Menuju konten utama

Isi Dasa Darma Pramuka 1-10, Contoh, dan Sejarahnya

Berikut adalah isi 10 dasa darma Pramuka yang wajib dihafal, dipahami, dan dijadikan pedoman hidup bagi setiap anggota pramuka.

Isi Dasa Darma Pramuka 1-10, Contoh, dan Sejarahnya
Sejumlah anggota dewasa gerakan pramuka kwartir daerah Kalimantan Tengah mengikuti upacara ulang janji pramuka di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (13/8/2020) malam. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/aww.

tirto.id - Setiap anggota Pramuka sebaiknya mengerti dan memahami isi dasa darma Pramuka 1-10. Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia.

Gerakan kepramukaan dapat diikuti oleh setiap orang dari berbagai usia, dari usia anak hingga dewasa. Kelompok usia tersebut dibagi menjadi beberapa golongan yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa tingkatan, mulai dari siaga, penggalang, penegak, hingga pandega.

Setiap anggota pramuka biasanya akan dikenalkan dengan apa itu 10 Dasa Darma Pramuka. Dengan menjalankan isi dasa darma, setiap anggota diyakini mampu menjadi manusia yang berakhlak baik.

Isi 10 Dasa Dharma Pramuka dan Contohnya

Arti dari dasa darma Pramuka dapat dilihat dari dua kata, yaitu dasa dan darma. Secara bahasa, arti kata dasa adalah 10 (sepuluh). Arti kata darma adalah perbuatan baik, terpuji dan mulia.

Jadi, pengertian dasa darma adalah sepuluh tindakan terpuji atau mulia yang harus ditanamkan dan dijadikan pedoman oleh masing-masing anggota Pramuka. Jadi diharapkan, dengan mengamalkan dasa darma, mereka dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.

Sejarah dasa darma Pramuka sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1961 dalam Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Tujuan adanya dasa darma pramuka adalah untuk menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggung jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional.

Hingga saat ini telah mengalami lima kali perubahan. Perubahan-perubahan ini mencerminkan proses panjang yang melibatkan berbagai tokoh dan pemikiran untuk menyesuaikan Dasa Darma dengan perkembangan zaman dan kebutuhan Gerakan Pramuka.

Perubahan pertama terjadi pada tahun 1966, diikuti oleh perubahan berikutnya pada tahun 1974, 1978, dan terakhir pada tahun 2009. Setiap perubahan bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai moral dan etika yang dipegang oleh Pramuka Indonesia. Meskipun rumusannya berubah, namun poin-poin Dasa Dharma tetap fokus pada pembentukan karakter yang bertakwa, disiplin, tangguh, dan bertanggung jawab.

Sejarah perubahan Dasa Darma ini menjadi bagian penting dari perjalanan Gerakan Pramuka, mencerminkan komitmen organisasi ini untuk terus berkembang dan relevan dalam membina generasi muda Indonesia.

Dalam buku Wawasan Kepramukaan dijelaskan bahwa dasa darma memuat pokok-pokok moral yang menjadi dasar anggota Pramuka dalam menjalankan tugas. Terdapat 10 poin penting teks dasa darma pramuka yang wajib dihafal, dipahami, dan dijadikan pedoman hidup, berikut isi dasa darma pramuka 1-10 dan contohnya:

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Contohnya selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, serta menjalankan ibadah sesuai keyakinan dengan penuh keikhlasan.

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

Contohnya Tidak membuang sampah sembarangan, merawat lingkungan sekitar, dan membantu teman yang sedang kesulitan tanpa pamrih.

3. Patriot yang sopan dan ksatria

Contohnya menghormati bendera dan lambang negara, serta bersikap santun kepada orang tua, guru, dan sesama anggota Pramuka.

4. Patuh dan suka bermusyawarah

Contohnya menghargai pendapat orang lain dalam diskusi kelompok, dan mengikuti aturan atau keputusan yang telah disepakati bersama.

5. Rela menolong dan tabah

Contoh perilakunya menyisihkan waktu untuk membantu teman belajar atau membantu tetangga yang membutuhkan, dan tetap tenang dalam menghadapi masalah atau kesulitan.

6. Rajin, terampil dan gembira

Contohnya seperti selalu berusaha menyelesaikan tugas dengan baik, mengembangkan keterampilan baru seperti memasak atau berkebun, serta menjalani hari-hari dengan sikap positif dan penuh semangat.

7. Hemat, cermat dan bersahaja

Contohnya dapat mengelola uang saku dengan bijak, tidak boros, dan memilih gaya hidup sederhana tanpa berlebihan.

8. Disiplin, berani dan setia

Contohnya selalu datang tepat waktu ke kegiatan Pramuka, berani mengakui kesalahan jika melakukan kekeliruan, dan setia dalam persahabatan serta janji.

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

Contohnya antara lain menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik tanpa perlu diawasi, dan menjaga kepercayaan orang lain dengan tidak berbohong atau ingkar janji.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Contohnya berpikir positif, tidak berbicara kasar atau menyakiti perasaan orang lain, serta selalu berusaha berbuat baik dan jujur dalam setiap tindakan.

Sejarah Lahirnya Pramuka di Indonesia

Pasca-kemerdekaan, gerakan kepanduan mulai surut. Pada 1960 pemerintah dan MPRS berupaya untuk membenahi organisasi kepramukaan di Indonesia.

Sebagai tindak lanjut upaya tersebut, pada 9 Maret 1961 Presiden Soekarno mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia.

Presiden mengatakan bahwa organisasi kepanduan yang ada harus diperbaharui, aktivitas pendidikan harus diganti, dan seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka.

Dalam kesempatan ini juga, presiden membentuk panitia pembentukan gerakan Pramuka yang terdiri dari Sultan Hamengkubuwono XI, Prof. Prijono. Dr. A. Aziz Saleh serta Achmadi.

Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka. Buah hasil kerja panitia tersebut adalah dikeluarkannya lampiran keputusan Presiden nomor 238 tahun 1961 pada 20 Mei 1961 tentang gerakan Pramuka.

Istilah Pramuka sendiri dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubowona IX, terinspirasi dari kata Poromuko yang berarti pasukan terdepan dalam perang.

Namun, kata Pramuka diejawantahkan menjadi Praja Muda Karana yang berarti “Jiwa Muda yang Gemar Berkarya”.

Sultan HB IX menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pertama dan terpilih kembali sampai 4 periode selanjutnya hingga 1974.

Ia berjasa melambungkan Pramuka Indonesia hingga ke luar negeri. Maka dari itu, gelar Bapak Pramuka Indonesia kemudian disematkan kepada Raja Yogyakarta ini.

Istilah Pramuka resmi digunakan untuk menyebut gerakan Kepanduan nasional pada 14 Agustus 1961. Idenya bermula dari gagasan Presiden Sukarno yang ingin menyatukan seluruh gerakan Kepanduan di Indonesia di atas.

Dengan demikian, setiap 14 Agustus kemudian diperingati sebagai Hari Pramuka Nasional. Misi utama gerakan Pramuka adalah untuk mendidik pemuda dan pemudi Indonesia, dari usia anak-anak, demi meningkatkan rasa cinta tanah air dan bela negara.

Baca juga artikel terkait HARI PRAMUKA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Dhita Koesno