Menuju konten utama

Fenomena Live Stream: Hiburan, Interaksi, & Transaksi Sekaligus

Masyarakat Indonesia kian menyukai konten live stream. Streamer sekelas IShowSpeed bahkan memecahkan rekor lewat konten live stream di Tanah Air.

Fenomena Live Stream: Hiburan, Interaksi, & Transaksi Sekaligus
Decode Live Stream dan Budaya Sawer- Gairah Digital yang Terus Mengalir. tirto.id/Fuad

tirto.id - Indonesia menjadi negara yang mungkin tak akan terlupakan bagi konten kreator asal Amerika Serikat, Darren Jason Watkins Jr., atau yang lebih dikenal dengan nama IShowSpeed alias Speed. Belum genap lima menit memulai siaran langsung setibanya di Tanah Air, Speed yang terkenal dengan konten in real life (IRL) streaming merasa terkejut oleh kemunculan seorang penggemar yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

Penggemar tersebut mengaku menemukan keberadaan Speed hanya dengan mengikuti arah siaran yang sedang berlangsung, meskipun Speed sama sekali tidak menyebutkan lokasi atau menunjukkan latar tempat secara jelas. Tak lama setelah itu, para penggemar yang mengetahui keberadaannya melalui siaran langsung itu datang berbondong-bondong untuk melihat sang idola secara langsung.

Momen tersebut menjadi salah satu sorotan utama dari tayangan berjudul “irl stream in Indonesia”, video yang kemudian viral secara global. Siaran tersebut mencetak rekor penonton tertinggi dalam kariernya hingga saat ini, dengan 1.043.028 penonton langsung dan total lebih dari 14,5 juta penayangan.

Pencapaian ini juga menempatkan siaran langsungnya tersebut ke dalam jajaran 10 besar live stream terpopuler di Twitch, menggeser posisi streamer ternama asal Prancis, Squeezie, yang sebelumnya mencatatkan 1.018.187 penonton.

Masyarakat Indonesia Gemar Menonton Live Stream

Fenomena antusiasme warga Tanah Air untuk menyaksikan live stream Speed bukan kejadian tunggal. Beberapa tahun terakhir, live stream telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital masyarakat Indonesia. Kini, hampir setiap kali membuka media sosial, kita bisa menemukan orang bernyanyi, berjoget, bermain gim, mencari jodoh, bahkan meminta bantuan yang semua dilakukan secara langsung (real time).

Di Indonesia, tren ini berkembang sangat pesat. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024, menonton video daring (online) merupakan aktivitas digital paling populer, yang dilakukan oleh 76,31 persen pengguna internet di Indonesia. Angka ini melonjak tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 55,9 persen. Kenaikan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin terbiasa menikmati konten digital secara langsung dan interaktif.

Tingginya minat masyarakat untuk menonton konten live stream juga tergambar dalam survei terbaru yang dilakukan Tirto bekerjasama dengan Jakpat, pada 29 Juli 2025. Survei yang dilakukan terhadap 1.250 responden ini mengungkap, mayoritas responden pernah setidaknya satu kali menonton konten live stream. Angkanya mencapai lebih dari 95 persen.

Yang paling besar, 51,2 persen responden menyatakan pernah menonton konten live stream beberapa kali meski tidak secara rutin. Sementara hanya 4,08 persen responden yang menyatakan belum pernah sama sekali menonton tayangan siaran langsung di internet.

Survei yang sama mengungkap mayoritas responden menonton live stream melalui platform TikTok, yang mendominasi dengan angka 69,64 persen dari total responden. Disusul oleh YouTube dengan 57,71 persen, dan Instagram di urutan ketiga dengan 40,7 persen.

Menariknya tayangan live stream lewat platform e-commerce nyatanya juga banyak menarik minat. Ini menunjukkan tren berbelanja baru yang condong memanfaatkan platform live stream juga kian populer di konsumen Indonesia.

Masyarakat Indonesia dan Minat Live Shopping yang Tinggi

Peningkatan minat masyarakat terhadap konten live stream berjalan seiring dengan pertumbuhan pesat ekonomi digital di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Hasil survei Tirto mengungkap live shopping atau siaran langsung jualan menjadi jenis konten live stream yang paling banyak ditonton oleh responden, dengan 62,55 persen pemilih.

Menyusul setelahnya, konten bermain video gim (36,95 persen), kemudian diikuti konten tanya jawab (QnA) dan keseharian tokoh/idola (28,61 persen), konten edukasi dan agama (27,19 persen), serta mukbang atau makan besar (25,94 persen). Jenis konten lain seperti kecantikan (22,44 persen) dan karaoke/musik (20,6 persen) juga masih cukup diminati.

Senada dengan temuan Tirto, sejumlah laporan lain juga mengungkap bahwa metode live stream di mana pembeli dapat berinteraksi dengan penjual secara real-time menjadi salah satu metode kanal penjualan daring paling dominan di Indonesia maupun dalam konteks global.

Dalam konteks global, laporan China’s Internet Development 2024, mengungkap jumlah “e-commerce streaming users”, sebutan bagi orang yang melakukan kegiatan jual-beli melalui live stream, mencapai 833 juta dan mengalami peningkatan meningkat sebanyak 17,37 juta dibandingkan Desember 2023.

Sementara, dalam konteks Indonesia, laporan survei dari Jakpat di tahun 2023 menyebut bahwa 86 persen dari online shoppers pernah mencoba menonton live shopping. Sebanyak 65 persen dari mereka bahkan memutuskan untuk membeli produk yang dijual saat sedang menontonnya.

Laporan lain dari e-Conomy SEA 2024 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company juga mengungkap bahwa tren video commerce kini menjadi pilihan utama konsumen dalam menemukan, menelusuri, hingga memutuskan pembelian produk. Daya tariknya semakin kuat berkat fitur live stream interaktif dan promosi dengan batas waktu terbatas yang menciptakan urgensi, sekaligus mendorong konsumen untuk segera bertransaksi.

Terbaru, laporan SIRCLO juga semakin menegaskan hal ini. Lembaga tersebut mencatat bahwa konten live stream menjadi kanal penjualan paling dominan, terutama pada platform TikTok. Kontribusi rata-rata dari konten live stream sebesar 47 persen terhadap nilai transaksi bruto (Gross Merchandise Value, GMV). Menyusul di peringkat kedua, konten short video memberikan kontribusi sebesar 27 persen. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran preferensi konsumen terhadap format visual yang bersifat cepat, interaktif, dan menghibur

Praktik berjualan lewat live stream juga kian efektif. Tirto sempat berbicara dengan Mira, seorang pemudi admin live stream dari salah satu toko buku. Penjualan buku lewat siaran langsung di media sosial ataupun platform e-commerce jadi cara baru yang jadi andalan.

“Sangat amat naik (omzet) penjualan lewat live ini dibanding penjualan dengan cara lain. Tapi ini tergantung pembawaan admin live-nya juga. Kalo admin-nya seru dan aktif itu bisa cepet banyak penonton dan laku. Admin live berpengaruh banget sih tergantung aktif atau pasifnya,” katanya saat berbincang dengan Tirto, Rabu (25/6/2025).

Interaksi Kunci dari Live Stream

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Firman Kurniawan, menilai interaksi menjadi faktor utama kepopuleran tayangan live stream di masyarakat Indonesia. Ia menjelaskan, tayangan video secara langsung adalah medium komunikasi yang sangat kaya, karena memuat elemen visual, audio, teks, sekaligus memungkinkan komunikasi dua arah secara real-time.

Sejumlah poin tersebut menjadikan live streamlebih unggul dibanding format digital lainnya seperti video pendek atau podcast.

“Dengan adanya live streaming, jarak itu jadi nol. Artinya kita bisa mengirimkan pesan tadi dengan menjangkau audiens dengan jarak yang terjauh, bahkan waktunya itu bisa real time, kapan saja,” ujarnya saat dihubungi Tirto, Selasa (29/7/2025).

Firman menyatakan bahwa live stream akan tetap menjadi bagian penting dalam lanskap komunikasi digital di masa depan. Ia menggambarkan, nantinya persaingan antar kreator dalam menarik perhatian penonton akan semakin intens, mirip dengan kompetisi antar stasiun televisi pada masanya.

Namun, ia menekankan bahwa etika harus menjadi batas utama. Kreator konten dituntut untuk mempertimbangkan apakah kontennya bermanfaat, tidak membahayakan, dan tidak melanggar norma sosial. Karena itu, ia mengajak para pembuat konten untuk selalu mempertimbangkan dampak sosial dari materi yang ditampilkan apakah bermanfaat, membahayakan, atau merugikan pihak lain

“Batas dari membangun daya tarik yang menghasilkan perhatian dan akhirnya menghasilkan nilai ekonomi, itu adalah etika. Sehingga tadi, kalau ditanya pesannya, perlu para pembuat konten ini mempertimbangkan apakah konten ini: satu, berguna; kedua, apakah membahayakan atau tidak,” ujarnya.

Sementara itu menurut Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Syaifa Tania, menyoroti soal pemanfaatan live stream sebagai metode penjualan. Metode ini menjadi praktik komunikasi pemasaran yang lebih dekat dibanding yang lain.

Survei dari Center for Digital Society (CfDS) UGM, mengungkap terdapat 51 persen responden yang suka karena adanya diskusi dalam live stream shopping dan 74 persen menganggap platform ini dapat menyediakan respon yang lebih cepat dibanding platform lain.

“Di e-commerce, pembeli hanya melihat brand tidak secara real time. Tetapi lewat praktik ini produk dapat dilihat secara real time oleh para pembeli,” ujar Tania yang juga menjadi Executive Secretary CfDS UGM (27/7/2023).

Baca juga artikel terkait LIVE STREAMING atau tulisan lainnya dari Alfitra Akbar

tirto.id - Decode
Reporter: Alfitra Akbar
Penulis: Alfitra Akbar
Editor: Alfons Yoshio Hartanto