahasa Arab, tafkhim artinya menggemukkan atau menebalkan. Menurut definisi di ilmu tajwid, pengertian tafkhim adalah mengangkat ujung lidah ke langit-langit di bagian atas mulut (membaca dengan suara tebal) ketika melafalkan huruf-huruf tafkhim.

Melalui situs web Zansti Tajweed, ahli qiraat Al-Quran di Universitas Al-Azhar, Muhammad Shadiq Al-Qamhawi memberikan perumpamaan bahwa membaca huruf tafkhim seperti memasukkan minyak samin sehingga mulut tampak penuh saat melafalkannya.

Huruf-huruf tafkhim adalah sebagai berikut:

  1. Lam (ل)
  2. Ra' (ر)
  3. Shad (ص)
  4. Dhah (ض)
  5. Tha' (ط)
  6. Zha' (ظ)
  7. Kha' (خ)
  8. Ghain (غ)
  9. Qaf (ق)

Di antara huruf-huruf tafkhim tersebut, ada ketentuan khusus mengenai huruf Ra' (ر) dan Lam (ل). Hukum bacaan tafkhim untuk Lam dan Ra' berbeda dengan 7 huruf tafkhim yang lain.

Huruf Lam dan Ra' harus dibaca secara tafkhim (tebal) pada kondisi tertentu, sedangkan di situasi lain mesti dilafalkan dengan tarqiq (tipis).

Untuk 7 huruf tafkhim lainnya (yakni selain Lam dan Ra') selalu harus dilafalkan dengan bacaan tebal. Agar mudah mengingat ketujuh huruf di atas, lazimnya huruf-huruf tafkhim disingkat menjadi bacaan: خص ضغط قظ (Dibaca: Khusso dhogti qidz).

Ketika salah satu di antara tujuh huruf itu terdapat pada kata bahasa Arab atau ayat Al-Quran, cara membacanya ditebalkan (bacaan tafkhim).

7 huruf tafkhim di atas (خ – ص – ض – غ – ط – ق – ظ) juga disebut dengan istilah huruf isti’la. Pengertian huruf isti’la adalah huruf-huruf hijaiyah yang cara membacanya dengan mengangkat sebagian besar bagian lidah ke langit-langit mulut.

Contoh Bacaan Tafkhim Lam dan Ra

Sebagaimana dijelaskan di atas, hukum bacaan tafkhim untuk huruf Lam dan Ra' berlaku dalam kondisi tertentu. Artinya, 2 huruf itu tidak selalu harus dibaca secara tafkhim atau dengan bacaan tebal.

Berikut ini ringkasan penjelasan hukum bacaan tafkhim untuk huruf Lam dan Ra' beserta dengan contohnya.

1. Bacaan Lam Tafkhim

Huruf Lam (ل) dibaca tafkhim ketika berada di lafal jalalah (اللَّهُ), yaitu lam yang terdapat pada kata Allah (اللَّهُ). Namun, huruf ini dibaca tafkhim dengan syarat harakat lam-nya fathah atau dammah.

Salah satu contoh bacaan lam tafkhim terdapat di surah Al-Baqarah ayat 7 berikut ini:

ختَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ

Bacaan latinnya: "Khotamollohu 'ala qulubihim wa 'ala sam'ihim ... "

Artinya: "Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka ... " (QS. Al-Baqarah [2]: 7).

2. Bacaan Ra Tafkhim

Huruf ra (ر) wajib dibaca tafkhim ketika harakatnya fathah dan dammah. Contoh bacaan ra tafkhim dalam 2 kondisi itu adalah sebagai berikut:

a. Contoh huruf ra tafkhim dengan harakat fathah:

أَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Bacaan latinnya: "Wa ammallażīnabyaddat wujuhuhum fa fī raḥmatillāh, hum fīhā khāliduun"

Artinya: "Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya," (QS. Ali Imran [3]: 107).

b. Contoh huruf ra tafkhim dengan harakat dammah:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Bacaan latinnya: "Waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥuun"

Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung," (QS. Ali Imran [3]: 104).

Hukum Bacaan Tarqiq dan Contohnya

Dalam bahasa Arab, tarqiq artinya menipiskan. Artinya, bacaan tarqiq dilakukan dengan menipiskan suara saat melafalkan ayat Al-Quran.

Cara melafalkan bacaan tarqiq adalah dengan menurunkan bagian terluar dari lidah dari langit-langit atas ke bawah mulut, saat mengucapkan huruf tertentu.

Pembahasan penting mengenai bacaan tarqiq terbagi menjadi tiga. Penjelasannya hukum bacaan tarqiq secara ringkas adalah sebagai berikut.

1. Bacaan Lam Tarqiq, Ketentuan, dan Contohnya

Bacaan tarqiq dilakukan ketika ada huruf lam (ل) yang berada dalam lam jalalah (اللَّهُ), dan didahului oleh huruf yang berharakat kasrah.

Contoh bacaan lam tarqiq adalah:

وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ وَلِيٍّ مِنْ بَعْدِهِ

Bacaan latinnya: "Wa may yuḍhlilillāhu fa mā lahụ miw waliyyim mim ba'dih ... "

Artinya: "Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada baginya seorang pemimpin pun sesudah itu ... " (QS. Asy-Syura [62]: 44).

2. Bacaan Ra Tarqiq, Ketentuan, dan Contohnya

Huruf ra (ر) dibaca tarqiq atau tipis ketika berharakat kasrah atau didahului oleh huruf ya (ي) sukun. Contoh penerapan hukum bacaan ra tarqiq adalah sebagai berikut.

a. Contoh bacaan Ra (ر) berharakat kasrah yang dibaca tarqiq:

قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Bacaan latinnya: "Wa lammā barazụ lijālụta wa junụdihī qālụ rabbanā afrig 'alainā ṣabraw wa ṡabbit aqdāmanā wanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn"

Artinya: "Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, mereka pun [Thalut dan tentaranya] berdoa: 'Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir' (QS. Al-Baqarah [2]: 250).

b. Contoh bacaan tarqiq pada huruf ra yang didahului ya (ي) sukun terdapat di kata: قَدِيْرٌ (qodiir) atau خَيْرٌ (khoir).

3. Bacaan Tarqiq Ra Sukun

Hukum bacaan tarqiq juga berlaku ketika terdapat huruf ra (ر) mati (harakatnya sukun), sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah, dan huruf sesudahnya ra bukan huruf isti'la'. Contohnya adalah bacaan اَنْذِرْهُمْ - فِرْعَوْنَ (Andzirhum - Firaun).

Baca juga artikel terkait ILMU TAJWID atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Addi M Idhom