tirto.id - Bunyi Dwi Darma dan Dwi Satya Pramuka serta contoh pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari perlu dipahami, karena dua hal tersebut merupakan landasan moral dan etika bagi anggota Pramuka.
Dwi Darma dan Dwi Satya adalah kode kehormatan Pramuka Siaga. Keduanya menjadi pedoman bagi seluruh Pramuka Siaga untuk melaksanakan berbagai aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari, baik di keluarga, di perindukan kepramukaan, maupun dalam pergaulan di masyarakat.
Secara lebih detail, Dwi Satya berarti janji dan komitmen diri, sementara Dwi Darma adalah ketentuan moral.
Saat dilantik menjadi Pramuka, seorang anggota Pramuka Siaga harus mengucapkan Dwi Satya. Dengan mengucap Dwi Satya, seorang Pramuka Siaga akan menjadi saudara semua Pramuka di tanah air, serta saudara Pramuka di seluruh dunia.
Sementara, Dwi Darma diucapkan saat upacara pembukaan latihan di perindukan Pramuka. Dengan mengucapkan Dwi Darma, anggota Pramuka diharapkan akan terus mengingat untuk tetap berperilaku sesuai dengan darma yang sudah diucapkan tersebut.
Lantas, bagaimana bunyi Dwi Darma dan Dwi Satya Pramuka ini?
Bunyi Dwi Darma dan Dwi Satya Pramuka
Adapun bunyi Dwi Darma dan Dwi Satya Pramuka Indonesia adalah sebagai berikut:
Dwi Satya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh,- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.
- Setiap hari berbuat kebaikan.
Dwi Darma
- Siaga itu patuh pada ayah dan ibundanya.
- Siaga itu berani dan tidak putus asa.
Contoh Pengamalan Dwi Darma dan Dwi Satya Pramuka
Seorang anggota Pramuka Siaga harus menerapkan kode etik Pramuka yang sudah diucapkan saat upacara pelantikan Pramuka. Penerapan kode etik tersebut, baik Dwisatya maupun Dwi Darma harus bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seorang anggota Pramuka.
Beberapa contoh penerapan Dwi Darma dan Dwi Satya dalam kehidupan sehari-hari anggota Pramuka Siaga di antaranya adalah:
Pengamalan Dwi Satya di antaranya adalah:
Pengalaman Satya yang pertama:
- Seorang anggota Pramuka harus patuh menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama yang dipeluknya,
- Saling bertoleransi untuk menghargai dan menghormati teman yang menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
- Tidak pilih-pilih teman, hanya karena ada perbedaan agama, suku atau jumlah materi yang dimiliki.
- Sebagai wujud cinta tanah air, Pramuka Siaga berkewajiban untuk setia dan menjalankan kewajibannya terhadap tanah air, semisal mentaati peraturan di jalan raya, juga tidak buang sampah sembarangan di jalan.
- Pramuka Saga berkewajiban menaati aturan keluarga, termasuk berbagai aturan ayah dan bunda di rumah dan, serta di perindukan kepramukaan.
Pengalaman Satya yang kedua:
- Seorang Pramuka Siaga harus rela membantu pekerjaan ibu dan ayah di rumah, semisal membersihkan kamar tidur, menyapu, menyiram tanaman, mencuci pakaiannya sendiri dan mencuci piring.
- Pramuka Siaga harus rela memberikan kursinya di bus kepada orang tua atau ibu hamil jika orang tua atau ibu hamil tersebut tidak mendapatkan tempat duduk.
- Dengan rela memberikan pertolongan kepada teman atau siapapun, yang sedang membutuhkan bantuan, tanpa memandang latar belakang dan golongan.
Selain melaksanakan satya, Pramuka Siaga juga harus berpikir, berucap, dan bertindak sesuai dengan darmanya. Hal Ini merupakan wujud dari pengamalan Dwi Darma. Secara konkrit, contoh pengamalan dari Dwi Darma di antaranya adalah:
- Selalu patuh kepada ayah dan bundanya baik di rumah maupun di perindukan.
- Selalu berani menyampaikan kebenaran, dan tidak takut bila dikecam atau diancam bila sedang menyampaikan kebenaran.
- Terus bersemangat, dan selalu berusaha untuk mencapai tujuan yang terbaik.
- Pramuka Siaga tidak boleh putus asa
- Pramuka Siaga harus selalu berusaha dan terus berdoa agar niat baiknya dapat terwujud.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yulaika Ramadhani