Menuju konten utama

Data BPS Dinilai Janggal, Tambahan Angkatan Kerja Turun Drastis

Heri mendesak BPS memberikan kejelasan atas perhitungan data yang mencolok ini.

Data BPS Dinilai Janggal, Tambahan Angkatan Kerja Turun Drastis
Sejumlah pencari kerja memadati arena Job Fair yang digelar di Auditorium Universitas Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/8/2025). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/YU

tirto.id - Data angkatan kerja terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) memantik tanda tanya besar. Penambahan angkatan kerja yang biasanya mencapai rata-rata 3,5 hingga 4 juta orang per tahun, tiba-tiba anjlok hanya menjadi 1,89 juta orang di kuartal III-2025.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus, menilai kondisi agak janggal lantaran perbedaan penurunan jumlah angkatan kerja yang cukup tajam.

“Biasanya angkatan kerja kita tambahannya 3,5 juta atau tahun kemarin 4,4 juta, eh tiba-tiba tambahannya hanya 1,89 juta. Dan ini jadi pertanyaan besar,” katanya dalam webinar, Kamis (6/11/2025).

Lebih lanjut Heri mendesak BPS memberikan kejelasan atas perhitungan data yang mencolok ini. “Ini harus kita tanya ke BPS apa salah dalam kalkulasi atau kekeliruan seperti apa. Kami minta kejelasan khusus untuk data ini,” tegasnya.

Anomali data ini, menurut Heri, bukanlah persoalan sepele. Menurutnya, kekeliruan data semacam ini akan berimplikasi serius terhadap prospek perekonomian nasional.

Jika perhitungan didasarkan pada data yang dianggap tidak akurat tersebut, outlook ekonomi Indonesia justru berisiko menunjukkan perlambatan pada kuartal selanjutnya.

“Implikasinya outlook perekonomian. Ekonomi kita bisa melambat dengan hitung-hitungan seperti ini, ekonomi kita di periode berikutnya, kuartal IV dengan seperti ini justru bisa melambat. Gak sinkron,” jelasnya.

Kekhawatiran ini semakin mengemuka mengingat sebelumnya banyak pihak justru optimis dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2025, didorong oleh berbagai kebijakan dan terobosan yang dilakukan pemerintah.

“Kan hampir kita tidak berpikir ke arah melambat yang tajam di kuartal IV, bahkan kita optimis dengan adanya kebijakan atau terobosan yang dilakukan sekarang. Ini yang jadi pertanyaan,” tutur Heri.

Apalagi, Menteri Keuangan Purbaya, Yudhi Sadewa, telah mengalihkan dana pemerintah di Bank Indonesia ke Bank Himbara untuk mendorong pertumbuhan kredit.

Bahkan, Purbaya meyakini bahwa dampaknya dari kebijakannya itu akan mulai terasa di kuartal IV-2025. Dalam hitungannya, laju perekonomian di kuartal terakhir tahun ini akam mencapai 5,5 persen.

Adapun, berdasarkan data BPS komposisi angkatan kerja pada Agustus 2025 terdiri dari 146,54 juta orang penduduk bekerja dan 7,46 juta orang penganggur.

Apabila dibandingkan Agustus 2024, jumlah angkatan kerja bertambah sebesar 1,89 juta orang dan jumlah penduduk bekerja bertambah 1,90 juta orang. Sementara jumlah pengangguran berkurang sekitar 4.000 orang.

Baca juga artikel terkait BPS atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra