Menuju konten utama

Kalender Jawa Tahun 2024 Lengkap dengan Weton dan Pasarannya

Informasi mengenai kalender Jawa tahun 2024 lengkap dengan weton dan pasarannya. Kalender Jawa dalam bentuk PDF dan PNG bisa diunduh lewat link berikut ini.

Kalender Jawa Tahun 2024 Lengkap dengan Weton dan Pasarannya
Ilustrasi Kalender Jawa. foto/istokcphoto

tirto.id - Kalender Jawa tahun 2024 lengkap dengan weton dan pasarannya banyak dicari masyarakat Jawa untuk melihat penanggalan, khususnya guna menetapkan waktu yang tepat menggelar sejumlah acara penting.

Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan masyarakat Jawa sejak masa Kesultanan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung, tepatnya dimulai pada tahun 1633 Masehi.

Penanggalan Jawa ini diimplementasikan Sultan Agung melalui dekrit, sebagai salah salah satu upayanya untuk menyebarkan agama Islam di Jawa. Masyarakat Kesultanan Mataram yang saat itu menggunakan penanggalan Saka diganti menggunakan penanggalan Jawa.

Secara garis besar, penanggalan Jawa merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam atau Hijriah dan penanggalan Hindu atau Saka.

Kalender Tahun 2024 Lengkap dengan Pasaran Jawa

Kalender tahun 2024 lengkap dengan pasaran Jawa didasarkan oleh kalender Jawa Sultan Agungan, yang memiliki referensi yang sama dengan kalender Hijriyah, yakni berpatokan pada peredaran bulan (lunar system).

Namun secara praktis, sistem penentuan awal bulan kalender Jawa Sultan Agungan tidak sama dengan penentuan awal bulan pada kalender Hijriyah.

Kalender Jawa Islam Sultan Agungan tergolong sistem kalender aritmatik yang disusun berdasarkan perhitungan matematika/ aritmetika dengan ketentuan rumus-rumus yang telah ditetapkan.

Berikut ketentuan kalender Jawa Sultan Agungan menurut tesis yang dilakukan Siti Marhamah pada tahun 2022 berjudul Kalender Jawa Islam Sultan Agungan di Kesultanan Yogyakarta.

Satu tahun kalender Jawa Sultan Agungan berumur 354 3/8 hari. Satu daur atau siklusnya berlangsung selama 8 tahun, disebut Windu.

Nama-nama tahun Jawa dalam satu windu (8 tahun) memiliki nama yang berbeda. Berikut nama tahun dan jumlah hari tahun Jawa Sultan Agungan: Tahun Alipm 354 hari; Tahun Ehe, 55 hari; Tahun Jimawal, 354 hari; Tahun Je, 354 hari; Tahun Dal, 355 hari; Tahun Be, 354 hari; Tahun Wawu, 354 hari; dan Tahun Jimakir, 355 hari.

Satu windu ada 3 tahun kabisat atau disebut Wuntu (355 hari), sementara itu tahun pendek disebut Wastu (354 hari). Hasil tambahan kelebihan 3 hari selama 8 tahun (3/8 x 8 = 3 hari) di atas, yakni pada tahun ke-2, 5, dan 8.

Nama-nama bulan dalam kalender Jawa Sultan Agungan diambil dari kata-kata bahasa Arab yang diubah sesuai 53 dengan dialek orang Jawa meliputi: Sura, 30 hari; Sapar, 29 hari; Mulud, 30 hari; Bakdamulud, 29 hari; Jumadilawal, 30 hari; Jumadilakhir, 29 hari; Rejeb, 30 hari.

Lalu, Rejeb, 30 hari; Ruwah, 29 hari; Pasa, 30 hari; Sawal, 29 hari; Dulkangidah, 30 hari; dan Besar 29 atau 30 hari.

Dalam sistem kalender Jawa Sultan Agungan terdapat 4 nama windu yaitu Kuntara, Sangara, Sancaya, dan Adi. Setiap windunya berjumlah 2835 hari, yang apabila dijumlah menjadi empat memiliki total 11.340 hari.

Dalam kurun waktu 32 tahun atau 4 windu, nama hari, pasaran, tanggal, bulan, tahun dan windu akan persis terulang. Peristiwa terulangnya unsur-unsur waktu tersebut disebut dengan “tumbuk”.

Dalam penanggalan Jawa terdapat dua macam lambang windu yaitu Kulawu dan Langkir. Tahun Jawa Islam Sultan Agungan pada hari Jumat Legi tanggal 1 Sura 1555, atau 1 Muharram 1043 H atau 8 Juli 1633 M, bersamaan dengan Windu Kuntara Lambang Kulawu.

Peristiwa permulaan tahun Jawa ditandai dengan sengkalan: Jemparingan Batu Galak (1555) serta singkatan Bataraku Sangan Ilang Cayaku Adi Ilang yang bermakna Kuntara Kulawu Sangara Langkir Sancaya Kulawu Adi Langkir.

Permulaan hari pada kalender Jawa Islam Sultan Agungan sama dengan permulaan hari pada kalender Hijriyah, yaitu pada saat matahari terbenam atau saat maghrib.

Tujuh nama hari dalam penanggalan jawa disebut Saptawara yang meliputi: Ngahad (Dite), Senen (Soma), Selasa (Anggara), Rebo (Buda), Kemis (Respati), Jemuwah (Sukra), Setu (Tumpak).

Kalender Jawa juga mengenal istilah Pacawara atau kerap juga disebut dengan Pasaran. Pancawara atau pasaran biasa digunakan oleh pedagang pasar di jawa untuk menamai pasar tempat mereka berjualan.

Pasaran dalam kalender Jawa Islam Sultan Agungan meliputi Kliwon (kasih), Legi (manis), Pahing (jenar), Pon (palaguna), dan Wage (cemengan).

Link Unduh Kalender Jawa Tahun 2024

Berikut ini adalah link unduh kalender Jawa tahun 2024 lengkap dengan weton dan pasarannya dalam file PNG dan PDF.

Link Unduh Kalender Jawa 2024 PNG

Link Unduh Kalender Jawa 2024 PDF

Baca juga artikel terkait KALENDER JAWA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra