tirto.id - Ukuran celana atau lingkar pinggang hanya salah satu indikator untuk mendeteksi potensi obesitas seseorang. Perhitungan lingkar pinggang tersebut masih harus disesuaikan dengan indikator lain, seperti indeks massa tubuh (body mass index/BMI).
Metode BMI berguna untuk mengetahui kategori berat badan. BMI juga popular digunakan oleh profesional kesehatan untuk alat skrining dan menentukan risiko seseorang terkena masalah kesehatan.
Hasil ukur BMI bisa disesuaikan dengan lingkar pinggang atau ukuran celana. Melansir National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), pria dengan lingkar pinggang 102 cm atau lebih, memiliki risiko penyakit lebih tinggi, apabila juga memiliki BMI yang tergolong sebagai obesitas tingkat 1-3.
Lingkar pinggang 102 cm bagi laki-laki, diperkirakan setara dengan ukuran celana standar. Cek cara mendeteksi obesitas melalui BMI dan lingkar pinggang.
Cara Mengetahui Obesitas dengan Metode BMI: Rumus & Hitungan
BMI adalah indikator pengukur untuk menentukan kategori berat badan ideal atau tidak. Metode ini dikembangkan pada abad ke 19, oleh Adolphe Quetelet
Melansir laman NHLBI, terdapat beberapa kategori dalam pengukuran BMI. Kategori ini berdasar pada ukuran berat badan kurus, ideal, gemuk, hingga obesitas.
Berikut klasifikasi berat badan menurut metode BMI:
- Berat badan kurang (underweight): ≤ 18,49 kg/m²
- Berat badan ideal atau normal: 18,5–24,9 kg/m²
- Berat badan berlebih (overweight): 25–29,9 kg/m²
- Obesitas Kelas 1: 30,0-34,9 kg/m²
- Obesitas Kelas 2: 35,0-39,9 kg/m²
- Obesitas Kelas 3 atau ekstrem: 40 kg/m² ke atas
Berikut rumus BMI:
[berat badan (kg) : ((tinggi badan (m) x tinggi badan (m))]
Sebagai contoh, Pak Tirto memiliki berat badan 60 kg dengan tinggi badan 150 cm (1,5 m), maka cara menghitung BMI adalah sebagai berikut:
BMI = 60 : (1,5 x 1,5) = 60 : 2,25 = 26,6
Jadi, hasil perhitungan BMI dari Pak Tirto, dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 150 cm adalah 26,7. Maka, Pak Tirto termasuk dalam kategori berat badan berlebih (overweight).
Untuk lebih akurat mengetahui tingkat obesitas dan risiko penyakit, ukuran BMI itu bisa disesuaikan dengan ukuran lingkar pinggang. NHLBI membagi 2 kategori lingkar pinggang untuk masing-masing gender.
Untuk laki-laki, lingkar pinggang itu dikelompokan menjadi: kurang 102 cm (ukuran celana kurang dari 39) dan lebih dari 102 cm (ukuran celana lebih dari 39). Sedangkan untuk perempuan, dikelompokan menjadi: lingkar pinggang kurang dari 88 cm (ukuran celana kurang dari 34) dan lingkar pinggang lebih dari 88 cm (celana lebih dari 34).
Penggabungan indikator BMI dengan lingkar pinggang, bisa disimak melalui tabel relativitas berikut ini:
| BMI (kg/m2) | Risiko penyakit lingkar pinggang (laki-laki kurang dari 102 cm dan perempuan kurang dari 88 cm ) | Risiko penyakit lingkar pinggang (laki-laki lebih dari 102 cm dan perempuan lebih dari 88 cm ) | |
| Kekurangan berat badan | < 18.5 | - | - |
| Normal | 18.5–24.9 | - | - |
| Kelebihan berat badan | 25.0–29.9 | Meningkat | Tinggi |
| Obesitas kelas 1 | 30.0–34.9 | Tinggi | Sangat tinggi |
| Obesitas kelas 2 | 35.0–39.9 | Sangat tinggi | Sangat tinggi |
| Obesitas ekstrem | 40.0 + | Ekstrem | Ekstrem |
Semakin tinggi angka obesitas menurut hitungan BMI dan relativitas ukuran lingkar pinggang, maka berbanding lurus risiko penyakit tertentu.
Penyakit tersebut biasanya berupa penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, batu empedu, masalah pernapasan, dan kanker tertentu, menurut Diabetes Canada.
Link Kalkulator BMI untuk Mengetahui Tingkat Obesitas
Pembaca juga dapat dengan mudah melihat kategori berat badan menggunakan kalkulator BMI. Informasi tersebut, penting untuk melakukan skrining terhadap tubuh dan kesehatan.
Berikut link kalkulator BMI untuk mengetahui tingkat obesitas, yang dapat menjadi rujukan pembaca:
Link Kalkulator BMI untuk Mengetahui Tingkat Obesitas
Link Kalkulator BMI untuk Mengetahui Tingkat Obesitas
Meski kerap digunakan sebagai metode pengukuran berat ideal, BMI memiliki beberapa kekurangan. Metode ini hanya menyertakan berat badan dan tinggi badan, tanpa memperhatikan usia, massa otot, atau lemak tubuh. Sehingga untuk mengetahui tanda-tanda obesitas, masih memerlukan bimbingan dari profesional.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id







































