Menuju konten utama

Cara Mengajari Kedisiplinan pada Anak

Cara mengajari kedisiplinan pada anak dengan miliki aturan yang jelas dan konsisten yang dapat diikuti anak-anak Anda.

Cara Mengajari Kedisiplinan pada Anak
Ilustrasi Anak Nakal. foto/istockphoto

tirto.id - Disiplin seringkali diartikan sebagai hal yang identik dengan kekerasan, hukuman, hingga ancaman. Namun ternyata, hal tersebut ternyata salah. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), disiplin berawal dari kata diciplinare yang memiliki arti mengajar atau melatih.

Oleh karenanya, upaya mendisiplinkan anak menjadi hal yang gampang-gampang susah bagi orang tua. Terkadang, mereka kesulitan bagaimana untuk mendisiplinkan anak tanpa dengan aksi hukuman atau ancaman. Nyatanya, orang tua perlu memahami karakter anak sehingga tidak salah mengaplikasikan cara-cara untuk mendisiplinkannya.

Disiplin akan membantu memudahkan anak dalam mengontrol dirinya sendiri seperti disebutkan oleh organisasi pediatri asal Kanada, Canadian Pediatric Society (CPS). Selain itu, dengan disiplin anak akan mengembangkan rasa tanggung jawab, dan belajar mengenai nilai-nilai yang diturunkan dari para pendidiknya, termasuk orang tua.

“Disiplin yang efektif dan positif adalah soal mengajar dan membimbing anak-anak, bukan hanya memaksa mereka untuk patuh,” sebut Canadian Pediatric Society (CPS), dikutip dari Sahabat Keluarga.

Lantas, bagaimana upaya mendisiplinkan anak yang baik dan benar?

Berikut adalah sepuluh rekomendasi American Academy of Pediatric (AAP) yang dapat ditempuh untuk mendisiplinkan anak dilansir dari Healthy Children:

1. Ajari anak-anak benar dan salah dengan kata-kata dan tindakan yang tenang. Teladan perilaku yang ingin Anda lihat pada anak-anak Anda.

2. Tetapkan batas. Miliki aturan yang jelas dan konsisten yang dapat diikuti anak-anak Anda. Pastikan untuk menjelaskan aturan-aturan ini sesuai dengan usia yang dapat mereka pahami.

3. Berikan konsekuensi. Dengan tenang dan tegas jelaskan konsekuensinya jika anak-anak tidak berperilaku yang baik. Bersiaplah untuk segera menindaklanjuti tindakan si kecil yang menurut Anda nakal. Jangan menyerah dengan mengembalikannya setelah beberapa menit.

4. Dengarkan mereka. Biarkan si kecil menyelesaikan cerita sebelum membantu menyelesaikan masalah. Perhatikan saat-saat ketika perilaku buruk memiliki pola, seperti jika anak Anda merasa cemburu. Bicarakan dengan anak Anda tentang hal ini daripada hanya memberikan konsekuensi.

5. Beri mereka perhatian Anda. Alat paling ampuh untuk disiplin yang efektif adalah perhatian. Hal ini dapat memperkuat perilaku yang baik dan membuat orang lain patah semangat. Ingat, semua anak menginginkan perhatian orang tua mereka.

6. Pastikan mereka selalu mendapat yang terbaik. Anak-anak perlu tahu kapan mereka melakukan sesuatu yang buruk dan kapan mereka melakukan sesuatu yang baik. Perhatikan perilaku yang baik dan tunjukkan, pujilah keberhasilan dan upaya yang baik.

7. Ketahui kapan tidak merespons. Selama anak Anda tidak melakukan sesuatu yang berbahaya dan mendapat banyak perhatian untuk perilaku yang baik, mengabaikan perilaku buruk dapat menjadi cara yang efektif untuk menghentikannya. Mengabaikan perilaku buruk juga dapat mengajar anak-anak konsekuensi alami dari tindakan mereka.

8. Bersiaplah untuk masalah. Rencanakan ke depan untuk situasi di mana anak Anda mungkin mengalami masalah dalam berperilaku. Persiapkan mereka untuk kegiatan mendatang dan bagaimana Anda ingin mereka berperilaku.

9. Arahkan kembali perilaku buruk yang dilakukan kembali oleh anak. Terkadang anak berperilaku tidak baik karena mereka bosan atau tidak tahu apa-apa. Temukan hal lain untuk dilakukan anak Anda.

10. Berikan tenggang waktu. Waktu habis bisa sangat berguna ketika aturan tertentu dilanggar. Hal ini bekerja paling baik dengan memperingatkan anak-anak bahwa mereka akan mendapatkan waktu istirahat jika mereka tidak berhenti, mengingatkan mereka tentang kesalahan yang mereka lakukan dalam sesedikit kata-kata dan dengan sesedikit emosi.

Strategi ini, yang dapat membantu anak belajar dan mempraktikkan keterampilan manajemen diri, juga bekerja dengan baik untuk anak yang lebih besar dan remaja.

Baca juga artikel terkait POLA ASUH ORANG TUA atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora