tirto.id - Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program strategis pemerintahan Prabowo-Gibran. Pada pagu 2025, dana operasional program ini dianggarkan senilai Rp71 triliun. Dari mana sumber dananya?
Program MBG ini dicanangkan Prabowo Subianto ketika maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Melalui program ini, anak sekolah jenjang usia dini hingga menengah, ibu hamil-menyusui, dan balita mendapatkan jatah makan gratis sekali dalam sehari.
Sejak dicanangkan Prabowo dalam kampanye Pilpres, MBG ia jelaskan sebagai salah satu program pengentasan masalah stunting. Kala itu, Prabowo masih menamai program itu sebagai "makan siang gratis".
Setelah direalisasikan, pengelolaan MBG menjadi tanggung jawab Badan Gizi Nasional (BGN). Dalam pengelolaannya itu, BGN bekerja sama dengan mitra di tiap daerah untuk membangun dapur MBG.
Setiap satu dapur MBG kemudian mendapatkan tugas memasak makanan gratis untuk sekitar 3.000 hingga 4.000 penerima, atau dalam radius 6 kilometer.
Sejak Kapan MBG Dimulai?
Program MBG mulai dijalankan setelah Prabowo Subianto resmi dilantik jadi Presiden dan Gibran Rakabuming Raka jadi wakilnya. Namun, program ini tidak dilaksanakan secara serentak, melainkan secara bertahap.
Menukil laman resmi BGN, program MBG mulai dilaksanakan pada 6 Januari 2025. Pada tahap permulaan itu, MBG disalurkan oleh 190 dapur yang tersebar di 36 provinsi.
Sejak 6 Januari 2025 itu, pelaksanaan program MBG lalu terus diperluas. Mengutip Indonesia.go.id, target cakupan MBG pada akhir 2025 adalah 82,9 juta penerima manfaat.
Walaupun, pada Oktober 2025 lalu, BGN mengundurkan target pemenuhan cakupan 82,9 juta penerima MBG jadi Februari 2026.
Sementara itu, target pembangunan dapur MBG yang disebut Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) pada 2025 adalah 32.000.
Dengan masakan yang dibuat oleh 32.000 dapur itu, pemerintah mencanangkan sebanyak 82,9 juta penerimanya bisa mencapai standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.
"Melalui Program MBG, pemerintah tidak hanya bertujuan menyediakan makanan bergizi, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pola makan sehat dan gizi seimbang," tulis laman resmi MBG.
Dana MBG dari Mana?
Untuk pelaksanaan pada 2025, pemerintah menganggarkan total dana senilai Rp71 triliun dan akan menjadi Rp335 triliun pada 2026. Dana tersebut dikucurkan pemerintah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berdasarkan siaran pers BGN nomor SIPERS-109/BGN/06/2025, sebanyak 80 persen dana APBN senilai Rp71 triliun itu akan alokasikan secara langsung ke setiap unit dapur MBG.
Sementara itu, berdasarkan siaran pers BGN nomor SIPERS-226/BGN/09/2025, penyaluran dana ke tiap dapur MBG itu akan dilakukan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) melalui virtual account khusus.
Untuk bisa dicairkan oleh setiap dapur MBG, permohonan pencairan dana harus melalui yayasan dan kepala dapur.
Skema pendanaan program MBG dari APBN itu juga berarti bahwa dana MBG berasal dari dana publik, yakni dana seluruh masyarakat Indonesia.
Hal itu dikarenakan APBN berasal dari tiga sumber, yakni pajak warga negara, penerimaan negara bukan pajak atau PNBP (misalnya pengelolaan tambang/aset negara), dan hibah.
Dalam APBN 2025, pajak yang dipungut dari masyarakat menjadi porsi penerimaan negara terbesar, yakni senilai Rp2.490,9 triliun. Jumlah itu lebih besar daripada PNBP (Rp513,6 triliun) dan hibah (Rp0,6 triliun).
Berkaca dari porsi pendapatan negara dalam APBN 2025 itu, sumber dana program MBG juga bisa dimaknai berasal dari masyarakat Indonesia melalui APBN.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id


































