Menuju konten utama

Daftar Program Pendidikan yang Terdampak Efisiensi Anggaran 2025

Berikut ini rincian dampak efisiensi di bidang pendidikan. Efisiensi anggaran ini merupakan kebijakan Prabowo yang tertuang dalam Instruksi Presiden.

Daftar Program Pendidikan yang Terdampak Efisiensi Anggaran 2025
Ilustrasi - Salah satu mahasiswa penerima bantuan KIP Kuliah memperlihatkan butu tabungan Bank Mandiri. ANTARA/Muhammad Hajiji.

tirto.id - Komisi X DPR RI telah menggelar rapat kerja dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia (Mendiktisaintek) dan Menteri Kebudayaan pada hari Rabu 12 Februari 2025.

Dalam rapat kerja tersebut, terungkap ada beberapa program pendidikan Mendiktisaintek 2025 yang pada akhirnya kena efisiensi anggaran.

Beberapa program pendidikan Mendiktisaintek 2025 yang terdampak mulai dari beasiswa hingga KIP Kuliah. Selain itu, ada juga anggaran awal progam pendidikan Mendiktisaintek terdampak dan anggaran setelah kena efisiensi.

Daftar Program Pendidikan yang Terdampak Efisiensi Anggaran 2025

1. KIP-K (KIP Kuliah)

KIP Kuliah diketahui terdampak efisiensi sebesar 9 persen dengan Pagu Awal Rp14.698.109.754.000 lalu kena potongan Rp 1.310.849.475.000 sehingga anggaran sisa menjadi Rp 13.387.260.279.000. Dampak yang terjadi yakni penerima KIP sebanyak 663.821 dari 844.174 mahasiswa yang sedang berjalan tak bisa dibayarkan pada tahun 2025. Sejumlah 663.821 terancam putus kuliah.

Kemudian tidak ada Penerimaan Mahasiswa Baru Penerima KIP-K Tahun 2025. Padahal pada tanggal 4 Febuari 2025 lalu telah dibuka pendaftarannya, dengan jumlah pendaftar ada 21.131 orang. Dengan adanya putus studi dan tidak adanya penerima mahasiswa baru maka berpotensi membuat gagal adanya sarjana pertama dari keluarga miskin.

2. Beasiswa Pendidikan Indonesia

Selain KIP Kuliah, Beasiswa Pendidikan Indonesia juga terdampak oleh efisiensi anggaran. Dimana anggaran awal Rp194.709.094.000 kemudian kena potongn Rp19.470.909.000 atau sebanyak 10%. Anggaran untuk Beasiswa Pendidikan Indonesian ini pun jadi Rp175.238.184.600.

Dampak yang menimpa sebanyak 12 Orang Penerima BPI LN Program S3 Perguran Tinggi Akademik dari total 33 orang terancam tak dapat dibayarkan dan bisa saja terlantar di luar negeri. Tidak ada Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun 2025.

3. Beasiswa ADIK

Beasiswa ADIK turut terdampak dalam efisiensi dimana anggaran awal bisa mencapai Rp213.730.320.000 dikurangi 21.373.032.000 atau 10%. Jadi akhir anggaran yang bisa dipakai yakni sebanyak Rp192.357.288.000. Apalagi jika anggaran tersebut berkurang maka akses pendidikan tinggi bagi penduduk yang berada di wilayah 3T dan OAP akan turun.

4. Beasiswa Dosen dan Tendik di DN dan LN

Beasiswa Beasiswa dosen & tendik di DN dan LN yang awalnya direncanakan senilai Rp236.802.297.000 dikurangi senilai 25% yakni Rp59.200.574.000 jadi Rp177.601.723.000. Dengan target 3.732 dosen dan tendik anggaran turun ini berpotensi tidak terbiayainya beasiswa berjalan.

5. Beasiswa KNB

Awal anggaran untuk Beasiswa KNB yakni Rp85.348.561.000 berkurang sebanyak Rp21.337.140.000 atau 25% dari anggaran sebelumnya jadi Rp64.011.421.000. Beasiswa untuk mahasiswa asing yang berasal dari negara-negara berkembang dan telah komitmen dengan Indonesia ke 653 mahasiswa. Adanya efisiensi buat potensi tak terbiayainya mahasiswa kemitraan KNB. Beberapa di antaranya, Madagaskar, Timor Leste, Papua Nugini, Pakistan, Bangladesh, dan Iran.

6. BOPTN & BPPTNBH

BOPTN & BPPTNBH punya anggaran awal Rp8.388.808.885.000 lalu berkurang Rp4.194.404.443.000 atau capai 50% jadi hanya Rp4.194.404.443.000. Sementara itu, ada usulan efisiensi Kemdiktisaintek hanya dipotong Rp711.081.000.000 atau 8,48%. BOPTN pendanaan untuk membiayai kebutuhan operasional perkuliahan agar tak dibebankan seluruhnya ke mahasiswa. Jika efisiensi, PTN dikhawatirkan menaikkan tarif UKT dan bisa meningkatkan beban mahasiswa atau orang tua mahasiswa.

7. PRPTN & PUAPT

PRPTN & PUAPT mendapat anggaran senilai Rp1.106.288.136.000 lalu berkurang sampai dengan 50% atau sampai dengan Rp553.144.068.000. Dampak yang terjadi tak bisa mempercepat transformasi PTN Satker menjadi PTN BLU melalui pendampingan PTNBH.

Program ini mencakup revitalisasi peralatan laboratorium (sarana), renovasi minor (prasarana), pelatihan & pengembangan dosen & tendik, serta lokakarya. Jika ada efisiensi, maka berpotensi terbengkalai alias mangkrak. Efisiensi negara juga menyebabkan tujuan meningkatkan kualitas penelitian dan daya saing perguruan tinggi lewat peralatan laboratorium batal.

8. Sekolah Unggul Garuda

Sekolah Unggul Garuda dengan anggaran senilai Rp2.000.000.000.000 dan kena efisiensi 60% sampai dengan Rp1.200.000.000.000 jadi hanya tersisa Rp800.000.000. Anggaran ini untuk membangun Sekolah Unggul Garuda baru, kemudian kerja sama dan kemitraan untuk penguatan talenta saintek. Tujuan Sekolah Unggul Garuda yang

mengatasi kemiskinan sains dan teknologi tak tercapai

9. Bantuan Kelembagaan PTS

Bantuan kelembagaan PTS juga sudah menyusun anggaran awal yakni Rp365.311.500.000 dan kena efisiensi senilai Rp182.655.750.000 atau 50% hingga hanya tersisa Rp182.655.750.000. Dampak Efisiensi jadi memengaruhi kualitas Pendidikan di perguruan tinggi swasta dan semakin lebarnya kesenjangan PTN dan PTS.

10. Tunjangan Dosen Non PNS

Adanya anggaran awal Rp2.704.297.187.000 untuk Tunjangan Dosen Non PNS harus berkurang capai Rp676.074.297.000 atau 25% menjadi Rp2.028.222.890.000. Dampak Efisiensi membuat hak-hak tunjangan (TPD dan TKGB) para dosen Non PNS tak terbayar.

Baca juga artikel terkait PEMANGKASAN ANGGARAN BELANJA atau tulisan lainnya dari Lita Candra

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Lita Candra
Penulis: Lita Candra
Editor: Dipna Videlia Putsanra