tirto.id - Mengamalkan bacaan doa awal tahun dan akhir tahun Hijriah dapat digunakan umat Islam pada momen 1 Muharram 1447 H yang jatuh hari Jumat, 27 Juni 2025.
Bacaan doa ini merupakan bentuk introspeksi dan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Doa juga berisi harapan akan nikmat setahun ke depan.
Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam merupakan salah satu momen penting bagi Muslim. Terlebih banyak peristiwa besar terjadi di bulan Muharram. Dalam kitab I'anah at-Thalibin, dijelaskan bahwa berbagai peristiwa itu di antaranya diciptakannya Nabi Adam AS di surga, dilahirkannya Nabi Isa AS, hingga diciptakannya ruh Nabi Muhammad SAW.
Melalui hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Muharram adalah waktu yang baik untuk beribadah setelah Ramadhan. Pada bulan ini, Rasulullah menganjurkan umatnya memperbanyak ibadah.
"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Dan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam." (HR. Muslim).
Selain melaksanakan puasa sunnah dan sholat malam, amalan yang bisa dilakukan pada momen 1 Muharram adalah doa akhir dan awal tahun.
Doa Awal & Akhir Tahun Jelang 1 Muharram 2025
Pada momen 1 Muharram, umat Islam melewati dua momen sekaligus, yakni akhir tahun Hijriah dan awal tahun Hijriah.
Pergantian tersebut terjadi pada waktu Maghrib tanggal 29/30 Dzulhijjah. Sebab, penghitungan kalender bersistem qomariyah (peredaran bulan terhadap bumi), dimulai ketika matahari terbenam.
Oleh karenanya, doa akhir tahun dapat diamalkan oleh umat Islam sebelum lewat waktu Maghrib. Waktu Ashar, misalnya, bisa dijadikan waktu untuk mengamalkan doa ini.
Dalam kitab Maslakul Akhyar yang ditulis Habib Utsman bin Yahya seperti dilansir dari NU Online, terdapat doa akhir dan awal tahun dapat dibaca tiga kali sesuai waktunya. Doa akhir tahun dibaca sebelum Maghrib dan doa awal tahun dibaca setelah Maghrib.
Untuk doa akhir tahun, berikut bacaan yang dapat diamalkan sebelum Maghrib:
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihi sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.
Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah."
Sementara itu, untuk doa awal tahun, bacaan berikut dapat dibaca setelah Maghrib:
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.
Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”
Keutamaan & Amalan Bulan Muharram bagi Muslim
Bagi umat Islam, Muharram merupakan salah satu dari 4 bulan haram (Asyhurul Hurum), yang juga dimaknai sebagai bulan yang suci selain Ramadhan. Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah At-Taubah ayat 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."
Umat Islam dianjurkan untuk menjauhi segala bentuk dosa dan memperbanyak kebaikan yang dapat mendatangkan pahala. Berikut amalan kebaikan yang dapat dilakukan pada bulan Muharram.
1 Puasa Sunnah
Sebagaimana dijelaskan dalam hadist Nabi Muhammad SAW, melaksanakan puasa sunnah adalah amalan bernilai pahala yang besar di bulan Muharram. Pada bulan ini, umat Islam dapat menjalankan puasa sunnah Tasua (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram), selain tentu saja puasa sunnah di hari lainnya.
Keutamaan puasa sunnah tersebut juga luar biasa. Berdasarkan hadist yang diriwayatkan Abu Qatadah RA., Rasulullah SAW pernah bersabda, "Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat." (HR. Muslim).
2 Ibadah Dzikir, Sholat, dan Mengaji
Kedudukan Muharram sebagai bulan yang suci membuat semua ibadah sangat dianjurkan untuk dilakukan. Umat Islam dapat memperbanyak sholat sunnah, dzikir, dan membaca Al-Qur'an pada bulan ini.
3 Sedekah
Menyedekahkan sebagian harta kepada mereka yang membutuhkan juga dapat dilakukan pada bulan Muharram. Dalam Islam, sedekah bukan hanya amalan bernilai pahala, tetapi juga upaya membersihkan harta agar berkah.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id







































