tirto.id - Hitungan weton Jawa untuk pernikahan dapat dilakukan dengan mudah apabila mengetahui rumus-rumusnya. Namun sebelum menggunakan kalkulator weton pernikahan, harus diketahui neptu dino dan neptu pasaran kedua orang calon pasangan.
Dalam tradisi Jawa, terdapat kebiasaan unik dalam menentukan sebuah pasangan, berjodoh atau tidak. Penentuan keserasian tersebut dilakukan melalui hitungan weton jodoh. Meskipun demikian, tradisi hitungan Jawa jodoh tersebut kini hanya dipakai sebagian masyarakat Jawa.
Apakah Anda tertarik untuk mengetahui hitungan Jawa untuk pernikahan? Berikut ini akan diulas mengenai tujuan, tabel, cara, hingga makna hitungan weton Jawa untuk pernikahan.
Apa yang Dimaksud Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan?
Hitungan weton untuk pernikahan menjadi salah satu tradisi yang masih berkembang di masyarakat Jawa hingga kini.
Hitungan weton jodoh diperoleh dengan menjumlah hari neptu (tanggal kelahiran) dan neptu pasaran kedua pasangan, yang kemudian dihitung menggunakan rumus tertentu. Tujuan dari kalkulator weton pernikahan Jawa di antaranya sebagai berikut:
- Menentukan suatu pasangan baik atau tidak.
- Mengetahui watak dan perilaku seseorang.
- Menjauhkan kesialan.
- Meraih kesuksesan dalam pernikahan.
Tabel Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan
Untuk melakukan perhitungan weton Jawa untuk pernikahan, diperlukan neptu dino, neptu pasaran, dan hasil perhitungan.
Berikut ini tabel dari ketiga unsur utama yang diperlukan dalam mempraktikkan kalkulator weton pernikahan di Jawa:
1. Angka Dino Neptu
No. | Dhino (Hari) | Neptu (Nilai) |
1. | Senin | 4 |
2. | Selasa | 3 |
3. | Rabu | 7 |
4. | Kamis | 8 |
5. | Jumat | 6 |
6. | Sabtu | 9 |
7. | Minggu | 5 |
2. Angka Pasaran
No. | Hari Pasaran | Neptu (Nilai) |
1. | Legi | 5 |
2. | Pahing | 9 |
3. | Pon | 7 |
4. | Wage | 4 |
5. | Kliwon | 8 |
3. Jatuh Angka Hasil Perhitungan
Angka | Hasil | Angka | Hasil |
1 | Pegat | 19 | Jodoh |
2 | Ratu | 20 | Topo |
3 | Jodoh | 21 | Tinari |
4 | Topo | 22 | Padu |
5 | Tinari | 23 | Sujanan |
6 | Padu | 24 | Pesthi |
7 | Sujanan | 25 | Pegat |
8 | Pesthi | 26 | Ratu |
9 | Pegat | 27 | Jodoh |
10 | Ratu | 28 | Topo |
11 | Jodoh | 29 | Tinari |
12 | Topo | 30 | Padu |
13 | Tinari | 31 | Sujanan |
14 | Padu | 32 | Pesthi |
15 | Sujanan | 33 | Pegat |
16 | Pesthi | 34 | Ratu |
17 | Pegat | 35 | Jodoh |
18 | Ratu | 36 | Topo |
Contoh Cara Menghitung Weton Jawa untuk Pernikahan
Perhitungan weton Jawa untuk pernikahan dilakukan dengan menjumlah angka hari dan pasaran kedua pasangan.
Jumlah tersebut selanjutnya dibagi dua akan menghasilkan angka yang memiliki arti tertentu. Berikut ini contoh perhitungan weton Jawa untuk pernikahan:
Nama Pasangan | Dino Neptu (Hari Lahir) | Pasaran | Jumlah | Perhitungan |
Humam | Senin (Angka 4) | Wage (Angka 4) | 4 + 4 = 8 | (8 + 18) : 2 = 26 : 2 |
Isma | Sabtu (Angka 9) | Pahing (Angka 9) | 9 + 9 = 18 | Hasilnya 13 |
Hasil perhitungan weton Jawa untuk pernikahan Humam dan Isma adalah 13 yang menghasilkan pada tinari.
Makna Hasil Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan
Hasil perhitungan weton Jawa untuk pernikahan memiliki makna masing-masing. Berikut ini tabel mengenai makna-makna hasil perhitungan weton pernikahan dalam tradisi Jawa:
Hasil | Makna Simbolik |
Pegat | Pasangan yang diperhitungkan akan mengalami pertengkaran akibat ekonomi atau perselingkungan, sehingga terjadi perceraian |
Ratu | Pasangan yang diperhitungkan sudah cocok dan berjodoh serta dihargai tetangga maupun lingkungan sekitar. |
Jodoh | Pasangan yang diperhitungkan benar-benar cocok dan berjodoh serta saling menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lain. |
Topo | Pasangan yang diperhitungkan akan mengalami kesusahan di awal musim, karena masih saling memahami satu sama lain. Namun, pasangan ini akan bahagia pada akhirnya. |
Tinari | Pasangan yang diperhitungkan kehidupannya penuh dengan kebahagiaan dan mempunyai kondisi keuangan yang baik serta berkecukupan. |
Padu | Pasangan yang diperhitungkan kerap mengalami pertengkaran karena masalah-masalah sepele. Namun, pertengkaran tersebut tidak sampai menyebabkan perceraian. |
Sujanan | Pasangan yang diperhitungkan kerap mengalami pertengkaran sampai menyebabkan perceraian. |
Pesti | Pasangan yang diperhitungkan akan diselimuti keharmonisan sampai masa tua. |
Perspektif Hitungan Weton Pernikahan dalam Islam
Islam memandang weton pernikahan dalam dua perspektif meliputi mubah (boleh) dan haram.
Hukum penggunaan weton dalam pernikahan dinilai haram, apabila seseorang meyakini adanya pengaruh weton terhadap ketidakharmonisan rumah tangga. Hal ini berujung pada rusaknya akidah seorang muslim, karena beranggapan ada entitas selain Allah Swt yang dapat memberikan pengaruh.
Di sisi lain, hukum penggunaan weton pernikahan dalam Islam dinilai mubah, apabila melihat sebagai suatu kebiasaan yang berulang-ulang dan terbukti. Namun, keterkaitan itu harus dianggap tidak mutlak.
Ulama dalam melihat hukum weton berbeda pendapat. Salah satu pendapat kuat tentang perkara tersebut datang dari Imam Syafi'i yang dinukil Ibnul Firkah sebagai berikut:
“Apabila ahli nujum berkata dan meyakini bahwasanya tidak ada yang dapat memberi pengaruh [baik-buruk] selain Allah, hanya saja Allah menjadikan kebiasaan bahwa terjadi hal tertentu di waktu tertentu sedangkan yang dapat memberi pengaruh hanyalah Allah semata, maka ini menurutku tak mengapa. Hal itu menjadi tercela apabila diyakini bahwa bintang-bintang itu atau makhluk lainnya bisa memberikan pengaruh [baik-buruk],” (Ibnu Ziyad, Ghayatut Talkhis Murad min Fatawa Ibn Ziyad, Maktabah Syamilah, halaman 206).
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani