Menuju konten utama

Arti Ma'rifatullah: Istilah dalam Islam & Berhubungan dengan Takwa

Pengertian ma'rifatullah, istilah dalam agama Islam yang berhubungan dengan ketakwaan terhadap Allah SWT.

Arti Ma'rifatullah: Istilah dalam Islam & Berhubungan dengan Takwa
Ilustrasi. foto/Istockphoto

tirto.id - Istilah ma'rifatullah mungkin masih terasa asing bagi sebagian orang, namun istilah ini sebenarnya sudah umum digunakan oleh umat muslim, khususnya bagi mereka yang sering menghadiri majelis taklim.

Ma'rifatullah bisa diartikan sebagai mengenal Allah, yang bila kata ini disebut maka itu berhubungan dengan Rabb, Sang Pencipta.

Pengertian Ma'rifatullah

Dilansir dari portal resmi Provinsi Sumatera Barat yang mengutip perkataan Ibnul Qoyyum disebutkan, seseorang yang memiliki ketaatan yang tinggi, akan semakin tinggi pula ma'rifatnya kepada Allah, ia akan semakin menghambakan diri dan bersifat ihsan.

Kata ma'rifatullah sendiri berasal kata a'rofa, ya'rifu yang artinya mengenal. Jadi dapat disimpulkan bahwa ma'rifatullah merupakan upaya manusia untuk lebih mengenal Allah dengan tujuan meningkatkan iman dan ketakwaaannya.

Dalam e-modul berjudul Ma'rifatullah dari Endis Firdaus dituliskan, seorang muslim perlu menyempurnakan keimanannya dengan menjadikan ma'rifatullah sebagai subjek utama.

Makna ma'rifatullah juga bisa berarti sebagai jalan yang mengantarkan manusia untuk lebih mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Mengenal Allah SWT atau ma'rifatullah dapat dilakukan dengan cara mengetahui nama-nama-Nya yang Maha Indah melalui Asmaul Husna dan memahami maknanya.

Kemudian seorang muslim berma'rifat dengan mengetahui sifat-sifat Allah yang Maha Sempurna seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis sahih dari Rasulullah Salallaahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 255 atau dikenal dengan ayat kursi dijelaskan bahwa

Allah, Tuhan yang patut disembah dan tidak ada sembahan lainnya selain Dia.

Allah Mahahidup, Maha Kekal, dan memiliki semua makna kehidupan yang sempurna, Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya.

Tidak seperti manusia, Allah tidak mengantuk dan tidak pula tidur, sebab keduanya adalah sifat kekurangan yang membuat-Nya tidak mampu mengurus makhluk-Nya.

Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia Yang menciptakan, memelihara, memiliki, dan bertindak terhadap semua itu.

Allah Maha Mengetahui apa yang ada di hadapan makhluk ciptaan-Nya; manusia, yakni apa saja yang sedang dan akan terjadi, dan apa yang di belakang mereka, yakni sesuatu yang telah berlalu.

Allah mengetahui apa yang mereka lakukan dan rencanakan, baik yang berkaitan dengan masa kini, masa lampau, atau masa depan.

Kursi-Nya, Allah yaitu kekuasaan, ilmu, atau kursi tempat kedua kaki Tuhan (yang tidak diketahui hakikatnya kecuali oleh Allah) berpijak, sangat luas, meliputi langit dan bumi.

Allah Mahatinggi zat dan sifat-sifat-Nya jika dibanding makhluk-makhlukNya, Mahabesar dengan segala keagungan dan kekuasaan-Nya.

Ayat Kursi merupakan ayat teragung dalam Al-Qur'an karena mencakup nama-nama dan sifat-sifat Allah yang menunjukkan kesempurnaan zat, ilmu, kekuasaan, dan keagungan-Nya.

Berikut bacaan lengkap Ayat Kursi dan artinya:

اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡحَـىُّ الۡقَيُّوۡمُۚ  لَا تَاۡخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوۡمٌ‌ؕ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ مَنۡ ذَا الَّذِىۡ يَشۡفَعُ عِنۡدَهٗۤ اِلَّا بِاِذۡنِهٖ‌ؕ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ اَيۡدِيۡهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡ‌ۚ وَلَا يُحِيۡطُوۡنَ بِشَىۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ‌‌ۚ وَلَا يَـــُٔوۡدُهٗ حِفۡظُهُمَا ‌ۚ وَ هُوَ الۡعَلِىُّ الۡعَظِيۡمُ

Allahu laaa ilaaha illaa Huwal Haiyul Qaiyuum; laa taakhuzuhuu sinatunw wa laa nawm; lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ard; man zal lazii yashfa'u indahuuu illaa bi-iznih; ya'lamu maa baina aydiihim wa mww khalfahum wa laa yuhiituuna bishai'im min 'ilmihi illa bimasya' wa si'a kursiyyuhussamawati wal ardh walaa yauduhu khifzuhuma wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar." (QS. Al-Baqarah: 255).

Ma'rifatullah dapat diraih dengan berbagai cara, mulai dari mengenal Asmaul Husna hingga memahami segala bentuk makhluk ciptaan Allah SWT.

Dengan ber-ma'rifatullah, maka seorang muslim dapat menyadari tentang betapa besarnya kekuasaan Allah terhadap seluruh makhluk yang terdapat di bumi dan alam semesta ini.

Baca juga artikel terkait MARIFATULLAH atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom