tirto.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencetak laba bersih konsolidasian sebesar Rp41,23 triliun pada triwulan III 2025, anjlok 9,10 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang masih sebesar Rp45,36 triliun. Meski begitu, penyaluran kredit bank dengan kode saham BBRI itu masih tumbuh 6,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp1.438,11 triliun pada triwulan III 2025.
“Di sisi intermediasi penyaluran kredit, BRI mengalami pertumbuhan sebesar 6,3 persen year on year menjadi sebesar Rp1.438,1 triliun. Perbaikan fundamental kinerja BRI tersebut berdampak positif terhadap pencapaian laba perseroan BRI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp41,2 triliun rupiah hingga akhir triwulan III 2025,” kata Direktur Utama BRI, Herry Gunadi, dalam konferensi pers Paparan Kinerja BRI Triwulan III 2025, secara daring, Kamis (30/10/2025).
Meski penyaluran kredit mengalami pertumbuhan, namun rasio kredit macet BBRI dinilai masih terkendali dengan Non-performing Loan (NPL) gross dan net Perseroan masing-masing sebesar 3,29 persen dan 1,04 persen.
Selain kredit, laba bersih Perseroan juga didorong oleh posisi pendapatan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) BBRI yang sebesar 67,65 persen. Pun, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI juga berhasil tumbuh 8,2 persen (yoy) menjadi Rp1.474,78 triliun.
“Kemudian kabar baik juga adalah dari sisi funding atau pendanaan DPK BRI, juga menunjukkan peningkatan yang solid ya, didorong oleh pertumbuhan dana murah, CASA yang terus menguat, di mana total dana pihak ketiga tercatat tumbuh 8,2 persen year on year menjadi sekitar Rp1.474,8 triliun,” papar Herry.
Dengan kondisi tersebut, total aset BBRI pada akhir September 2025 tercatat tumbuh 8,2 persen (yoy) menjadi senilai Rp2.123,4 triliun.
Sementara itu, mengutip laporan keuangan yang diterbitkan Perseroan, beberapa hal yang memengaruhi penurunan laba bersih BBRI di triwulan II 2025 adalah adanya kenaikan penurunan nilai aset keuangan (imparment) sebesar 13,99 persen menjadi Rp33,59 triliun, dari yang di periode triwulan III 2024 masih sebesar Rp29,46 triliun. Kemudian, beban lainnya juga terlihat mengalami lonjakan signifikan sebesar 74,7 persen menjadi Rp69,63 triliun.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































