tirto.id - Pelafalan huruf ra (ر) dalam ilmu tajwid terbagi dalam hukum bacaan tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis). Penempatan bacaan tebal dan tipis ini harus sesuai dengan tajwid Al-Quran. Jika qari atau pembaca Al-Quran salah melafalkan bacaan ra tebal dan tipis, hal itu akan mengubah makna ayat Al-Quran yang dibacanya.
Pengertian bacaan tafkhim adalah melafalkan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tebal, termasuk ra tafkhim. Cara melakukannya adalah dengan menjorokkan bibir atau mulut ke depan (mencucu) ketika membaca huruf-huruf tersebut.
Sementara itu, bacaan tarqiq adalah melafalkan huruf-huruf tertentu dengan tipis, termasuk ra tarqiq. Saat mengucapkan huruf itu, bibir atau mulut agak dimundurkan dan tampak sedikit meringis.
Salah satu bahasan hukum tafkhim dan tarqiq adalah bacaan huruf ra yang dibaca tebal dan tipis. Sederhananya, apabila huruf ra berharakat fathah atau dammah, ia dibaca dengan tebal.
Sementara itu, apabila huruf ra berharakat kasrah, sukun (huruf sebelumnya berharakat kasrah), atau waqaf ra yang sebelumnya diikuti huruf ya (ي) sukun, maka huruf ra itu dibaca dengan tipis.
Berikut ini penjelasan mengenai hukum bacaan huruf ra tafkhim dan tarqiq, sebagaimana dikutip dari Al-Quran Hadis (2020) yang ditulis Sutarman.
Hukum Bacaan Ra Tafkhim dan Contohnya
Ketika huruf ra (ر) berharakat fathah dan dammah, ia dibaca dengan tebal atau tafkhim.
Salah satu ahli qiraat Al-Quran dari Universitas Al-Azhar, Muhammad Shadiq Al-Qamhawi memberi perumpamaan bahwa membaca huruf ra tafkhim seperti memasukkan minyak samin ke dalam bacaan huruf sehingga mulut tampak penuh saat melafalkanya.
Cara melafalkan huruf ra tafkhim adalah dengan mengangkat ujung lidah ke atas langit-langit mulut, sebagaimana dilansir Tajwid Al-Quran.
Pertama, huruf ra (ر) dibaca tafkhim ketika harakatnya fathah. Contohnya adalah sebagai berikut.
أَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Bacaan latinnya: "Wa ammallażīnabyaddat wujuhuhum fa fī raḥmatillāh, hum fīhā khāliduun"
Artinya: "Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya," (QS. Ali Imran [3]: 107).
Kedua, huruf ra (ر) dibaca tafkhim ketika harakatnya dammah. Contohnya adalah sebagai berikut.
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Bacaan latinnya: "Waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥuun"
Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung," (QS. Ali Imran [3]: 104).
Hukum Bacaan Ra Tarqiq dan Contohnya
ketika huruf ra berharakat kasrah, sukun, atau ra waqaf yang didahului huruf ya (ي) , maka ia dibaca dengan tarqiq atau tipis.
Cara membaca huruf ra tarqiq adalah dengan menurunkan bagian terluar lidah dari langit-langit atas ke bawah mulut.
Penjelasan dan contoh mengenai tiga kondisi huruf ra yang dibaca tipis adalah sebagai berikut.
Pertama, huruf ra (ر) yang berharakat kasrah mesti dibaca tarqiq dengan contoh:
قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Bacaan latinnya: "Wa lammā barazụ lijālụta wa junụdihī qālụ rabbanā afrig 'alainā ṣabraw wa ṡabbit aqdāmanā wanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn"
Artinya: "Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, mereka pun [Thalut dan tentaranya] berdoa: 'Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir'," (QS. Al-Baqarah [2]: 250).
Kedua, huruf ra yang didahului ya (ي) sukun adalah kata: قَدِيْرٌ (qodiir) atau خَيْرٌ (khoir).
Ketiga, huruf ra (ر) mati (harakatnya sukun), sedangkan huruf sebelum ra berharakat kasrah, dan huruf sesudah ra bukan huruf isti'la'. Contohnya adalah bacaan اَنْذِرْهُمْ - فِرْعَوْنَ (Andzirhum - Firaun).