tirto.id - Surah Al-Waqiah ayat 35-38 memberikan kabar gembira mengenai hal yang akan diterima oleh golongan tertentu di akhirat kelak. Siapa golongan yang cukup beruntung disebutkan pada surah Al-Waqiah 35-38?
Surah Al-Waqiah adalah surah nomor 56 dalam Al-Qur'an. Sesuai dengan namanya, golongan surah Makkiyah tersebut banyak menceritakan mengenai gambaran tentang hari kiamat dan berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Semua diceritakan dalam 96 ayat yang terbagi ke dalam tiga ruku'.
Khusus pada bacaan surah Al-Waqiah 35-38, topik yang diangkat seputar kehidupan di surga. Allah berfirman mengenai sosok yang kelak menjadi teman hidup penghuni surga, yaitu bidadari.
Bacaan Surah Al-Waqiah Ayat 35-38 dan Artinya
Melalui arti surah Al-Waqiah ayat 35-38, Allah memberikan gambaran keadaan para bidadari di surga. Berikut bacaan surah Al-Waqiah ayat 35-38 beserta artinya:
1. Ayat 35
اِنَّآ اَنْشَأْنٰهُنَّ اِنْشَاۤءًۙ - ٣٥Innaa annsyaa naahun-na innsyaa-a
Artinya: "Kami menciptakan mereka [bidadari-bidadari itu] secara langsung"
2. Ayat 36
فَجَعَلْنٰهُنَّ اَبْكَارًاۙ - ٣٦Faja’alnaahunna abkaaroo
Artinya: "Lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan"
3. Ayat 37
عُرُبًا اَتْرَابًاۙ - ٣٧‘Uruban atroobaa
Artinya: "Yang penuh cinta [dan] sebaya umurnya"
4. Ayat 38
لِّاَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ ࣖ - ٣٨Li-ash-haabil yamiin
Artinya: "Untuk golongan kanan"
Tafsir Surah Al-Waqiah Ayat 35-38
Tafsir surah Al-Waqiah ayat 35-38 telah dijelaskan dalam kitab Tafsir Al-Jalalain. Penulisnya adalah Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi dari mazhab Syafi'i.
Surah Al-Waqiah ayat 35-38 bercerita tentang hadiah bagi penghuni surga laki-laki, yaitu memperoleh bidadari yang cantik jelita. Bidadari ini diciptakan Allah SWT tanpa dilahirkan, suci, tidak haid, dan semerbak wanginya.
Pada ayat 36, Allah subhanahu wa ta'ala menjelaskan, para bidadari selalu dalam kondisi perawan. Setiap kali suami mereka menggaulinya, selepas itu keadaannya kembali seperti belum pernah disentuh sebelumnya.
Kondisi ini menunjukkan kesucian bidadari yang selalu tampil sempurna. Mereka menjadi hadiah bagi para penghuni surga.
Ayat 37 menjelaskan bahwa bidadari diciptakan dalam usia sebaya. Usia ideal ini sebagaimana dalam riwayat Ibnu Abbas sekitar 33 tahun. Selain itu, kondisi psikologis bidadari diceritakan sebagai sosok penyayang dan penuh cinta kasih pada suami mereka.
Terakhir, ayat 38 kian menegaskan bahwa hadiah bidadari ini hanya diberikan kepada "golongan kanan", yaitu orang-orang yang mengikuti perintah Allah subhanahu wa ta'ala dengan sungguh-sungguh dan menjauhi larangan-Nya.
Apa Isi Kandungan Surah Al-Waqiah Ayat 35-38?
Surah Al-Waqiah ayat 35-38 menjelaskan keutamaan penghuni surga dan gambaran bidadari di dalamnya. Pembahasan terkait ganjaran surga ini berkaitan dengan tema besar surah Al-Waqiah tentang hari kiamat dan kehidupan di akhirat kelak.
Salah satu bahasan penting dalam surah Al-Waqiah adalah gambaran keadaan surga, keindahan, dan kenikmatan yang diberikan kepada penghuninya. Ayat 35-38 menyinggung mengenai kondisi tersebut.
Empat ayat Al-Waqiah ini menggambarkan mengenai bidadari yang dihadiahkan bagi penghuni surga. Kendati sudah dijelaskan dengan gamblang, sebenarnya gambaran surga jauh lebih indah daripada bayangan manusia.
Gambaran yang disebutkan dalam Al-Qur'an tersebut hanya mengenalkan manusia pada kenikmatan surga, Adapun gambaran surga sebenarnya baru bisa dinikmati keagungannya saat manusia manusia benar-benar menjadi penghuninya.
Hal tersebut dijelaskan melalui sabda Nabi Muhammad ﷺ dalam hadis qudsi:
“Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: 'Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu [surga] yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas di benak manusia untuk hamba-hamba-Ku yang saleh'.” (H.R. Muslim).
Keutamaan Membaca Surah Al-Waqiah
Secara umum, orang yang membaca surah Al Waqiah akan memperoleh ketenangan hidup dan kekayaan jiwa. Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad ﷺ:
"Barang siapa membaca surah Al-Waqi'ah setiap malam niscaya ia tidak akan pernah miskin atau kekurangan selamanya," (H.R. Baihaqi).
Hadits tersebut diriwayatkan Al-Hârits bin Abu Usâmah dalam kitab Musnad-nya no. 178 dan Ibnu Sunniy dalam kitab Amalul Yaum wal Lailah, no. 674. Namun, status hadis dihukumi lemah oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Âhadits Dha’îfah, 286 dan Dha’îf al-Jâmi’, 5773.
Menurut Albani, pendapat dari imam Ahmad bin Hambal, Imam Abu Hâtim ar-Râzi, imam Abdurrahman bin Abi Hatim, Imam ad-Daruquthni, al-Baihaqi dan selainnya juga melemahkan hadits ini. Oleh sebab itu, hadis tersebut tidak bisa menjadi sandaran, namun maknanya masih dapat dipakai sebagai motivasi dalam beramal.
Keutamaan lain surah Al-Waqiah adalah sebagai pengingat tentang Hari Kiamat. Keagungan surah Al-Waqiah ini menjadikan Rasulullah SAW kerap merenung sampai-sampai perawakannya lebih tua daripada biasanya.
Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Tirmidzi bahwa Abu Bakar RA bertemu dengan Nabi Muhammad, kemudian ia berkomentar: "Wahai Rasulullah, Anda tampak lebih tua dan beruban," ujar Abu Bakar.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: "Saya telah dibuat beruban oleh Surah Hud, Al-Waqi'ah, Al-Mursalat, Amma Yatasan Alun [An-Naba'], dan Izasy-Syamsyu Kuwwirat [Asy-Syam]," (H.R. Tirmidzi).
Sebagai pengingat tentang Hari Kiamat dan kehidupan di akhirat, Rasulullah ﷺ kerap membaca Al-Waqi'ah ketika mengerjakan salat dua rakaat, misalnya salat sunah atau salat Subuh.
Hal ini tergambar dalam hadis sahih berikut: "Kadang kala beliau shallallahu alaihi wa sallam membaca surat Al-Waqi’ah dan yang semisalnya dalam dua rakaat," (H.R. Ahmad)
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar & Ilham Choirul Anwar