Masuk tirto.id
tirto.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyasar penduduk di seluruh Indonesia sehingga muncul pertanyaan mengenai anggaran dan budget MBG tiap porsinya. Simak aturan mengenai anggaran dan budget program tersebut.
Badan Gizi Nasional (BGN) telah menetapkan Keputusan Kepala BGN RI Nomor 244 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bantuan Pemerintah untuk Program Makan Bergizi Gratis Tahun Anggaran 2025.
Di dalam juknis terbaru itu ditetapkan anggaran dan budget MBG tiap porsinya. Berdasarkan juknis terbaru, penerima manfaat kegiatan program MBG ini adalah seluruh peserta didik di satuan pendidikan jenjang PAUD/TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SLB, pesantren, sekolah keagamaan dan pendidikan layanan khusus, dan masyarakat kelompok 3B (ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita).
Dengan demikian, jumlah penerima manfaat diperkirakan mencapai 82,9 juta jiwa peserta didik dan santri beserta ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita pada 2025 yang tersebar di 38 provinsi di seluruh wilayah Indonesia.
Hal ini disertai dengan catatan perhitungan dalam tahun 2025 melalui hari sekolah efektif dan hari distribusi efektif kelompok 3B. Berikut ini rincian rumus perhitungannya:
Perhitungan hari sekolah efektif didapatkan dari rumus: (52-4) minggu x 6 hari - 24 hari = 264 hari
Perhitungan hari distribusi efektif kelompok 3B dari rumus: (52 minggu x 6 hari) - 24 hari = 288 hari
Keterangan:
- 52 minggu setahun
- 4 minggu hari libur semester 1 dan 2: 2 minggu libur semester 1 dan 2 minggu libur semester 2 (kenaikan kelas)
- 6 hari maksimal distribusi/minggu
- 24 hari libur nasional tahun 2025
Anggaran Budget Makanan Bergizi Gratis per Porsi Setiap Harinya
Program kegiatan MBG dilaksanakan menggunakan dana APBN Tahun Anggaran 2025 dengan mata anggaran sebagai Bantuan Pemerintah. Kemudian, alokasinya adalah berupa paket bantuan MBG yang dialokasikan melalui DIPA BGN TA 2025 dengan besaran bantuan rata-rata sebesar Rp15.000 per hari untuk setiap penerima manfaat.
Adapun khusus bagi anak balita dan peserta didik jenjang PAUD/TK/RA dan SD/MI kelas 1—3, pagu maksimal per penerima manfaat ditetapkan sebesar Rp13.000 per hari operasional. Hal ini memperhatikan harga pasar dan kebutuhan minimal pemenuhan gizi yang ditetapkan oleh BGN.
Perlu diketahui, biaya bantuan pemerintah mencakup beberapa komponen. Di antaranya, yakni biaya bahan baku dan biaya operasional yang dibiayai secara keseluruhan sesuai dengan biaya riil yang dikeluarkan (at cost), serta insentif fasilitas SPPG.
Besaran angka untuk biaya bahan baku dan biaya operasional menggunakan at cost sesuai dengan harga yang berlaku setempat. Adapun at cost ini merujuk pada Harga Eceran Tertinggi (HET) setempat yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini salah satu contoh acuannya seperti indeks kemahalan.
Jika tidak tersedia acuan HET dan acuan lainnya, Kepala SPPG bersama dengan Pengawas Keuangan SPPG melakukan survei mingguan harga pasar lokal dengan membandingkan harga terendah dari minimal tiga penyedia untuk setiap komoditas yang disahkan oleh pemerintah setempat.
Dengan jumlah 12 kategori penerima bantuan program MBG 2025, target penerima yakni sebanyak 17.890.263 orang menurut juknis dengan banyaknya porsi yakni 3.434.999.848 porsi. Jika dihitung dengan budget per porsinya Rp15.000, total anggaran yang dibutuhkan yakni sebanyak Rp51.524.997.720.000 atau 51 triliun rupiah.
Link Unduh Indeks Kemahalan Wilayah Provinsi di Indonesia Acuan HET
Mengingat bahwa biaya bahan baku dan biaya operasional menggunakan at cost sesuai dengan HET setempat, dalam juknis terbaru juga ditentukan indeks kemahalan wilayah provinsi di Indonesia. Ini dapat dijadikan sebagai acuan penentuan HET.
Indeks kemahalan wilayah dapat diunduh secara gratis. Berikut ini link unduh indeks kemahalan wilayah yang tertera dalam lampiran ke-13 juknis terbaru MBG 2025.
Link Unduh Indeks Kemahalan Wilayah
Pembaca yang ingin membaca artikel sejenis terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat mengakses tautan berikut ini:
Link Artikel tentang MBG
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Wisnu Amri Hidayat
