Menuju konten utama

Airlangga: Ekspor Besi dan Baja Indonesia Capai 26,7 M Dolar AS

Besi dan baja sampai saat ini masih manjadi salah satu ekspor andalan Indonesia. Nilainya terus menanjak sejak tahun 2019.

Airlangga: Ekspor Besi dan Baja Indonesia Capai 26,7 M Dolar AS
Seorang pekerja melintas di samping koil baja untuk bahan dasar pipa baja di Pabrik PT BPI (Bakrie Pipe Industries) yang merupakan anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/1/2024). Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk pipa baja yang diproduksi PT BPI hampir mencapai 60 persen dan telah mengekspor produk pipa baja ke Australia, Amerika Serikat Kuwait dan Iran. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/rwa.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyamaikan bahwa nilai ekspor produk besi dan baja mencapai 26,7 miliar dolar AS pada 2023. Menjadikannya sebagai salah satu ekspor andalan Indonesia.

"Kita harus mengapresiasi kemajuan baja nirkarat di dalam negeri, ekspornya dari 7,4 miliar dolar AS di 2019, kini sudah mencapai 26,7 miliar dolar AS, dan ini menjadi ekspor terbesar andalan Indonesia," ujarnya dalam acara Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Ada kenaikan signifikan dari nilai ekspor produk besi dan baja sejak 2019 hingga 2023. Pada 2019, nilai ekspor 7,4 miliar dolar AS, kemudian tumbuh pada pandemi COVID-19 tahun 2020 yang mencapai 14,9 miliar dolar AS, 2021 mencapai 20 miliar dolar AS, 2022 mencapai 27,8 miliar dolar AS, dan 2023 mencapai 26,7 miliar dolar AS.

Airlangga juga menyebut bahwa kinerja industri besi dan baja nasional sebagai Mother of Industries, berhasil mencetak surplus neraca perdagangan. Industri logam dasar yang tumbuh, dan ekspor industri logam dasar yang mencapai kenaikan hingga 16,74 persen pada 2023.

"Industri logam dasar itu dari kuartal I-2023 sampai 2024, di kuartal pertama itu tumbuh 11 dan 18 persen. Ini yang jauh di atas pertumbuhan sektor lain dan peningkatan ekspor logam dari 8,74 jadi 16,74 persen," ungkapnya.

Di sisi lain, konsumsi baja nasional pada 2024 diperkirakan akan mencapai 18,3 juta ton atau tumbuh sebesar 5,2 persen.

Sedangkan pengekspor besi dan baja di dunia pada 2023 mencatat Indonesia di peringkat 4 dengan share sebanyak 5,61 persen. Peringkat pertama yakni Cina dengan share 14,57 persen, kemudian Jerman 6,95 persen, lalu Jepang 6,42 persen, dan posisi kelima Korea Selatan 5,41 persen.

Selain keberhasilan tersebut, Airlangga juga menjelaskan bahwa Indonesia mampu mengekspor 130 wind turbine ke New York, Amerika Serikat. Terobosan ini akan dipasang di laut yang dihasilkan dari buatan fabrikasi di Batam.

"Ini the first wind turbine yang akan dipasang di Utara Long Island, 15 sampai 20 mil dengan kapasitas yang direncanakan sebesar sekitar 2,1 gigawatt," ujarnya.

Baca juga artikel terkait EKSPOR BAJA NASIONAL atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi