Menuju konten utama

Contoh Geguritan Gagrag Lawas dan Anyar Beserta Ciri-cirinya

Geguritan gagrak anyar dan lawas memiliki ciri-ciri berbeda. Berikut ini contoh geguritan gagrak lawas dan anyar dalam teks singkat. 

Contoh Geguritan Gagrag Lawas dan Anyar Beserta Ciri-cirinya
(Ilustrasi) Peserta melantunkan tembang Macapat saat Sayembara Nasional Macapat Paku Alam Cup VII di Puro Pakualaman, Yogyakarta, Jumat (1/3/2019). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/ama.

tirto.id - Geguritan adalah karya sastra puisi yang ditorehkan menggunakan Bahasa Jawa dan sering dibacakan dengan iringan alunan tembang. Secara etimologi, kata "geguritan" berasal dari "gurit" yang bermakna "tatahan" atau "coretan."

Geguritan menjadi bagian dalam tradisi kasusastraan Jawa. Teks geguritan serupa dengan puisi untuk zaman sekarang. Geguritan sudah dikenal dari zaman kerajaan sebelum Indonesia merdeka.

Pada masa lalu, geguritan diciptakan oleh para pujangga kraton. Mereka kerap membuatnya sebagai sindiran bagi raja atau kolonialis yang sedang berkuasa.

Kala itu, penyusunan geguritan mengikuti pakem (aturan) tertentu. Kata-katanya menggunakan Bahasa Jawa. Seiring dengan perkembangan kesusastraan, aturan baku dalam penyusunan geguritan tidak lagi kaku.

Dari situ, muncul istilah geguritan gagrak lawas dan gagrak anyar. Jika ingin menikmati karya pujangga zaman dulu, bisa merujuk pada sejumlah contoh geguritan gagrak lawas.

Di sisi lain, geguritan gagrak anyar dapat disimak jika tertarik dengan gaya kekinian. Geguritan Bahasa Jawa, baik gagrak lawas dan gagrak anyar, sama-sama menyodorkan nuansa kesusastraan jawa.

Contoh Geguritan Gagrak Lawas dan Ciri-cirinya

Geguritan gagrak lawas merupakan karya sastra puisi berbahaja Jawa yang dibuat sesuai aturan-aturan baku atau pakem yang berlaku pada masa lalu. Penyusunan isinya masih disesuaikan dengan kebutuhan untuk kidung dan tembang. Oleh sebab itu, tembang-tembang berbahasa Jawa ada yang terikat dengan aturan geguritan gagrak lawas.

Geguritan gagrak lawas bisa ditemukan pada berbagai tembang macapat. Tembang macapat memiliki 11 jenis pupuh (bentuk puisi), yakni maskumambang, mijil, sinom, kinanti, asmarandana, gambuh, durma, pangkur, dandanggula, megatruh, dan pucung. Cara pelantunannya berbeda-beda, dan geguritan dapat menjadi lirik bagi tembang tersebut.

Apa ciri-ciri geguritan gagrak lawas dan bagaimana contohnya? Simak penjelasan di bawah ini.

1. Ciri-ciri geguritan gagrak lawas

Geguritan gagrak lawas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Memiliki jumlah bait di setiap bab yang tidak teratur, tapi sedikitnya ada 4 bait (empat baris)
  • Jumlah suku kata pada setiap suku kata tetap, sejumlah 8 suku kata
  • Menambahkan bunyi akhir baris memakai kata pengantar suara guru. Cara ini seperti sajak pada sastra Melayu/Indonesia.
  • Geguritan gagrak lawas umumnya diawali dengan kata "sun gegurit", meski tidak semuanya.
  • Geguritan gaya lama memiliki isi berupa pelajaran tertentu seperi tata krama.

2. Contoh geguritan gagrag lawas singkat

Berikut ini contoh geguritan gagrag lawas tema ibu dalam teks yang singkat:

Ibu

Sun gegurit

IBU...Pengorbanan saha katresnanmu

Mboten pedhot kairing lakuning wektu

Awujud cahyaning lintang wonten langit biru

Tanpa panjenengan

Krasa luwih abot anggen kulo mlampah

Menawi wonten tumindhak kulo ingkang lepat

Panjenengan tulung maringi kulo nasihat

Supadhos kulo dados tuladha ingkang tepat

Maturnuwun ibu

Katresnanmu saha pengorbananmu

Mboten bakal ilang saka atiku.

Contoh Geguritan Gagrag Anyar dan Ciri-cirinya

Pengertian geguritan gagrak anyar adalah sastra puisi jawa yang penyusunannya tidak terikat dengan aturan baku (pakem) masa lalu. Struktur dan pemilihan kata dalam teks geguritan gagrak anyar juga cenderung bebas. Bahkan, sudah lazim diselipkan kata-kata yang bukan dari Bahasa Jawa.

Adapun isi geguritan gagrak anyar juga mengikuti keinginan penciptanya. Kebanyakan geguritan gagrak anyar memiliki isi yang berasal dari perasaan pembuatnya lalu dikemas dengan kata-kata puitis.

Apa ciri-ciri geguritan gagrak anyar dan bagaimana contohnya dalam versi teks pendek? Berikut adalah penjabaran ringkasnya.

1. Ciri-ciri geguritan gagrak anyar

Sejumlah ciri geguritan gagrak anyar adalah:

  • Penentuan jumlah bait bebas
  • Penentuan jumlah baris bebas
  • Jumlah guru wilangan bebas
  • Teksnya tidak diawali dengan sun gegurit, yakni kata “aku mengarang” atau “membaca geguritan”
  • Bisa memiliki penggalan kata yang bukan dari Bahasa Jawa.

2. Contoh geguritan gagrag anyar pendek

Berikut contoh geguritan gagrak anyar pendek dengan tema Ramadhan:

Marhaban Ya Romadhon

Langit pasrah

Ngutapake mungkure sasi ruwah

Ana rasa tentrem

Nadyan rembulan during mesem

Angina aweh sasmita

Getering rasa bungah

Mecaki dina-dina kebak barokah

Marhaban ya romadhon

Pasrah, sumarah

Lelandhesan iman lan taqwa

Njaga santosaning batin

Ngliwati kamar-kamar proses

Kamar pasa

Kamar teraweh

Kamar tadarus

Kamar iktikaf

Kamar sodagoh

Dina-dina tanpa kedhat ing panuwung

Lumunture lumut-lumut dosa

Karang siniram sihing gusti.

Baca juga artikel terkait BAHASA JAWA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom