tirto.id - Sesanti dalam bahasa Jawa berarti pepatah atau peribahasa, sedangkan Basa Jawa adalah bahasa Jawa.
Sesanti basa Jawa adalah kumpulan peribahasa atau pepatah yang digunakan dalam bahasa Jawa.
Sesanti basa Jawa biasanya mengandung nilai-nilai budaya, kebijaksanaan, pengalaman hidup, dan hikmah yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Sesanti basa Jawa sering digunakan sebagai bentuk komunikasi dan pengajaran dalam budaya Jawa, terutama untuk mengajarkan nilai-nilai yang dihargai dalam masyarakat Jawa kepada generasi muda.
Peribahasa Jawa atau sesanti basa jawa di antaranya yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat seperti “Idhep-idhep nandur pari jero (berbuat kebaikan terhadap orang yang tidak dapat membalas)”, hingga “Dieletana sagara gunung sap pitu (Apabila memang jodoh dari Tuhan, meski dihalangi pasti bertemu juga).
Tidak hanya dalam bahasa Indonesia, peribahasa juga ada dalam bahasa Jawa. Peribahasa merupakan kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya tidak menggunakan arti sesungguhnya atau mengiaskan maksud tertentu seperti perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, hingga aturan tingkah laku.
Dalam bahasa Jawa, perumpamaan, ungkapan, dan pepatah dikenal dengan istilah paribasan, bebasan, dan saloka. Kemudian, paribasan, bebasan, dan saloka masuk ke dalam kelompok jenis kata tembung entar yakni perumpamaan atau kiasan yang kerap digunakan untuk mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung.
Dalam peribahasa Jawa, masyarakat mengelompokan ungkapan kiasan tersebut menjadi 5 kelompok meliputi peribahasa mengenai binatang, peribahasa mengenai tanam-tanaman, peribahasa mengenai manusia, peribahasa mengenai anggota kerabat, dan peribahasa mengenai anggota tubuh.
25 Sesanti Basa Jawa & Peribahasa Jawa dan Artinya
Peribahasa dapat digunakan dalam percakapan sehari-sehari, terutama guna mengungkapkan sesuatu perkara. Berikut ini 25 peribahasa Jawa yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat:
1. Nagara mawa tata desa mawa cara
Artinya: Orang harus berperilaku menurut aturan yang ada di wilayahnya.
2. Ula marani gitik
Artinya: Orang yang sengaja mencari kesulitan.
3. Uyah kecemplung segara
Artinya: Memberi sesuatu kepada orang kaya.
4. Wani ngalah duwur wekasane
Artinya: Melakukan negosiasi dengan mengalah tentu akan menghasilkan kemenangan di kemudian hari.
5. Tirta candra geni raditya
Artinya: Sifat hakim hendaknya teliti dan terang sesuai dengan matahari dan bulan.
6. Tulung menthung
Artinya: Kelihatannya menolong, tetapi membebani.
7. Setan anggawa eting
Artinya: Orang yang suka mengadu domba.
8. Ngenteni kambanging watu item
Artinya: Menunggu hal yang mustahil.
9. Ngangsu banyu ing kranjang
Artinya: Orang berguru yang tidak menuruti kehendak gurunya.
10. Manuk mencok dudu pencokane, rupa dudu rupane
Artinya: Orang yang melakukan kegiatan bukan berdasar kelaziman, misalnya santri bermain judi.
11. Lambe satumang kari samerang
Artinya: Orang yang memberi nasihat, tetapi tidak digubris.
12. Kegedhen empyak kurang cagak
Artinya: Orang yang mempunyai keinginan besar tetapi sedikit sarannya.
13. Kebo kabotan sungu
Artinya: Orang yang mengeluh karena kebanyakan anak.
14. Kandhang langit kemul mega
Artinya: Orang yang tidak bergaul dengan orang banyak.
15. Candhuk lawung
Artinya: Bertemu dan berkenalan dengan perantaraan kawan.
16. Slaman-slumun slamet
Artinya: Orang yang berjalan di tempat gawat, tetapi selalu selamat.
17. Kalah cacak menang cacak
Artinya: Berhasil atau tidak sebaiknya diusahakan lebih dulu.
18. Idhep-idhep nandur pari jero
Artinya: berbuat kebaikan terhadap orang yang tidak dapat membalas.
19. Dieletana sagara gunung sap pitu
Artinya: Apabila memang jodoh dari Tuhan, meski dihalangi pasti bertemu juga.
20. Ajining dhiri gumantung ana lathi lan budi
Artinya: Kewibawaan orang itu tergantung pada ucapan dan tingkah-laku yang baik.
21. Witing tresna jalaran saka kulina
Artinya: Cinta berawal karena terbiasa. Seseorang dapat jatuh cinta karena sering bertemu atau berinteraksi dengan lawan jenisnya.
22. Mikul dhuwur mendhem jero.
Artinya: Seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua.
23. Becik ketitik, ala ketara
Artinya: Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.
24. Kakehan gludug kurang udan
Artinya: Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.
25. Adigang, adigung, adiguna
Artinya: Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya.
Editor: Yulaika Ramadhani