Menuju konten utama

Berapa Anggaran MBG Tahun 2026 dan Akan Ambil Dari Pos Mana?

Alokasi anggaran MBG tahun 2026 mencapai ratusan triliun Rupiah. Simak sumber dana dan rincian alokasinya.

Berapa Anggaran MBG Tahun 2026 dan Akan Ambil Dari Pos Mana?
ilustrasi MBG. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/bar

tirto.id - Program makan bergizi gratis (MBG) masuk dalam salah satu prioritas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026. Lantas, berapa anggaran MBG tahun 2026 dan akan diambil dari pos anggaran mana saja? Simak ulasan lengkapnya.

Melansir laman resmi Kementerian Keuangan, terdapat delapan pos prioritas dalam APBN 2026. Daftarnya mencakup ketahanan pangan, ketahanan energi, MBG, dan pendidikan bermutu.

Kemudian, kesehatan berkualitas, pembangunan desa, koperasi dan UMKM, pertahanan semesta, akselerasi investasi dan perdagangan global. Masing-masing program prioritas tersebut memiliki anggaran khusus yang telah dialokasikan dalam APBN 2026.

Berapa Anggaran MBG Tahun 2026?

Berdasarkan situs web Media Keuangan Kemenkeu, alokasi anggaran MBG tahun 2026 mencapai sebesar Rp335 triliun. Program MBG didesain untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah serta ibu hamil dan balita, sekaligus memberdayakan UMKM serta mendorong ekonomi lokal.

Secara umum, Belanja Negara 2026 dialokasikan sebesar Rp3.842,7 triliun. Jumlah belanja tersebut lalu dirinci menjadi belanja kementerian/lembaga Rp1.510,6 triliun, belanja non-kementerian Rp1.639,2 triliun, serta transfer ke daerah Rp692,9 triliun.

Sementara itu, pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp3.153,6 triliun dan defisit APBN sebesar Rp689,1 triliun.

Sebagai informasi, penyerapan anggaran program MBG tahun 2025 telah mencapai Rp43 triliun rupiah atau 61,23 persen dari total pagu Rp71 triliun per Rabu (12/11). Seturut laporan Antaranews, hingga 3 Oktober 2025, program MBG menjangkau 31,2 juta penerima.

Jumlah tersebut dengan sebaran wilayah Pulau Jawa 18,42 juta orang, Sumatera sebanyak 6,60 juta orang, dan Sulawesi 2,33 juta orang.kemudian, Bali-Nusa Tenggara 1,83 juta orang, Kalimantan 1,36 juta orang, serta Maluku-Papua 0,70 juta orang.

Sementara itu, telah terbangun 10.572 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang mendukung pelaksanaan program MBG.

Kemudian, per 12 November 2025, program MBG telah menjangkau lebih dari 42 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Program tersebut menyasar bayi di bawah lima tahun sebanyak 1,8 juta, peserta didik pendidikan anak usia dini (PAUD) 1,1 juta.

Kemudian, Raudhatul Athfal 626 ribu, taman kanak-kanak 1,9 juta, hingga peserta didik sekolah dasar kelas 1–3 sebanyak 7,7 juta dan kelas 4–6 sebanyak 7,75 juta. Adapun total SPPG yang telah beroperasional sebanyak 14.853 unit.

BGN juga telah menyiapkan 14.189 unit SPPG tambahan dan sebanyak 579 lainnya masih proses analisis. Hal ini tertuang dalam siaran pers Nomor: SIPERS-336/BGN/11/2025 yang dimuat di laman resmi BGN.

Dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (12/11), Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) mengajukan tambahan anggaran ke Kemenkeu sebesar Rp28,63 triliun untuk memenuhi kebutuhan MBG dan percepatan pembangunan SPPG di daerah terpencil.

Dari Mana Saja Sumber Anggaran MBG?

Berdasarkan fungsi, anggaran BGN bersumber dari tiga sektor, yaitu pendidikan Rp223 triliun (83,4 persen), kesehatan Rp24,7 triliun (9,2 persen), dan ekonomi Rp 19,7 triliun (7,4 persen).

Adapun berdasarkan jenis belanja, 97,7 persen atau Rp261 triliun diarahkan untuk belanja barang, terutama pengadaan makanan bergizi. Belanja pegawai tercatat 1,4 persen atau Rp3,8 triliun, sedangkan belanja modal hanya 0,9 persen.

Berdasarkan Surat Bersama Pagu Anggaran dari Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas pada 3 Juli 2025 yang diterima oleh BGN, total anggaran 2026 untuk BGN senilai Rp268 triliun meskipun di nota keuangan Rp335 triliun. Sementara, Rp67 triliun lainnya masuk dalam kategori stand by.

Total anggaran MBG akan dialokasikan sekitar Rp34 triliun untuk bantuan pangan bergizi bagi anak sekolah, Rp3,1 triliun untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, serta Rp3,9 triliun untuk belanja pegawai.

Selain itu, Rp3,1 triliun untuk digitalisasi, Rp700 miliar untuk pemantauan dan pengawasan, serta Rp3,8 triliun untuk penyediaan dan penyaluran termasuk pelatihan tenaga gizi.

Dari total anggaran yang tersedia, 95,4 persen anggaran BGN 2026 atau Rp255 triliun dialokasikan untuk program pemenuhan gizi nasional. Sedangkan sisanya 4,6 persen atau Rp12,4 triliun digunakan untuk program dukungan manajemen.

Berikut sumber dana dan rincian anggaran program MBG:

Sumber Dana MBG

  • Sektor Pendidikan Rp223 triliun (83,4 persen).
  • Sektor Kesehatan Rp24,7 triliun (9,2 persen).
  • Sektor Ekonomi Rp 19,7 triliun (7,4 persen).
Rincian Anggaran MBG

  • Program Pemenuhan Gizi Nasional: 95,4 persen atau Rp255.
  • Program Dukungan Manajemen: 4,6 persen atau Rp12,4 triliun.

Baca juga artikel terkait MAKAN BERGIZI GRATIS atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo