Menuju konten utama

BNI Bukukan Laba Bersih Rp15,12 Triliun di Akhir September 2025

Meski mengalami penurunan,  laba bersih konsolidasian BNI ini menandakan bahwa kinerja keuangan Perseroan tetap solid.

BNI Bukukan Laba Bersih Rp15,12 Triliun di Akhir September 2025
Gedung BNI. foto/Istockphoto

tirto.id - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp15,12 triliun hingga akhir September 2025. Capaian tersebut lebih rendah dari laba bersih konsolidasian yang dicapai Perseroan pada sembilan bulan pertama 2024 yang mencapai Rp16,3 triliun.

Meski mengalami penurunan, namun laba bersih konsolidasian BNI ini menandakan bahwa kinerja keuangan Perseroan tetap solid di tengah dinamika ekonomi global.

“Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan BNI untuk tetap adaptif dalam menghadapi tantangan, sambil terus mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (24/10/2025).

Laba bersih konsolidasian tersebut didukung oleh rasio permodalan yang solid, terlihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mencapai 21,1 persen. Sedangkan, Loan to Deposit Ratio (LDR) dinilai tetap aman di level 86,9 persen, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 167,4 persen, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 142,1 persen.

“Kualitas aset pun tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (NPL gross) berada di kisaran 2,0 persen, sementara Loan at Risk (LAR) membaik ke level 10,4 persen, mencerminkan keberhasilan BNI menjaga kualitas aset melalui penerapan manajemen risiko yang kuat dan strategi ekspansi bisnis yang sehat dan prudent.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena menjelaskan, hingga akhir September 2025, total penyaluran kredit BNI tumbuh 10,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp812,2 triliun. Pertumbuhan tersebut tercatat merata di seluruh segmen bisnis, mencerminkan portofolio kredit yang semakin sehat dan berimbang.

"Pertumbuhan kredit BNI kini lebih seimbang di seluruh segmen, baik korporasi, menengah, maupun UMKM. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi pembiayaan kami dalam menjaga kualitas aset sekaligus mendorong pertumbuhan sektor produktif," ujar Paolo.

Jika dirinci, kredit korporasi naik 12,4 persen (yoy) menjadi Rp450,7 triliun, ditopang peningkatan pembiayaan kepada korporasi swasta, BUMN, dan institusi. Sementara itu, kredit segmen menengah tumbuh 14,3 persen (yoy) dan kredit UMKM non Kredit Usaha Rakyat (KUR) meningkat 13,9 persen (yoy) menjadi Rp46,3 triliun, menandakan komitmen BNI dalam memperkuat sektor riil dan mendorong kemandirian ekonomi nasional.

Di sisi lain, kredit di segmen konsumer juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 9,6 persen (yoy) menjadi Rp150,2 triliun, ditopang pembiayaan KPR, personal loan, dan kartu kredit. Sinergi dengan anak perusahaan turut memperkuat ekosistem bisnis BNI, tercermin dari pertumbuhan kredit usaha di level grup yang naik 15,3 persen (yoy) menjadi Rp17,4 triliun.

“Guna menjaga kualitas aset dan profil risiko bank tetap sehat, perseroan terus memperkuat ketahanan keuangannya melalui pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang solid dan disiplin,” jelas Paolo.

Sebagai informasi, hingga akhir kuartal III 2025, CKPN BNI tercatat sebesar Rp34,7 triliun, dengan rasio cakupan terhadap kredit bermasalah (NPL coverage ratio) mencapai 222,7 persen.

"Kami terus memperkuat kualitas portofolio kredit dan menerapkan risk-based provisioning untuk memastikan ketahanan jangka panjang," tambah Paolo.

Baca juga artikel terkait LABA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana