tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor komoditas pertambangan dan lainnya 3,16 miliar dolar Amerika Serikat (AS), turun 25,05 persen dari bulan sebelumnya (month to month/mtm) yang sebesar 4,21 miliar dolar AS. Penurunan kinerja ekspor komoditas Pertambangan dan lainnya ini memberikan andil terhadap total ekspor Juni 2024 sebesar 4,73 persen.
Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar mengungkapkan, penurunan ekspor komoditas pertambangan dan lainnya ini dipicu oleh penurunan nilai ekspor biji tembaga, lignit, batu bara, biji seng, serta batu kerikil.
“Secara tahunan, semua sektor (non migas) mengalami peningkatan, kecuali sektor pertambangan dan lainnya yang mengalami penurunan sebesar 16,02 persen (yoy),” jelasnya, dalam Rilis Berita Resmi Statistik Juni 2024, di Jakarta, Senin (15/7/2024).
Sebagai informasi, nilai ekspor komoditas Pertambangan dan lainnya pada Juni 2023 tercatat sebesar 3,76 miliar dolar AS. Sementara secara kumulatif, sejak Januari-Juni 2024, nilai ekspor komoditas pertambangan dan lainnya tercatat sebesar 23,26 miliar dolar AS, turun dari enam bulan pertama 2023 27,38 miliar dolar AS.
Meski mengalami penurunan, beberapa komoditas pertambangan seperti batu bara serta besi dan baja masih menjadi andalan ekspor nasional. Dengan kontribusi terhadap ekspor non migas Juni 2024 sebesar 12,71 persen untuk komoditas batu bara dan 10,71 persen untuk komoditas besi dan baja.
“Untuk batu bara dan besi, baja mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan. Nilai ekspor batu bara turun 0,36 persen secara bulanan dan turun sebesar 6,68 persen secara tahunan,” kata Amalia.
Dengan volume ekspor komoditas batu bara sebesar 32,66 juta ton, turun dari bulan sebelumnya yang sebanyak 33,69 juta ton. Nilai ekspor komoditas emas hitam tersebut mencapai 76,34 dolar AS per ton, naik dari nilai ekspor Mei 2024 sebesar 74,34 dolar AS per ton.
“Kalau kita lihat, ekspor batu bara kita ke beberapa negara tertentu kan memangg digunakan sebagai sumber tenaga energi. Dan di beberapa negara bagian utara, Cina itu sudah memasuki musim panas. Sehingga penurunan permintaan batu bara relatif turun, nanti biasanya naik lagi pada musim dingin,” ungkapnya.
Di sisi lain, secara bulanan kinerja ekspor komoditas besi dan baja turun 4,32 persen (mtm) dan 3,48 persen secara tahunan (year on year/yoy). Dengan nilai ekspor pada Juni sebesar 2,10 miliar dolar AS, sedangkan pada Mei 2024 sebesar 2,20 miliar dolar AS.
Dari sisi volume, ekspor besi dan baja Juni 2024 tercatat sebesar 1,66 juta ton, turun dari bulan sebelumnya yang sebelumnya 1,84 juta ton. Sedangkan nilai ekspor komoditas ini tercatat senilai 1.263 juta per ton, turun dari Mei 2024 yang sebesar 1.242 juta per ton.
“Besi baja itu menurun secara bulanan disebabkan oleh penurunan volume dan harga, begitu juga secara tahunan. Kita tahu bahwa tadi harga batu bara, besi dan baja, CPO di dunia internasional mengalami tren menurun,” pungkas Amalia.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang