tirto.id - Apa saja hikmah Isra Miraj bagi umat Islam dan bagaimana kisah singkat Nabi Muhammad terkait hari besar umat Islam ini?
Isra Mikraj (Isra' Miraj) diperingati setiap 27 Rajab pada penanggalan kalender Hijriah dan terjadi pada 621 Masehi.
Peristiwa ini berkaitan dengan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Ka'bah ke Baitul Maqdis (isra), lantas dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha (mikraj) hanya dengan waktu 1 malam.
Dari Baitul Maqdis, Nabi Muhammad SAW yang dibawa Nabi Jibril melakukan mikraj, melampaui ruang dan waktu, melintasi tujuh langit, dan bertemu dengan beberapa nabi terdahulu, yaitu Adam di langit pertama, Isa di langit kedua, Yusuf di langit ketiga, Idris di langit keempat, Harun di langit kelima, Musa di langit keenam, dan Ibrahim di langit ketujuh.
Hal dilukiskan dalam Surah an-Najm:16-18. Allah SWT berfirman:
"(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar."
Hikmah Isra Miraj Bagi Umat Islam
Peristiwa Isra Miraj memiliki banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil, yang tujuannya juga demi memperkuat iman, meningkatkan ketaqwaan, dan memberikan petunjuk hidup yang bermanfaat bagi umat muslim. Berikut ini beberapa hikmah Isra Miraj bagi umat Islam:
1. Pentingnya Shalat 5 Waktu
Di sidratul-muntaha, Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah salat 50 kali dalam sehari semalam bagi umat beliau.Nabi kemudian turun, tetapi ketika melewati Musa, beliau ditanyai tentang jumlah kewajiban salat. Nabi Musa menyebut salat 50 kali terlalu berat, sedangkan umat Rasulullah lemah.
Atas saran Musa, Nabi Muhammad SAW sekali lagi menghadap kepada Allah untuk memohon keringanan. Jumlah kewajiban salat dikurangi.
Namun, setiap kali Rasulullah bertemu Musa, beliau diingatkan untuk memohon keringanan kembali. Sampai akhirnya, Nabi Muhammad SAW mendapatkan kewajiban salat 5 kali sehari.
Nabi Musa masih menyarankan agar Rasulullah sekali lagi menghadap Allah. Namun, Nabi Muhammad SAW berkata, "Aku sudah berkali-kali menghadap Tuhanku, memohon hingga merasa malu".
Atas dasar itu, Allah mewajibkan lima waktu shalat bagi umat Islam. Ini pula yang menjadi keutamaan Isra Miraj.
Pentingnya perintah ibadah shalat bagi seorang Muslim merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat ikatan spiritual.
2. Melatih Kesabaran dan Ketabahan
Selama perjalanan hidupnya, Nabi Muhammad SAW mengalami berbagai cobaan dan ujian yang besar.Isra' dan Mi'raj menjadi pengakuan atas ketabahan dan keberanian Rasulullah dalam menghadapi rintangan, yang kemudian ini menjadi petunjuk bagi umat Islam agar bisa bersabar ketika mendapatkan ujian kehidupan.
3. Ketauhidan
Perjalanan Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha melalui langit-langit dan pertemuan langsung dengan Allah menegaskan konsep keyakinan atas keesaan Allah, yang disebut tauhid.Peristiwa ini bisa merupakan pelajaran bagi umat Islam agar dapat memahami dan mengamalkan tauhid di kehidupan sehari-hari, yaitu keyakinan akan keesaan Allah.
4. Keutamaan Memiliki Ilmu Pengetahuan
Selama peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad menerima perintah untuk menuntut ilmu. Ini menunjukkan pentingnya pendidikan dan pengetahuan dalam Islam.Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sarana untuk memahami ajaran agama dan mengembangkan masyarakat yang beradab.
Pengaruh Isra dan Mikraj bagi Umat Muslim
Isra dan Mikraj menjadi ujian bagi umat Islam dalam meyakini agama dan jalan hidup mereka secara menyeluruh. Percaya atau tidaknya seseorang terhadap peristiwa ini tidak berpengaruh pada Allah dan ajaran-Nya.
Namun, orang yang mendapatkan makna dan hikmah Isra Miraj akan lebih dalam keyakinannya kepada Tuhan.
Allah berfirman dalam Surah al-Isra:107:
"Katakanlah (Muhammad), “Berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur'an) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur'an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah, bersujud."
Quraish Shihab dalam "Makna Isra' dan Mi'raj" menyebutkan, yang perlu dibahas dari peristiwa ini bukanlah bagaimana, tetapi mengapa Isra dan Mikraj terjadi.
Isra dan Mikraj penting karena di dalamnya terdapat kandungan perintah salat kepada umat Nabi Muhammad saw.
Salat pada hakikatnya adalah kebutuhan mutlak untuk mewujudkan manusia seutuhnya, kebutuhan yang tidak hanya meliputi akal pikiran, tetapi jiwa manusia. Salat menjadi pintu gerbang yang menghubungkan manusia dengan Tuhannya.
Ayat-ayat Al Quran tentang Peristiwa Isra Mikraj
1. Surah Al-Isra Ayat 1
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ - ١
Arab Latin: sub-ḥānallażī asrā bi’abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī’ul-baṣīrArtinya: “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Al Isra [17]:1)
2. Surah An-Najm Ayat 13-18
وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ - ١٣
Arab Latin: Wa laqad ra`āhu nazlatan ukhrāArtinya: “Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,” (QS. An Najm [53]:13)
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى - ١٤
Arab Latin: ‘inda sidratil-muntahāArtinya: “(Yaitu) di Sidratul Muntaha,” (QS. An Najm [53]:14)
عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ - ١٥
Arab Latin: ‘indahā jannatul-ma`wāArtinya: “Di dekatnya ada surga tempat tinggal,” (QS. An Najm [53]:15)
اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ - ١٦
Arab Latin: Iż yagsyas-sidrata mā yagsyāArtinya: “(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya,” (QS. An Najm [53]:16)
مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى - ١٧
Arab Latin: Mā zāgal-baṣaru wa mā ṭagāArtinya: “Penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.” (QS. An Najm [53]:17)
لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى - ١٨
Arab Latin: Laqad ra`ā min āyāti rabbihil-kubrāArtinya: “Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar. (QS. An Najm” [53]:18)
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Dhita Koesno