Menuju konten utama

Apakah Game Roblox Bahaya dan Tidak Aman untuk Anak?

Apakah game Roblox bahaya dan tidak aman untuk anak? Simak ulasannya.

Apakah Game Roblox Bahaya dan Tidak Aman untuk Anak?
Game Roblox. (FOTO/roblox)

tirto.id - Baru-baru ini, game Roblox tengah disorot oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, karena dianggap mengandung unsur kekerasan. Apakah game Roblox bahaya dan tidak aman untuk anak?

Imbauan bahaya game Roblox tersebut disampaikan oleh Mendikdasmen dalam acara peninjauan Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah di Jakarta.

Menurutnya, game Roblox kerap kali menampilkan adegan berbahaya. Sedangkan anak-anak belum sepenuhnya bisa membedakan adegan nyata dan rekayasa

“Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek, jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya karena itu tidak baik ya,” kata Mendikdasmen Mu'ti, mengutip laporan Antaranews pada Senin (4/8/2025).

Apakah Game Roblox Bahaya?

Roblox adalah virtual universe 3D di mana pengguna dapat berkreasi, bermain, dan bersosialisasi secara imersif. Dalam game tersebut, beberapa konten dikembangkan oleh Roblox, tetapi sebagian besar merupakan konten buatan pengguna.

Laman Game Quitters melaporkan alasan mengapa Roblox diminati oleh anak-anak. Pertama, dalam game tersebut, pemain dapat terhubung, mencoba game satu sama lain, dan mendapatkan teman baru.

Kedua, anak-anak biasanya bermain game Roblox karena teman-temannya juga menggunakan game yang sama. Ketiga, game dasar Roblox dapat dimainkan dengan gratis, namun terdapat beberapa Robux (mata uang) untuk belanja beberapa item dalam game.

Keempat, game Roblox cenderung kompetitif karena pengguna memperebutkan skor terbaik di peta tertentu. Kelima, Roblox memungkinkan anak-anak berkreasi saat membuat game yang tersedia dalam fitur.

Pada tahun 2024, platform ini memiliki lebih dari 85 juta pengguna aktif harian. Dari jumlah tersebut, diperkirakan 40% di antaranya berusia di bawah 13 tahun, mengutip laporan penelitian yang dimuat The Guardian.

Dalam laporan tersebut, orang tua menjumpai anaknya bermain game Roblox dan menemukan konten yang tidak pantas. Tak hanya itu, anak dapat berinteraksi dengan orang dewasa. Orang tua itu kekhawatiran karena anak-anak yang mengalami kecanduan, melihat konten yang traumatis, dan didekati oleh orang asing.

Dalam kasus yang lain, terdapat orang tua menjumpai anak perempuan berusia sembilan tahun yang mulai mengalami serangan panik setelah melihat konten seksual saat bermain game.

Menanggapi hal tersebut, Roblox mengakui bahwa anak-anak yang menggunakan platform tersebut mungkin terpapar konten berbahaya dan aktor jahat. Roblox mengklaim sedang berupaya untuk memperbaiki hal ini.

Pakar perilaku digital mengungkapkan adanya kesenjangan yang meresahkan antara tampilan Roblox yang ramah anak dan realitas yang dialami anak-anak di platform tersebut.

Laporan tersebut menemukan bahwa anak-anak berusia lima tahun ke atas dapat berkomunikasi dengan orang dewasa saat bermain game Roblox. Tak hanya itu, ditemukan contoh interaksi antara orang dewasa dan anak-anak tanpa verifikasi usia yang efektif.

Hal ini masih terjadi meskipun Roblox telah mengubah pengaturan yang mengharuskan akun milik anak di bawah 13 tahun tidak lagi dapat langsung mengirim pesan kepada orang lain di luar game atau pengalaman, melainkan hanya memiliki akses ke pesan siaran publik.

Meski game Roblox memiliki filter dan moderasi bawaan, namun peneliti juga menemukan avatar uji yang terdaftar atas nama orang dewasa hingga dapat meminta detail Snapchat avatar uji berusia lima tahun dengan bahasa yang hampir tidak terkode.

Hal ini menciptakan peluang bagi perilaku predator, penipu dan kejahatan lainnya. Artinya, fitur keamanan yang telah dirilis oleh Roblox dinilai tidak cukup memadai.

Anak-anak masih dapat mengobrol dengan orang asing yang tidak ada di daftar teman. Anak-anak juga masih dapat berinteraksi dengan 6 juta pengalaman di platform, yang seringkali dengan deskripsi dan peringkat yang tidak akurat.

Mengutip laporan studi Pew Research Center berjudul Teens and Video Games Today yang dimuat dalam Roblox Corporation, 80% remaja usia 13–17 tahun menganggap pelecehan di video game adalah masalah bagi orang seusia mereka.

Sementara itu, lebih dari 40% responden pernah dipanggil dengan kata yang menyinggung saat bermain game. Bermain game Roblox juga memiliki risiko terkena perilaku berbahaya seperti cyberbullying.

Roblox umumnya aman untuk anak-anak, asalkan orang tua mengontrol aktivitas anak mereka dalam game, menurut laporan Game Quitters. Pihak Roblox juga mengklaim bahwa banyak anak bermain Roblox karena berbagai alasan positif, mulai dari relaksasi, membangun komunitas, hingga membentuk identitas dan mengekspresikan diri secara kreatif.

Namun, jika orang tua tidak dapat mengontrol, hal ini dianggap berbahaya pada anak. Sebab, anak dapat berinteraksi sosial dengan orang yang tidak dikenal dan berpotensi bertemu dengan penipu, predator, dan lainnya yang ingin memanfaatkan kenaifan beberapa anak yang bermain Roblox.

Pembaca juga dapat mengathui info lain tentang game Roblox melalui tautan di bawah ini:

Artikel tentang Game Roblox

Baca juga artikel terkait GIM ROBLOX atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo