tirto.id - Pesepakbola Denmark, Christian Eriksen, sempat tidak sadarkan diri saat menjalani pertandingan ajang Euro 2021 melawan Finlandia, Sabtu (12/6/2021).
Mengutip Antara, Eriksen yang berposisi sebagai gelandang mendadak ambruk di menit 42 saat menerima umpan. Suasana mendadak hening dan Eriksen sempat mendapatkan CPR sebelum akhirnya ditandu keluar lapangan.
CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) atau disebut resusitasi jantung paru merupakan langkah penyelamatan jiwa yang memiliki tujuan agar aliran darah dan oksigen tetap berlangsung ke seluruh tubuh ketika napas dan detak jantung seseorang berhenti.
CPR memiliki teknik khusus sehingga perlu penanganan dari orang yang terlatih dalam tata laksana yang lengkap.
Mengutip laman Healthline, pada CPR melibatkan tekanan pada dada luar dan pernapasan buatan. CPR yang diterapkan pada enam menit pertama ketika seseorang mengalami henti jantung, bisa membuat seseorang tetap bertahan hidup hingga bantuan medis tiba.
CPR dinilai menjadi teknik pemulihan yang efektif sejak tahun 1960. Sebelum CPR ditemukan, penyelamatan korban yang tenggelam di awal abad 18 menggunakan teknik penyelamatan dengan pernapasan.
Selanjutnya, CPR mulai dikenalkan sebagai program formal oleh American Health Association (AHA).
Melansir laman Hearth, saat ini ada dua versi CPR yang telah dikenal baik untuk penyedia layanan kesehatan atau masyarakat umum. Berikut cara pelaksanaan CPR untuk kedua versi tersebut:
1. Bagi penyedia layanan kesehatan dan orang yang terlatih
CPR dilakukan dengan kompresi atau penekanan dada dan pernapasan mulut ke mulut. Rasio yang dipakai yaitu 30:2 pada kompresi dan napas buatan.
Ketika terjadi serangan jantung pada orang dewasa, menjadi wajar bagi penolong untuk melakukan kompresi dada dengan kecepatan 100 hingga 120 kali per menit.
Kedalaman kompresi minimal 2 inci (5 cm) untuk rata-rata orang dewasa, sembari menghindari kedalaman kompresi dada yang berlebihan atau lebih besar dari 2,4 inci (6 cm).
2. Bagi masyarakat umum atau pengamat yang menyaksikan orang dewasa tiba-tiba pingsan.
Lakukan hanya CPR kompresi tangan saja atau disebut Hands Only CPR. Hands Only CPR adalah CPR yang tidak menyertakan tindakan nafas buatan dari mulut ke mulut.
CPR kompresi ini direkomendasikan saat melihat remaja atau orang dewasa tiba-tiba tidak sadarkan diri di luar rumah sakit seperti di rumah, tempat kerja, taman, dan sebagainya.
Menurut laman Indonesia Fitness Trainer Association (APKI), CPR sangat penting untuk dikuasai siapa pun sebagai teknik penyelamatan dasar.
CPR akan menolong orang dari kematian akibat gagal napas maupun gagal jantung. Sementara itu, CPR disebut berhasil apabila terjadi indikasi berikut pada tubuh korban:
1. Terjadi pergerakan pada dada korban yang mengindikasikan kembali bernapas (tulang rusuk naik turun)
2. Pupil mata mengecil saat terkena cahaya
3. Denyut jantung mulai terasa kembali saat diraba atau didengarkan
4. Korban bisa menggerakkan kembali tangan atau kakinya
5. Kulit korban kembali normal secara perlahan atau tidak pucat
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari