Menuju konten utama

Ekspor Toyota Indonesia Terdampak Kebijakan Tarif Trump

Negara tujuan ekspor Indonesia untuk pasar otomotif selama ini adalah negara ASEAN, seperti Vietnam, Thailand, Amerika Latin, dan Meksiko.

Ekspor Toyota Indonesia Terdampak Kebijakan Tarif Trump
Direktur Teknikal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Yui Hastoro (kanan) menjelaskan kepada Direktur Politeknik Manufaktur Negeri (POLMAN) Bandung, Dede Buchori Muslim mengenai unit Toyota Fortuner yang merupakan donasi dari Toyota Indonesia untuk POLMAN, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/3). Donasi kendaraan utuh sebagai alat peraga pendidikan untuk perguruan tinggi merupakan salah satu wujud komitmen Toyota Indonesia dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam bidang manufaktur otomotif agar mampu kompetitif dalam menghadapi persaingan global. . ANTARA FOTO/HO/Ujang/ama/17

tirto.id - Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto, mengakui kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menerapkan bea masuk impor sejumlah produk Indonesia sebesar 32 persen berdampak secara tidak langsung terhadap ekspor TMMIN.

Kebijakan Trump ini, menurutnya dapat mempengaruhi daya beli permintaan produk otomotif dari Indonesia. Mengingat negara-negara tujuan ekspor Indonesia untuk pasar otomotif selama ini adalah negara ASEAN, seperti Vietnam, Thailand, Amerika Latin, dan Meksiko.

“Nah, dampak yang paling kita akan rasakan adalah dampak tidak langsung, yaitu dampak terhadap negara-negara tujuan ekspor kita. Karena kami ekspor di ASEAN, Vietnam, Thailand, kemudian juga di Amerika Latin, Meksiko, dan lain-lain,” kata Nandi di Kantor RRI, Rabu (15/5/2025).

Selain itu, kata Nandi, kebijakan Trump juga dikhawatirkan menekan daya beli negara mitra dagang AS serta industri suku cadang di Indonesia.

“Nah, negara-negara itu akan sangat berdampak terhadap kebijakan Presiden Trump. Kalau ekonomi mereka menurun, tentu daya beli menurun, sehingga ekspor kita juga akan menurun,” ujarnya.

Nandi juga mengatakan bahwa kebijakan tarif Trump hanya akan dirasakan pada permintaan untuk pasar ekspor. Sedangkan pasar domestik dinilai masih cukup stabil. Oleh karenanya, dia berharap perlu ada sejumlah insentif untuk dunia otomotif agar daya beli membaik.

“Kalau domestik, saya kira sih tidak terlalu terpengaruh dengan kebijakan Presiden Trump ini, karena domestik kita memang, otomotif ini saat ini, 10 tahun ke belakang ini masih stagnan,” katanya.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil secara wholesales di April 2025 hanya mencapai 51.025 unit. Penjualan tersebut merupakan hasil akumulasi kendaraan penumpang sebanyak 40.333 unit dan komersial sebanyak 10.872 unit.

Penjualan mobil selama April 2025 yang hanya 51.025 unit mengalami pelemahan 27,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tembus 70,895 unit. Namun, dibandingkan bulan yang sama tahun lalu atau Year on Year (YoY), angkanya naik sekitar lima persen.

Baca juga artikel terkait TOYOTA atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Insider
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Dwi Aditya Putra