tirto.id - Terdapat banyak materi dan pelatihan yang diajarkan dalam Pramuka, salah satunya berkaitan dengan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) kepada korban kecelakaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, bukan tidak mungkin jika kita akan menemui kejadian tidak terduga seperti kecelakaan, baik itu kecelakaan lalu lintas, tergigit hewan berbisa, dan lain sebagainya.
Korban kecelakaan ini tentunya harus segera mendapatkan pertolongan. Namun, jika tidak ada tenaga medis di sekitarnya, maka kita sebagai masyarakat awamlah yang berkewajiban memberikan pertolongan pertama.
Sembari menunggu ambulans atau petugas medis datang, ada banyak hal yang bisa dilakukan demi menyelamatkan nyawa korban. Oleh karena itu, PPGD perlu dipelajari oleh siapa saja, baik oleh anggota Pramuka maupun masyarakat luas.
Rangkuman Materi PPGD PramukaAnggota Pramuka mengatur lalu lintas di jalur mudik Ciawi-Sukabumi , Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/6). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.
Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) adalah bentuk pertolongan yang dilakukan pada korban kecelakaan dengan keadaan kritis atau harus segera diatasi secara cepat dan tepat.
Hal ini berguna untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan maupun mencegah dampak yang akan terjadi kepada korban. Adapun tujuan dari PPGD antara lain:
- Menyelamatkan nyawa korban
- Meringankan penderitaan korban
- Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
- Mempertahankan daya tahan korban
- Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut
1. Akses dini (Rantai pertama)
Keadaan darurat diketahui dan melaksanakan prosedur keadaan darurat. Saksi mata yang mengetahui kejadian menghubungi pihak yang berwenang dan memberikan laporang yang meliputi:- Nama Pelapor
- Lokasi Kejadian
- Kondisi korban (sadar/tidak sadar)
- Cedera yang dialami
- Jumlah korban
2. Bantuan hidup dasar dini (Rantai kedua)
Mempertahankan jalan napas, memberikan bantuan napas, serta mempertahankan sirkulasi yang merupakan dasar kehidupan tanpa menggunakan peralatan medis.3. Defibrilasi dini (Rantai ketiga)
Upaya mengembalikan irama/fungsi jantung kembali normal dengan defibrillator. Penolong pertama dan petugas medis harus sudah terlatih dalam penggunaan defibrillator. Defibrillator yang digunakan sebaiknya defibrillator eksternal otomatis.4. Bantuan hidup lanjut dini (Rantai keempat)
Tindakan khusus lanjutan yang diperlukan untuk meningkatkan kemungkinan korban bertahan hidup. Tim bantuan hidup lanjut adalah tim dokter dan paramedis yang kompeten.Prinsip utama pertolongan pertama atau PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D (Airway, Breathing, Circulation, Disability).
Tahapan atau prosedur PPGD meliputi:
1. Menemukan pasien yang tidak sadar
2. Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
3. Beritahukan kepada lingkungan kalau Anda akan berusaha menolong
4. Cek kesadaran pasien lakukan dengan metode AVPU:
- A (Alert): Korban sadar, jika tidak sadar lanjut ke poin V
- V (Verbal): cobalah memanggil-manggil korban dengan dengan berbicara keras di telinga korban (jangan menggoyang atau menyentuh pasien), jika tidak merespon lanjut ke poin P.
- P (Pain): cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal di atas mata (supra orbital)
- U (Unresponsive): jika masih tidak bereaksi maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
- Jumlah korban
- Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
- Perkiraan usia dan jenis kelamin
- Lokasi
7. Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar dengan bahu pasien
8. Cek apakah ada tanda-tanda berikut:
- Luka-luka dari bagian bawah dagu ke atas (supra calvicula)
- Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat
- Mengalami cedera di tulang belakang bagian leher
10. Jika ada tanda-tanda cedera leher, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi dan lakukanlah jaw thrust.
11. Sambil melakukan poin nomor 9 dan 10, lakukanlah pemeriksaan kondisi Airway (jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) korban.
12. metode pengecekan menggunakan metode berikut:
- Look: Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas) dan apakah gerakan tersebut simetris
- Listen: Dengarkan apakah ada suara napas normal dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian). Suara napas karena hambatan contohya suara seperti dengkuran, berkumur, dan nada tinggi.
- Feel: Rasakan dengan pipi apakah ada hawa nafas dari korban.
14. Jika frekuensi napas normal, pantau terus kondisi korban dengan tetap melakukan Look Listen and Feel.
15. Jika korban mengalami henti nafas berikan napas buatan.
16. Lakukan pengecekan nadi karotis yang terletak di leher, ceklah dengan 2 jari, letakkan jari di tonjolan di tengah tenggorokan, lalu gerakanlah jari ke samping sampai terhambat oleh otot leher (sternocleidomastoideus), rasakan denyut nadi karotis selama 10 detik.
17. Jika tidak ada denyut nadi, lakukanlah pijat jantung yang diikuti dengan napas buatan, ulang sampai 6 kali siklus pijat jantung-napas buatan yang diakhiri dengan pijat jantung.
18. Cek lagi nadi karotis selama 10 detik, jika teraba, lakukan Look, Listen and Feel (kembali ke poin 12) lagi. Jika tidak teraba, ulangi nomor 17.
19. Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan ketika:
- Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi
- Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat)
- Bantuan sudah datang
- Teraba denyut nadi karotis
21. Jika korban shock, lakukan Shock Position pada pasien yaitu dengan mengangkat kaki korban setinggi 45 derajat agar sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung.
22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang
23. Jika ada pendarahan pada korban, cobalah menghentikan pendarahan dengan menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat menyebabkan jaringan yang dibebat mati)
24. Setelah kondisi pasien stabil, tetap pantau kondisi korban dengan look, listen, dan feel, karena kondisinya dapat memburuk sewaktu-waktu atau secara tiba-tiba
25. Sebisa mungkin jangan memindahkan korban yang terluka kecuali ada bahaya api, lalu-lintas, asap beracun atau hal lain yang membahayakan korban maupun penolong.
Guna mempelajari PPGD lebih lanjut, berikut informasi selengkapnya yang dapat diunduh:
Download Rangkuman Materi PPGD
Contoh Soal PPGD Pramuka dan Jawaban
Berikut beberapa contoh soal terkait materi PPGD dan kunci jawabannya:
Contoh Soal Pilihan Ganda
1. Kepanjangan PPGD adalah…A. Pertolongan Pasien Gawat Darurat
B. Pertolongan Pada Gawat Darurat
C. Pertolongan Pertama Gawat Darurat
D. Pasien Pertama Gawat Darurat
Jawaban: C
2. Apa tujuan dari PPGD?
A. Menolong pasien yang jatuh
B. Menolong penderita atau korban dari cacat atau kematian
C. Memberikan kenyamanan pasien
D. Memberikan bantuan nafas dan kompresi jantung
Jawaban: B
3. Berikut adalah tindakan yang dilakukan pada korban dengan situasi gawat darurat, kecuali…
A. Harus tenang dan jangan panik
B. Aman diri, penderita, dan lakukan pertolongan pertama
C. Meninggalkan tempat kejadian korban
D. Hubungi anggota kesehatan
Jawaban: C
4. Tindakan awal yang harus dilakukan apabila korban tidak sadar adalah harus aman…
A. Aman lingkungan
B. Aman korban
C. Aman penolong
D. Benar semua
Jawaban: D
5. Tahapan dari bantuan hidup dasar atau dalam menolong korban yang tidak sadar adalah…
A. Amankan penolong, lingkungan, dan korban, lalu cek respon, panggil bantuan, lakukan kompresi jantung dan beri napas
B. Panggil petugas kesehatan, lakukan kompresi jantung, lalu beri nafas buatan dan tinggalkan tempat kejadian
C. Cek respon, lakukan kompresi jantung, dan beri napas buatan, bawa ke rumah sakit
D. Cek nadi dan napas, lakukan kompresi jantung, dan beri napas buatan, panggil petugas kesehatan
Jawaban: A
6. Pertolongan pertama yang diberikan kepada korban kecelakaan maupun karena sakit mendadak secara cepat dan tepat adalah…
A. Tujuan PPGD
B. Pengertian PPGD
C. Semua benar
D. Semua salah
Jawaban: B
7. Berapa perbandingan antara kompresi jantung dan pemberian pernapasan pada korban yang tidak sadar?
A. 30 : 2
B. 15 : 4
C. 20 : 1
D. 30 : 5
Jawaban: A
8. Menolong penderita atau korban dari risiko fatal (cacat yang lebih berat ) atau kematian sebelum mendapat pertolongan lebih lanjut dari tenaga medis adalah…
A. Pengertian PPGD
B. Tujuan PPGD
C. Semua benar
D. Semua salah
Jawaban: B
9. Berikut adalah lokasi pemeriksaan denyut nadi pada korban tidak sadar, kecuali…
A. Leher
B. Pergelangan tangan
C. Paha
D. Punggung
Jawaban: D
10. Bila korban didapatkan tidak sadar, nadi teraba, tapi pernapasan tidak ada, apakah yang harus dilakukan?
A. Cek jalan napas, apakah ada sumbatan bila ada keluarkan
B. Cek denyut nadi kembali
C. Lakukan kompresi jantung
D. Benar semua
Jawaban: A
11. Kapan dihentikan tindakan resusitasi jantung paru, kecuali?
A. Korban sudah sadar
B. Penolong kelelahan
C. Petugas medis dating
D. Belum teraba nadi dan belum ada napas spontan
Jawaban: D
12. Adanya tanda bekas gigitan berupa 2 luka dan rasa nyeri hebat merupakan tanda…
A. Gigitan anjing gila
B. Gigitan kucing
C. Gigitan ular berbisa
D. Semua salah
Jawaban: C
13. Korban gigitan ular berbisa dapat dijumpai dalam 2 keadaan yakni?
A. Keadaan dini dan keadaan lanjut
B. Keadaan awal dan keadaan gawat darurat
C. Keadaan masa lalu dan keadaan gawat darurat
D. Semua salah
Jawaban: A
14. Pada gigitan ular berbisa harus ditangani dengan cepat dan tepat karena sifat bisa ular?
A. Neurotosik
B. Hemotoksik
C. Myotoksik
D. Semua benar
Jawaban: D
15. Prinsip penanganan gigitan ular berbisa adalah?
A. Tidak boleh banyak gerak dan segera imobilisasi (bidai)
B. Lompat yang tinggi
C. Segera mengisap kembali darah gigitan ular
D. Membunuh segera ular berbisa
Jawaban: A
16. Bila keadaan umum masih baik, kesadaran baik, dan korban masih dapat diajak bicara seperti biasa, disebut sebagai keadaan apa dalam korban gigitan ular berbisa?
A. Keadaan umum
B. Keadaan lanjut
C. Keadaan dini
D. Keadaan gawat
Jawaban: C
17. Gejala seperti panas, lemas, pusing, fotofobia, banyak mengeluarkan air liur, dan kejang adalah gejala dari…
A. Ular berbisa
B. Kejang demam
C. Rabies
D. Semua benar
Jawaban: C
18. Cara penularan rabies atau penyakit anjing gila adalah…
A. Manusia ke hewan
B. Hewan ke manusia
C. Hewan ke hewan
D. Semua benar
Jawaban: B
19. Pada gigitan anjing gila, ada 2 macam tanda rabies pada hewan, yaitu…
A. Rabies tenang dan jinak
B. Rabies ganas dan tenang
C. Rabies jinak dan lunak
D. Rabies ganas dan lunak
Jawaban: B
20. Penanganan pada korban digigit anjing gila adalah…
A. Cuci dengan sabun dan deterjen
B. Segera vaksin anti rabies
C. Berikan profilaksis
D. Semua benar
Jawaban: D
Contoh Soal Esai
1. Apa tujuan PPGD?Jawaban: menolong para korban dari risiko yang lebih fatal atau kematian sebelum mendapatkan pertolongan lebih lanjut dari tenaga medis (rumah sakit).
2. Sebutkan gejala gigitan anjing gila!
Jawaban:
- Panas
- Lemas
- Pusing
- Fotofobia
- Nyeri otot dan sendi
- Rasa gatal, panas, ngilu
- Banyak mengeluarkan air liur
- Kejang
- Kelumpuhan sistem pernafasan
Jawaban:
- Neurotoksik
- Hemotoksik
- Myotoksik
- Vaskulotoksik
Jawaban:
- Keadaan dini: keadaan umum masih baik, kesadaran baik, dan korban masih dapat diajak bicara seperti biasa.
- Keadaan lanjut: keadaan umum buruk, apabila bisa ular sudah menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan kerusakan pada alat-alat bagian dalam. Korban tidak sadar dan pernapasan terganggu.
Jawaban:
- Usahakan agar bisa ular tidak menyebar ke seluruh tubuh korban.
- Korban tidak boleh banyak bergerak, usahakan membidai/mengikat anggota badan yang terkena gigitan.
- Korban gigitan ular berbisa harus dirawat di rumah sakit untuk pengawasan dan pengobatan selanjutnya.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Yulaika Ramadhani