tirto.id - Badan pengelola sepak bola Uni Eropa, UEFA, disebut membatalkan rencana penjatuhan sanksi ke Israel imbas apa yang terjadi di Gaza. Apa yang menyebabkannya?
Sebelumnya, UEFA didesak berbagai pihak untuk menjatuhkan sanksi penangguhan keikutsertaan Israel dalam ajang internasional.
Hal itu, misalnya, disampaikan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, yang secara terbuka menyatakan bahwa Israel seharusnya tidak diperbolehkan mengikuti ajang olahraga internasional, sebagaimana yang diterapkan pada Rusia.
Melansir The Guardian, UEFA sejauh ini tidak mengonfirmasi tetapi juga tidak menyangkal informasi bahwa mereka kini tengah mempertimbangkan menggelar pertemuan luar biasa para anggota komite eksekutifnya terkait hal ini.
Pertemuan itu dikabarkan akan digelar untuk melakukan pemungutan suara tentang apakah Israel akan diberi sanksi atau tidak.
Mulanya, pertemuan itu dikabarkan bakal terjadi dalam waktu dekat dari minggu ini. Namun, bukannya keikutsertaan Israel, belakangan justru agenda pemungutan suara itu yang ditangguhkan.
Alasan UEFA Disebut Tangguhkan Rencana Sanksi untuk Israel
Mengutip The Athletic, Wakil Presiden FIFA, Victor Montagliani, menyebut bahwa UEFA memilih untuk menangguhkan rencana saksi Israel karena pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait Gaza.
Sebelumnya pada Senin (29/9) lalu, Trump mengumumkan rencana perdamaiannya untuk mengakhiri konflik di Gaza. Dalam pengumuman itu, Trump memberikan tenggat waktu selama 3-4 hari bagi Hamas untuk menyetujui proposal itu.
Dijelaskan Montagliani, rencana itu membuat UEFA mengurungkan niat untuk mengambil tindakan terkait sanksi Israel dalam waktu dekat.
"UEFA mengatakan mereka akan menunda pemungutan suara [dan] menunggu rencana perdamaian," kata Montagliani.
Montagliani, yang juga merupakan Presiden CONCACAF, menyatakan bahwa ia pribadi menghormati apa yang jadi keputusan UEFA.
"[Israel] adalah anggota UEFA dan, sama seperti jika saya harus berurusan dengan anggota di wilayah saya, itu adalah keputusan UEFA. [Israel] adalah anggota mereka, mereka yang harus berurusan dengannya dan saya menghormati tidak hanya proses mereka, tetapi juga keputusan apapun yang mereka buat," katanya.
Israel kini masih diperbolehkan ikut berlaga di kompetisi Eropa, baik di tingkat klub maupun timnas.
Di tingkat klub, Maccabi Tel Aviv yang berasal dari Israel kini tengah berlaga di Liga Europa dan akan menghadapi Dinamo Zagreb pada Jumat dini hari mendatang.
Sedangkan, Timnas Israel kini tengah berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa dengan laga terdekat melawan Norwegia pada 11 Oktober dan Italia pada tiga hari setelahnya.
Sebelumnya, pada pekan lalu, kelompok pakar independen PBB secara khusus mendesak FIFA dan UEFA untuk menangguhkan keanggotaan Israel dari ajang sepak bola internasional.
UEFA yang selama ini tidak mengeluarkan pernyataan resmi terkait Gaza, mendapat tekanan yang kian besar untuk bertindak usai pemerintahan sejumlah negara Eropa—termasuk Prancis dan Inggris—mulai mengakui Palestina sebagai negara merdeka secara resmi.
Sementara itu, seruan dan desakan untuk menangguhkan keikutsertaan Israel di ajang sepak bola internasional sebenarnya telah dilakukan oleh Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) sejak satu dekade lalu.
Namun, FIFA baru merespon permintaan PFA pada 2024 dengan membentuk tim analisis hukum independen untuk mengkaji keluhan dari PFA itu. Hanya saja, hingga kini, belum ada hasil dari para analis tersebut.
Jumlah korban tewas dalam konflik Palestina-Israel di Gaza sejak 2023 lalu kini telah mencapai lebih dari 65.000 jiwa. Di antara para korban itu, sebanyak 800 atlet, pemain dan ofisial olahraga termasuk di dalamnya.
Salah satu kematian yang paling terkemuka adalah meninggalnya pemain timnas Palestina, Suleiman al-Obeid, akibat serangan Israel.
Pemain berjuluk Pele dari Palestina itu tewas diserang militer Israel ketika tengah mencari bantuan makanan di Gaza pada 6 Agustus lalu.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id


































